Herman dan Yanti saling menatap satu dengan lainnya. Rasa bahagia menjadi satu. Hanya saja keluarga mereka tidak lengkap.
"Kenapa kaget? Nggak mau nikah? Ya sudah besok Kamu langsung pulang ke kota Yan? Dan Herman tidak akan pulang lagi ke kota Bireuen,"ancam Asnawi.
Seketika itu juga Herman terbangun dari dari tidurnya.
"Aku bersedia menikahi Yanti besok Kakek!"kata Herman.
"Bagaimana dengan Kamu Yanti? Apa Kamu bersedia?"tanya Asnawi. Lelaki tua itu melihat ke arah Yanti.
Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Asnawi. Dia melihat ke arah Ayahnya.
"Ayah setuju Nak. Menikahlah, Ayah yakin Herman lelaki yang baik buat Kamu,"kata Pak Din.
"Ya Kakek. Aku pun bersedia menikah dengan Bang Herman,"kata Yanti.
"Kakek. Aku tidak mempunyai banyak uang untuk membeli emas sebagai mahar Yanti. Bagaimana ini?"tanya Herman.
"Kamu tenang saja. Jika Kakek sudah menikahkan Kamu itu pastinya semua sudah beres."kata Asnawi.
"Alhamdulillah jika kalian setuju. Aku sangat bahagia."kata Pak Din.