Flashback on
Sandra yang baru berusia tiga belas tahun harus dihadapkan dengan kenyataan yang begitu menyakitkan. Sang ayah dengan tega mengkhianati ibunya dengan menikahi wanita yang lebih kaya. Ayahnya bahkan rela berpisah dan meninggalkan sang ibu demi wanita itu.
Pagi itu Sandra yang hendak pulang sekolah tak sengaja melihat sang ayah sedang berada di sebuah toko kue langganan ia dan sang ibu. Disana sang ayah tidak sendiri,ia bersama seorang wanita cantik berusia sama dengan ibunya dan juga seorang anak laki-laki,bisa dikatakan usianya seumuran dengan Sandra. Mereka terlihat seperti keluarga yang harmonis.
"Ayah" gumam Sandra lalu ia mendekat ke toko kue itu untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah.
Sandra melihat sang ayah hendak keluar dari toko kue itu dan tanpa ragu lagi ia langsung mendekat ke ayahnya yang sudah keluar dari toko kue.
"Ayah" lirih Sandra
Orang yang merasa mengenal suara Sandra pun menoleh dan ia terlihat sangat terkejut dengan adanya Sandra di depannya.
"San-Sandra" ucap sang ayah
"Siapa dia,pah?" tanya anak laki-laki yang sedang berdiri di samping ayahnya
"Ramon" panggil wanita yang juga ada di sebelah ayahnya Sandra
"Oh,maaf aku tidak mengenal anak itu. Maaf nak kamu salah orang."
Jederrr
Bagaikan tersambar petir disiang bolong,ayahnya sendiri tak mengakui Sandra sebagai anak kandungnya.
"Ayah,aku Sandra,tidak mungkin aku salah,yah" ucap Sandra dengan tangis yang sedari tadi ia tahan
"Maaf nak,kamu salah orang. Ayo,sayang kita segera masuk ke mobil. Disini ternyata banyak orang gila yang mengaku-ngaku sebagai anakku" Ramon berkata seraya menggiring istri barunya dan putranya itu.
Sandra masih dalam pendiriannya,ia kekeh dengan apa yang ia lihat. Itu benar ayahnya kenapa ayahnya seperti itu. Sudah lama ia tak bertemu dengan ayahnya,hampir satu tahun ia tak bertemu dengannya. Ketika tuhan mempertemukan mereka lagi kenapa ayahnya tak mengenalnya. Sandra menangis dengan terisak ia terus memanggil-panggil nama ayahnya. Tapi,ayahnya tak pernah menoleh sedikitpun,berbeda dengan anak laki-laki yang bersama Ramon,ia merasa iba dengan Sandra.
"Pah,siapa gadis itu" tanya putra Ramon yang sudah duduk di kursi belakang
"Papah tidak mengenalnya,nak" ucap Ramon sedikit gugup
"Tapi,gadis itu memanggil papah dengan sebutan ayah."
"Sudahlah Richard jangan bahas gadis itu lagi,anggaplah gadis itu gila" kini bukan Ramon yang berucap melainkan wanitanya yang tak lain ibu kandung Richard
Richard masih penasaran dengan gadis itu,ia benar-benar merasa sangat iba. Bahkan mobil sedang melaju pun ia masih terus menoleh ke belakang menatap gadis yang masih mengejar mobil yang ditumpanginya,bahkan Richard sempat melihat gadis itu terjatuh. Richard benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa membantu gadis itu. Richard terus melihat ke belakang dan terus memperhatikan gadis itu sampai ia tak bisa melihatnya karena mobil yang dikendarai oleh papanya sudah cukup jauh.
Sandra bangun setelah ia terjatuh karena mengejar mobil yang dikendarai oleh ayahnya. Sandra mengusap air matanya dengan kasar,ia segera berjalan menuju rumahnya. Sandra begitu kecewa,terluka bahkan sangat sedih ketika sang ayah tidak mengakuinya. Ia terus berjalan dengan cepat tanpa menghiraukan kakinya yang terluka dan cukup banyak mengeluarkan darah. Dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikan Sandra. Orang itu berniat ingin membantu Sandra,tetapi ketika orang itu ingin menghampiri Sandra sudah berlari terlebih dahulu.
Setibanya dirumah Sandra segera menemui sang ibu yang sedang sibuk membuat kue pesanan.
Brak
"Astagfirullah,Sandra ada apa dengan kamu,nak?" Amira sangat terkejut dengan penampilan sang anak yang baru kembali dari sekolahnya.
Sandra masih berdiam diri dan terus menangis,darah yang dari tadi keluar di kakinya yang terluka kini mulai mengering. Amira menghampiri sang putri,ia segera memeluk Sandra. Seketika tangisan Sandra pun pecah karena ia mengingat kembali kejadian saat ia bertemu dengan ayahnya.
"Sstt,tenang nak. Ceritakan ke ibu apa yang terjadi pada dirimu"
"Ay-yah" ucapan Sandra tercekat karena tangisannya
Amira seketika terdiam ia masih terus memeluk sang putri. Sandra melepas pelukan sang ibu,kemudian ia menatap Amira.
"Ibu,apa ayah sudah melupakan aku?" Tanya Sandra kepada sang ibu bahkan ia masih sesegukan karena menangis.
"Ayah tidak melupakanmu nak,kenapa kamu berbicara seperti itu?"
"Jika ayah tidak melupakan aku,kenapa tadi ketika aku memanggil ayah tidak mengenaliku ibu?bahkan ayah mengatakan kalau aku ini orang gila yang mengaku bahwa ia adalah ayahku."
Tangisan Sandra semakin kencang dan air matanya terus mengalir. Amira langsung memeluk putrinya,ia pun menangis melihat Sandra seperti ini. Rasa sakit hati putrinya pun dapat ia rasakan,bagaimana rasanya tidak diakui oleh orang yang kita sayangi.
Amira menuntun putrinya untuk duduk di sofa ruang keluarga,masih di posisi yang sama yaitu memeluk Sandra. Pelukan Amira mampu membuat Sandra menjadi tenang. Ketika sudah cukup lama menangis kini Sandra melepaskan pelukannya dari sang ibu.
"Ibu,sebenarnya apa yang terjadi kepada ayah?ceritakan semuanya, InshaAllah Sandra akan menerima semuanya bu."
Amira segera mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata yang keluar dari mata putrinya. Sejenak ia menarik nafas dan mengeluarkannya dengan pelan.
"Maafkan ibu nak,maafkan ibu yang sudah membohongimu" Amira berucap sambil menundukkan kepalanya. Sandra masih setia menunggu ibunya untuk melanjutkan ceritanya.
Amira mendongakkan kepalanya ia berusaha menahan air mata yang ingin merangsek keluar dari bola matanya. Helaan nafas kembali terdengar dari mulut Amira.
"Nak,ibu dan ayah sudah tidak bersama lagi. Ayahmu memilih bercerai dengan ibu dan kembali dengan istri keduanya" Amira berhenti sejenak,ia masih berusaha menetralkan dirinya.
"Istri kedua?jadi ibu bukan istri ayah satu-satunya?" tanya Sandra yang masih mengeluarkan air matanya.
"Iya,nak" Amira menganggukkan kepalanya
"Ceritakan semuanya ke Sandra,bu."
Amira menatap Sandra dan mengangguk lalu melanjutkan ceritanya "Ayah dan ibu menikah karena saling mencintai,kami sudah berpacaran cukup lama lalu menikah seperti pasangan yang lainnya. Awalnya pernikahan kami sangat harmonis. Kebahagiaan terus menghampiri rumah tangga kami,setelah satu bulan menikah ibu hamil dirimu. Kami sangat bahagia dan sangat antusias menanti kehadiran kamu nak. Ayahmu dulu hanya bekerja sebagai karyawan biasa di bagian keuangan. Karena ayahmu adalah pekerja yang rajin dan sangat jujur,akhirnya ia diajukan untuk naik jabatan sebagai asisten pemimpin perusahaan dimana ayahmu bekerja. Ternyata itu hanya siasat dari bos ayahmu,ia menaikkan posisi ayahmu agar putrinya dapat lebih dekat dengan ayahmu. Tanpa sepengetahuan ayahmu putri dari pimpinan perusahaan itu menyukainya,bahkan ia rela menjebak ayahmu dengan cara memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya ketika perusahaan itu mengadakan pesta ulang tahun putri dari pemilik perusahaan itu. Saat itu ibu dilarang oleh ayah,karena pesta itu dilakukan di daerah puncak dan karena kehamilan yang masih muda jadi takut kenapa-kenapa. Setelah malam itu,ayahmu terbangun sudah dalam keadaan tak berbusana bersama wanita itu. Orang tua dari wanita itu mengetahui kalau ayahmu sudah menodai putrinya dan akhirnya ayahmu disuruh menikah dengan wanita itu. Ayahmu sudah mengatakan kalau ia sudah menikah dan ibu sedang mengandung. Tapi,mereka terus memaksa ayahmu bahkan sampai mengancam ayahmu kalau tidak menikahi putrinya maka ibu dan dirimu tidak akan selamat. Dengan terpaksa ayahmu menikahi wanita itu,dan ibu hanya bisa mengikhlaskan apa yang sudah terjadi,karena saat itu yang ada dipikiran ibu hanya kamu nak. Ibu tidak bisa hidup tanpa kamu,kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan kepada ibu. Setelah mereka menikah ayahmu jarang sekali menemui ibu,hanya satu bulan sekali ayahmu datang menemui ibu. Bahkan sampai kamu lahir pun ayahmu tidak datang,ketika ibu meminta ayahmu untuk melihat kamu ketika sudah lahir. Bukan ayahmu yang datang akan tetapi wanita itu datang ke rumah sakit,wanita itu datang sambil menggendong seorang bayi. Ia mengatakan kalau dua minggu yang lalu dirinya baru saja melahirkan putra pertama mereka. Ibu begitu terkejut kala itu,bagaimana bisa wanita itu melahirkan terlebih dahulu. Bermacam pikiran hinggap di otak ibu,dan benar saja dugaan ibu. Wanita itu sebelum menikah dengan ayahmu dan sebelum malam ayahmu dijebak mereka sudah melakukannya terlebih dahulu. Wanita itu dinyatakan hamil tetapi ayahmu tidak mau bertanggung jawab dan akhirnya wanita itu menjebak ayahmu. Sayangnya semua bukti yang ayahmu lakukan di belakang ibu selama ini,wanita itu memilikinya. Itulah nak cerita yang sebenarnya,maafkan ibu yang sudah merahasiakan semuanya dari kamu." Amira menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terisak,Sandra segera memeluk ibunya. Ia pun kembali menangis,Sandra tak menyangka selama ini ibunya itu menyimpan luka begitu dalam selama bertahun-tahun.