Kasih sayang seorang ibu tak akan pernah ada habisnya. Sosok ibu dengan tulus merawat buah hatinya sejak masih dalam kandungan. Ketika sudah lahir, ibu menjadi orang yang begitu perhatian dengan anaknya.Cinta ibu kepada anak melebihi segala sesuatu yang ada di dunia ini. Ibu akan berkorban dalam hal apa pun untuk kebaikan sang anak. Bahkan, ia akan maju paling depan saat anaknya disakiti dan akan merangkul saat anaknya bersedih,begitu besar pengorbanan sang ibu untuk anaknya.
Sandra terdiam ia mengingat anak laki-laki yang bersama ayahnya tadi. Apakah anak laki-laki itu adalah kakaknya?
"Ibu,tadi aku bertemu ayah sedang bersama seorang wanita dan juga seorang anak laki-laki. Apakah itu kakak tiriku?" tanya Sandra kepada Amira dan dijawab anggukan olehnya.
"Mereka terlihat seperti keluarga bahagia,bu. Aku sangat iri pada mereka" lirih Sandra
Amira sangat paham dengan perasaan putrinya,ini juga kesalahannya yang tidak mampu mempertahankan rumah tangganya. Karena kekuasaan dan keegoisan seseorang,rumah tangga yang awalnya bahagia kini telah hancur. Sosok yang dirindukan oleh Sandra tidak pernah hadir lagi dalam kehidupannya.
"Maafkan ibu,nak. Maaf" lirih Amira yang terisak
Sandra segera memeluk ibunya,ia berjanji akan membahagiakan sang ibu tanpa bayang-bayang seorang ayah. Bahkan mulai detik ini ia tak akan mau membuka hatinya untuk seorang pria. Kalau hanya ingin berteman Sandra masih menerimanya,tetapi jika lebih dari itu entahlah apakah di kemudian nanti Sandra siap menerima semuanya.
Flashback Off
__________________________________
Di sebuah gedung pencakar langit,seorang pria dengan style kemeja lengkap dengan jas berwarna navy sedang berdiri didepan jendela di ruangan kerjanya, memandangi pemandangan gedung-gedung pencakar langit dan jalan raya yang cukup padat,pria itu berdiri sambil memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celananya. Terdengar pintu diketuk,tak lama seorang pria bertubuh kekar dan berbaju serba hitam masuk dan menghampiri pria yang berdiri di depan jendela itu.
"Tuan" ucap pria yang baru masuk itu.
"Katakan" jawab pria yang masih setia memandang ke arah luar jendela
"Nona Sandra dan tuan Aaram sudah menikah,mereka menikah karena perjodohan yang diinginkan oleh kedua orang tua dari tuan Aaram."
"Hemm,perjodohan ya!kenapa harus perjodohan?"
"Menurut informasi yang kami dapat ibu Amira takut kalau nona Sandra benar-benar tidak ingin menikah untuk selamanya karena memiliki rasa trauma terhadap pria. Nona Sandra juga takut membuka hatinya untuk seorang pria karena takut kejadian yang menimpa ibunya terulang kembali di kehidupannya,tuan."
"Separah itukah?sampai ia tidak mau menerima bahkan membuka hatinya untuk seorang pria?"
Pria itu bermonolog sendirian di dalam hatinya.
"Baiklah kamu boleh keluar,terima kasih atas info yang kalian dapat. Aku akan mengirimkan bonus untuk kalian atas kinerja kalian selama ini,dan jangan sampai kalian lalai untuk menjaga Sandra dan Ibunya."
Pria berbaju hitam itu membungkukkan badannya "siap tuan dan terima kasih."
Pria itu pun segera pergi meninggalkan ruangan. Sedangkan Pria yang tadi sedang berdiri dekat jendela pun berjalan mendekat ke arah meja kerja dan duduk di kursi kebesarannya sebagai seorang pimpinan di perusahaan itu. Ia meraih sebuah foto keluarga yang terlihat sangat bahagia.
"Aku berjanji akan membuat kamu dan ibumu tersenyum dan bahagia kembali. Aku akan menemui kalian berdua,tapi sebelum itu aku harus mengurus seseorang terlebih dahulu." Pria itu berucap dengan sangat yakin,lalu ia menaruh foto itu kembali dengan posisi seperti semula,ia segera bangkit dari duduknya dan segera keluar dari ruangannya.
__________________________________
Sore hari Aaram menjemput Sandra di restoran. Aaram tiba di restoran pas adzan maghrib berkumandang,lalu ia bergegas keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu masuk restoran. Sebelum kembali ke rumah,Sandra dan Aaram melaksanakan sholat maghrib bersama di mushola dekat restoran. Terlihat Aaram selesai sholat dan keluar dari mushola terlebih dahulu,ia menunggu Sandra yang sedang merapikan mukenanya. Akhirnya yang ditunggu pun datang,mereka berdua segera meninggalkan mushola restoran dan berlalu menuju rumah Amira untuk mengambil koper yang belum sempat mereka bawa. Ya,mulai malam ini Aaram dan Sandra akan tinggal di apartemen Aaram.
Setelah menempuh hampir satu jam perjalanan,akhirnya mereka sampai di rumah ibunya Sandra. Seharusnya mereka sudah tiba lima belas menit sebelumnya,tapi karena hari ini jalan raya terlihat sangat padat. Akhirnya mereka tiba di rumah telat lima belas menit.
"Assalamualaikum" ucap Sandra dan Aaram bersama
"Waalaikumsalam,kalian sudah pulang,kok tumben lama pulangnya,San?" jawab Amita yang baru saja selesai masak untuk makan malam.
"Di jalan tadi sangat macet bu,Ibu masak apa?baunya harum sekali?" Sandra mencium aroma makanan yang sangat lezat,bahkan belum waktunya makan malam ia sudah ingin makan karena lapar.
"Ibu habis masak rendang."
"Wah,rendang?" kini bukan Sandra yang menyahuti ucapan Amira melainkan Aaram yang baru keluar dari kamar mandi.
"Iya,kamu suka kan sama rendang daging sapi?"
Aaram mengangguk cepat "iya bu,aku suka banget" jawab Aaram sambil nyengir seperti kuda.
"Ya sudah apakah kalian lapar?jika lapar ibu akan menyiapkannya."
"Tidak bu nanti saja,aku dan Sandra akan merapikan barang-barang kami. Karena malam ini kami akan tinggal di apartemen." Jawab Aaram
"Baiklah,jika kalian benar-benar sudah sangat lapar langsung saja kalian makan,ya."
"Siap bu kami ke kamar dulu"
Aaram dan Sandra tiba di kamar,Aaram tidak banyak membereskan pakaiannya karena ia hanya membawa sedikit pakaian. Aaram melihat Sandra sibuk mengeluarkan beberapa pakaian dari lemari pakaiannya yang akan dia bawa.
Aaram berjalan mendekati Sandra "apakah ada yang bisa aku bantu,San?" tanya nya yang masih menatap Sandra.
Sandra melihat sejenak ke arah Aaram "tidak perlu aku juga hanya membawa sedikit pakaian ku."
Aaram tidak memperdulikan ucapan Sandra,ia duduk dekat pakaian yang dikeluarkan oleh Sandra dari lemari bajunya dan membantu istrinya itu untuk memasukkan semua pakaian ke dalam koper Sandra. Sandra hanya menatap heran kepada Aaram,Aaram tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya itu "merapikan sesuatu bersama-sama akan lebih cepat selesai. Sebentar lagi akan masuk sholat isya,maka dari itu lebih baik kita selesaikan kegiatan ini agar bisa mengajak ibu untuk sholat berjamaah."
Ucapan Aaram menghentikan gerakan Sandra yang sedang mengambil pakaiannya di lemari,lalu ia menoleh ke arah Aaram. Begitupun dengan Aaram,mereka saling tatap dan akhirnya Sandra mengangguk "Hmm,ok." Jawab Sandra,setelahnya ia melanjutkan kembali kegiatannya mengeluarkan pakaian dari lemari.
Semua baju Sandra sudah dimasukkan ke dalam kopernya. Aaram dan Sandra bergantian untuk membersihkan diri mereka,tak lama adzan isya pun berkumandang. Mereka segera bergegas untuk sholat berjamaah bersama ibu,setelah menyelesaikan kewajiban mereka sebagai muslim mereka melanjutkan untuk makan malam. Aaram begitu menikmati makan malam hari ini karena menunya adalah makanan kesukaannya bahkan sampai nambah dua kali,Sandra melihat Aaram yang makan dengan sangat nikmat pun tersenyum.