Xeno dan Jaya sedang sibuk memaku-maku dinding untuk membuat beberapa rak guna menyimpan peralatan motor mereka seperti oli, pernak pernik permotoran, atau bisa juga digunakan untuk tempat meletakkan helm dan barang lainnya saat sebuah motor dengan knalpot bising yang sangat memekakkan telinga itu memasuki markas mereka.
Xeno dan Jaya tidak perlu berbalik untuk mengetahui siapa pemilik motor yang dengan suara yang sangat berisik itu. Begitu helm dibuka seorang pria dengan wajah jenaka serta memiliki alis lebat yang berbaris rapi di atas matanya tersenyum-senyum sipu. Dilihat dari manapun tidak ada gambaran posisi ketua geng motor yang suka berkelahi di wajah laki-laki yang suka tersenyum itu.