Candy mengenggam tangan adiknya itu dengan tatapan yang memelas "Can! Balik ke kamar loe! Jangan buat gue lemah dengan mata loe." Candy masih keras kepala dihadapan adiknya. Memang itu yang diinginkannya. Laki-laki itu membatalkan pertarungan mereka. Alan menghembuskan nafasnya kasar. Keluarga Wijaya akan lemah setiap kali ditatap seperti itu oleh orang yang berarti dihidup mereka. Alan buru-buru mendorong kakaknya ke luar dari ruangan tersebut sebelum pikirannya runtuh. Apalagi kalau Candy sudah mengeluarkan senjata paling ampuhnya, air mata. Alan pasti tidak akan bisa mengatakan tidak.
***