Sudah beberapa kali dering ponsel Sandra berbunyi saat Sandra meninggalkan benda pipih itu di meja ruang keluarga. Dirinya sedang sibuk menyiapkan makan siang untuk suaminya. Di hari kedua kedatangan dokter Ferry keadaan Aaram sedikit membaik,hanya selera makannya belum pulih benar.
"Halo…" Sandra mengangkat telepon dari dokter Sarah yang sudah berkali-kali menghubunginya
Pagi tadi dokter Ferry mengirim asistennya untuk mengambil sampel urine milik Aaram untuk dibawa ke lab. Gelagat dokter Ferry membuat Sandra kembali dilanda kecemasan lagi.
"Ya,ada apa dokter?"
"Bagaimana kalau hari ini,Aaram dibawa saja ke rumah sakit tempat aku dan Ferry praktek?"
"Apakah ada sesuatu?"
"Bukan begitu,hanya saja aku rasa Aaram memang harus menjalani pemeriksaan lengkap. Jangan kamu pedulikan keengganannya untuk ke dokter." Dokter Sarah nampak aneh saat berkata seperti itu