Jaya mengerang malas ketika suara telepon menganggunya malam-malam begini. Suara umpatan keuar dari mulutnya dengan mata yang masih teramat perih tersebut. "Bangke! Baru beberapa waktu lalu Loe ngomelin gue gara-gara nggak tahu jam. Loe sendiri sekarang yang nelepon tanpa perasaan," Jaya mengomel dengan suara pelan takut membangunkan seseorang wanita yang tenggelam dalam alam mimpi yang tidur disebelahnya.
Jika Ryu sering protes padanya bahwa Jaya selalu tidak melihat waktu. Bersikap tidak sopan dengan sesuka hatinya untuk menelepon Ryu semaunya. Apa yang dilakukan Ryu pada saat ini lebih menyebalkan dari yang Jaya lakukan. Setidaknya Jaya hanya sering menganggu pagi Ryu, bukan tengah malam seperti yang dilakukannya saat ini.