Kamar itu sudah kembali berantakan. Tidak pernah bersih selama di gunakan oleh mereka. Ibarat kapal pecah atau gajah sakit filosofi sang nenek. Tapi toh mereka tidak peduli, masih seperti pengantin baru yang tak pernah bosan mamdu romantisme. juga seperti sahabat lama yang begitu klop dalam gelak tawa. sesekali mereka seperti musuh bebuyutan yang sekali serang argumen.
"g' mau!" Wanita itu kembali kumat bertingkah seperti anak kecil menghindari kecupan Sean. namun sejauh apapun menolak tetap saja tidak bisa terlepas dari kungkungan Sean yang sudah melilitnya sedari tadi.
"Ayolah " bujuk Sean menyibak selimut.
ia makin menggeleng keras sementara Sean semakin mendekat. " hhjmmm kyaa " ia berteriak kencang begitu Sean berhasil mengecup pipinya. Tidak peduli apakah teriakannya akan terdengar sampai keluar kamar atau tidak. Benar-benar selalu ketakutan dengan Sean padahal itu bukan aktivitas mereka pertama kali.