POV GITA
Aku memasuki kamar putriku, kamar Candy yang telah hampir seminggu ia tinggalkan. Sesak rasanya dadaku. Mataku bergerak melihat melihat figura kayu di dinding, ada potret wajah Candy saat ulang tahunnya yang ke tujuh. Sungguh, aku rindu dengan putri kecilku itu, rindu saat ia masih jadi milikku seutuhnya. Sementara kini, Candy sudah terbagi.
Candyola Ferdiansyah, dia adalah putriku satu-satunya. Dia harapan tunggal aku dan suamiku setelah berkali-kali mengalami keguguran. Kami membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih. Apapun keinginan Candy, selalu kami usahakan untuk memenuhinya. Tapi Candy justru memberikan miliknya yang paling berharga pada orang lain. Sebagai ibu yang telah mengandung dan melahirkannya, aku sangat terluka saat tahu Candy sudah kehilangan keperawanannya.
Pintu kamar itu berderit. Ferdi, suamiku menyusul masuk ke kamar itu. Ia berdiri di sebelahku, turut memandangi potret Candy di kamar.
"Aku gagal jadi seorang ibu, Yah," lirihku pada suamiku itu.