Dua menantu Wiajay itu duduk ditaman rumah. Alvaro memutuskan untuk tinggal dengan Bunda dalam beberapa waktu agar Zahwanya tidak diculik lagi. Laki-laki itu sangat overprotektif pada wanitanya. Membuat siapapun yang berada di rumah itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepAlvaroya.
Aruna berkunjung kesana. Untuk melihat bagaimana keadaan saudara iparnya tersebut setelah penyekapannya dan setelah keluar dari rumah sakit. "Gimana rasanya diposesifin?" Aruna menggoda Zahwa membuat perempuan itu berdecak.
"Rasanya sangat tidak menyenangkan tapiaku mengeti kenapa Alvaro melakukanya," Aruna tertawa mendengar jawaban dari adik iparnya tersebut.
"Hm,, menyenangkan dicintai oleh putera Wijaya?" tanya Aruna. wajah Zahwa memerah. Aruna memang selalu hobi untuk mmebuat semburuat merah mengalir di pipinya spertinya. Zahwa kemudian menatap kea rah Aruna.
"Bang Aksa mana?" Aruna menggidikkan bahunya.
"Kamu kon nggak peduli gitu sih?" decak Zahwa sangat tidak percaya padanya.