Bunda dan ayah diam menatap dua manusia yang tertunduk itu. Ayahnya Zahwa mengusap kepalanya sambil menghela nafasnya. Sementara Bunda masih mempertahankan tatapannya seolah ingin mencari betul apa yang sedang dipikirkan oleh dua anak manusia ini. Dua orang itu sama sekali tidak habis pikir dengan yang dipikirkan oleh pasangan muda ini. Jelas sekali ada raut kekecewaan dan kegeraman dari tatapan penuh pengertian tersebut.
"Lea, jangan nunduk aja. Jelasin dengan Bunda dengan benar." Wanita itu sudah mencebik menatap puteri semata wayangnya yang sedang membuat ulah. Zahwa jarang sekali bertingkah. Tapi sekalinya buat ulah selalu mampu membuat ayah dan bundanya pusing. Dan permasalahan Zahwa sedari dulu selalu tidak pernah lepas dari urusan asmaranya.
"Maaf bunda," hanya itu yang bisa diucapkannya membuat bunda menghelakan nafas kasarnya. Zahwa menggigit bibirnya. Dia tahu bunda kecewa dan dia meminta maaf untuk itu.