POV FAY
Setelah menghabiskan semangkuk bubur ayam di piring masing-masing, aku dan Xeno pun kembali ke gubuk derita kami, gubuk derita yang bukan sebagai majas hiperbola semata, tapi sungguhan yang membuat menderita.
"Fay, gue ke luar dulu ya," ujar Xeno setelah mandi dan bersih-bersih.
"Ke luar ke mana?" tanyaku.
"Belum tahu."
"Gue ikut dong," pintaku. Jujur saja aku bosan jika harus berdiam diri di dalam kontrakan itu sendirian.
"Jangan! Gue nanti pakai ojek. Kalau lo ikut, kan jadi susah. Udah, di rumah aja."
"Gue bosan di sini, No. Apa coba yang bisa gue lakuin di rumah ini?"
"Lo beli kuota aja, trus streaming drama Korea sampai gue pulang. Daaah! Assalamu'alaikum!"
Eh, tumben sekali Xeno mengucapkan salam. "Waalaikumsalam," jawabku. Takutnya kalau nggak dijawab malah dosa.