"Xeno! Itu apaan! Bangun nggak lo! Bangun!" Aku menggoyang-goyangkan tubuh Xeno.
"Apaan sih, Candy? Pagi-pagi udah teriak kayak ibu-ibu baru kemalingan jemuran aja!" semprot Xeno saat sudah membuka matanya.
"Lo lihat itu tuh!" Aku menoyor kepalanya ke bawah hingga ia melihat sendiri celana itu.
"Hehehe!"
Idih! Dia malah nyengir.
"Lo sange ya sama gue?" tudingku langsung. Bergegas aku beringsut sedikit dari sisinya, jadi ngeri sendiri kalau ia sampai melakukan hal yang tidak-tidak padaku tadi malam.
"Enggaklah! Siapa juga yang sange sama lo! Ini nih normal, Candy! Tiap pagi emang begini, apa lagi kalau dingin-dingin habis hujan," terangnya.
"Kemarin nggak kayak gitu," protesku.
"Kemarin kan gue yang duluan bangun daripada lo, ya lo mana tau."
"Ihhh! Pokoknya gue nggak mau lihat itu."
"Ya, udah, ngapain dilihat."
"Tapi mata gue jadi ngeliat ke sana mulu, Xeno!"
"Pengen, ya?" Xeno justru mendelik jahil.
"Idihh!"