Chereads / TERJERAT OLEH BOS TAMPAN / Chapter 20 - Chapter 20. TERTANGKAP BASAH

Chapter 20 - Chapter 20. TERTANGKAP BASAH

Pergumulann itu terus terjadi, entah mengapa kali ini Sea sangat agresif membuat Banin kaget dan hampir kewalahan menghadapi gadis tang masih sangat muda ini.

Ciuman-ciuman panas tang diberikan olehnya di sambut dan direspon dengan gairah membara oleh Sea. Tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba gadis cantik ini menyerang dengan tubuh mungilnya. Mendesah dengan rancauan manjanya bak anak kecil minta mainan.

Membuat Banin semakin gemas dan ingin memperlakukan lebih dari sekedar bercumbu. Akh! Mikir apa sich otaknya ini? Banin menyadarkan dirinya bahwa antara mereka belum ada ikatan apa-apa.

Banin hanya memastikan perasaannya sendiri terhadap Sea bahwa memang dia sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis itu. Banin benar-benar sudah jatuh cinta pada Sea Edrea Auriestela.

Tugas Banin sekarang akan memastikan siapa Sea yang sesungguhnya. Apakah benar gadis ini adalah gadis masa kecilnya? Seandainya memang semua benar, fix dia nggak akan pernah melepaskan lagi gadis yang sangat disayanginya dan akan berusaha melepaskan diri dari jerat bayang-bayang Eudrie yang selalu berdalih bahwa ditintalah gadis masa kecil Banin.

Banin sangat terkejut ketika mendengar rintihan dan tatapan sendu Sea. Akankah gari ini dia mengambil milik Sea? Banin yakin gadis ini masih perawan. Rasanya dia nggak tega menyakiti Sea kalau pada dasarnya nanti Sea akan terluka menjalani hubungan dengan dirinya.

"Sea," desahnya sambil terus melumat bibir kenyal yang sudah mulai membengkak itu. Sea kembali merintih membuat gejolak di dada Banin membara.

Ada sesuatu yang sudah membesar di bawah sana. Yang tak bisa dia tahan lagi. Sekuat tenaga pria itu menahannya agar tidak melukai Sea namun rintihan gadis itu membuatnya gila dan frustasi.

"Sea, aku sudah nggak sanggup menahannya," bisiknya tepat di telinga gadis itu. Banin mencium dan menggigit telinga Sea membuat gadis itu semakin menggila.

Dan akhirnya Banin melakukannya memerosotkan dirinya, membenamkan wajahnya di milik inti gadis cantik itu. Tak selang 20 menit Sea mengejang hebat, melentingkan tubuhnya dan menjerit membahana dengan segala rancauan tak karuan.

Banin seperti lupa daratan. Dia menindih tubuh kecil itu kalu membuat gadis itu kembali menjerit histeris. Tapi___

Ting tong! Ting tong!

Baik Banin dan Sea menghentikan seketika aktivitas panas mereka. Dengan buru-buru Banin dan Sea mencari pakaian meteka yang entah tercampakkan di mana.

Ting tong! Ting tong!

Kembali bel pintu itu terdengar begitu sarkas. Banin dengan setengah berlari menuju ke pintu sedang Sea langsung merapikan dirinya.

"Tante Mirna!" seru Banin tanpa sadar.

"Kamu kenapa Banin. Iya ini Tante. Memang kenapa? Kok kaget begitu melihat Tante datang. Seperti nggak suka begitu?" Mirnawati merasa heran dengan sikap keponakannya itu.

"Tante datang karena hari ini jamu yidak datang ke kantor. Kamu lebih sibuk mengurusi asisten pribadimu itu katimbang bekerja ke kantor," celetuk Mirna sambil berjalan ke arah sofa dan menghenyakkan tubuhnya di sofa ruang tamu itu.

"Bukan begitu, Tante. Banin ingin istirahat sehari saja di rumah."

"Kamu itu capek menjaga dan merawat asisten kamu itu Banin." Lagi-lagi Mirna menyalahkan Sea. Gadis itu menghela napas dan mengelus dadanya. Dia sengaja tak keluar karena takutnya nanti malah membuat Banin semakin di pojokkan.

"Tante ke sini membawakan laporan saham kita hari ini. Langsung naik ke atas. Mungkin benar kata kamu kemarin sistemnya eror atau mungkin ada yang meretas. Dan juga musuh bebuyutan kita kembali ke dunia bisnis. Alexander Corps. Apakah kamu sudah lihat beritanya.

"Sudah Tante. Dalam beberapa hari ke depan mereka akan meresmikan kembali Alexander ke dunia bisnis saham lagi. Kita harus lebih waspada. Bisa jadi kembalinya mereka ingin membalas semua kekalahannya waktu itu."

****

Pembicaraan tante dan ponakan itu berlangsung cepat. Tak lama di rumah Banin, wanita itu sudah keluar dan melajukan mobilnya ke tempat yang sudah di janjikan oleh Dave.

"Duit apalagi Dave. Bukannya beberapa hari yang lalu aku sudah transfer 50 juta." Ocehan Mirna membuat Dave sejenak terdiam. Memang benar Mirna sudah mentransfer uang banyak beberapa hati kemarin tapi ternyata itu rak membuat Eudtie luluh dengannya.

Sudah hampir seharian kemari dan juga hari ini gadis itu tak bisa dihubungi. Bahkan dua datang ke apartemen Eudrie tetap saja gadis cantik itu tidak bisa ditemuinya

Dave sudah diambang frustasi. Dua tidak bisa kehilangan Eudrie. Bukan karena gadis itu artis dan foto model terkenal atau dia punya saham 50% yang ditanam di perusahaan Banin. Namun karena dia benar-benar mencintai gadis itu dengan tulus.

Apapun yang fiinginkan gadis itu Dave selalu menyediakan apalagi tentang yang. Dia harus tela menjadi simpanan tante-tante demi dirinya. Yang lebih parahnya dirinya disuruh jadi simpanan wanita bernama Mirna demi nelsncarkan rencananya menguasai harta meluarga Kinandjaya keluarga yang sudah membuatnya kehilangan kedua orang tuanya saat kecelakaan.

"Akh Dave! Bisa nggak jangan di sini?"

"Terus di mana Tante? Di apartemen kejauhan, aku sudah nggak tahan," desis Dave terus menciumi leher perempuan itu.

"Kamu nggak tahan pengen duit aku Dave bukan yang lain." Agak ketus suaranya yang sudah begitu hapal dengan sifat Dave brondong simpanannya.

Dave diam membeku. Dia nggak menyangka hari ini bukan hari keberuntungannya. Sepertinya tante-tante penimbun pundi-pundi uangnya itu sedang tidak bersahabat hatinya. Entah ada apa dengannya.

"Maafkan aku kalau begitu. Mulai hari ini aku usahakan untuk tidak meminta yang padamu." Setelah bicara begitu, Dave langsung turun dari mobil Mirna.

Agak terkejut Mirna melihat reaksi Dave yang begitu mudah tersinggung dengan ucapannya tadi. Lalu disusulnya pria muda tang beda usia dengannta hampir 20 tahun itu.

"Dave! Tunggu! Kenapa sich mudah banget tersinggung. Aku lagi banyak kerjaan jadi moodku nggak tentu turun naik."Mirna mencoba untuk melunakkan kemarahan Dave.

Dia menggenggam jemari Dave lalu mencium punggungnya. Nanti kutransfer, ya." Akhirnya Mirna mengalah juga. Dia tidak ingin kehilangan pria muda yang sudah busa bikin dirinya puas dan merasa ketagihan terus itu.

"Mama!" Suara oanggilan itu seperti membuat dunia Mirna dan juga Dave kiamat.

Boooom! Duaaarrr!

"Mama! Apa yang mama lakukan dengan pria ini?" Sumpah demi apapun jantung Mirna seakan lepas dari tubuhnya. Terlebih lagi dengan Dave. Dia nggak menyangka kalau pria yang beberapa hati yang lalu memergokinya sedang mencumbu Eudrie adalah anak dari tante-tante piaraannya.

Ada semacam ketakutan di hati Dave. Takut sewaktu-waktu kalau Arlan akan membocorkan rahasianya. Bahwa di belakang mamanya dia main gila dengan orang kepercayaannya Eudrie.

"Dan kamu! Nggak ada kapok-kapoknta ya?"

Bukk!

"Eh! Arlan! Jangan pukik dua!" Arlan nggak oeduli dengan teriakan mamanya. Kemarahannya sudah tak terbendung lagi. Dia terus memukul Dave sampe babak belur.

"Arln, sudah! Mama mohon, jangan pukul lagi! Nanti dia bisa mati!" Mirna mencoba memegangi putranya dan memohon agar tidak memukul Dave. Air matsnya sudah berantakan menghambur keluar membasahi pipinya.

"Mana! Apakah mana sadar dengan apa yang mama lakukan? Ini memalukan, Ma! Ingat! Papa masih hidup. Dia butuh oetgatian Mama. Tapi Mama____

****

BERSAMBUNG