"Huft!" Aku menghempaskan tubuh di atas tempat tidur, lelah karena seharian berdiri menyalami tamu. Untung Mama juga menyiapkan kamar pengantin sehingga aku dan Candy tidak perlu pulang ke kontrakan Haji Anwar tengah malam begini.
"No! Bantuin buka gaun gue dong!"
Bukain gaun? Mataku yang tadi sudah nyaris redup karena mengantuk tiba-tiba melek kembali mendengar permintaan Candy. Bergegas kutegakkan kembali punggungku.
"Ini tolong resleting belakangnya nyangkut sama payetnya!" ucap Candy lagi. Ia sedang duduk di depan cermin rias, sibuk membersihkan wajahnya sedari tadi.
Aku pun bergegas mendekati Candy. Jantungku kembali berdegup kencang, jakunku naik turun. Apa sungguh kali ini aku akan membukakan gaun Candy dan melihat apa yang ia simpan di dalam gaun itu?
"No! Kok bengong sih? Ayo buruan! Udah gerah nih gue!" desak Candy.