Chereads / ADA CINTA DI PUTIH ABU-ABU / Chapter 19 - Kakak Penggoda

Chapter 19 - Kakak Penggoda

Lantunan suara adzan yang merdu memasuki telinga setiap pendengarnya, sumber suara adzan yang berasal dari mana-mana seolah bersahutan entah dari masjid didepan rumah Eren, mushola dibelakang rumahnya atau dari televisi yang sengaja dinyalahkan untuk sekadar menambah peringatan waktu sholat.

Adzan maghrib sudah dikumandangkan pertanda setiap aktivitas harus berhenti sejenak, terdengar dari kejauhan suara Mamah yang memanggil semua anggota keluarga untuk segera bergegas sholat. Eren yang kala itu sedang mendengarkan musik melalui earphone tidak lantas mengdengar suara panggilan itu, diketuk pintu kamar Eren oleh Sang Mamah.

"Eren,, ayoo kebawah udah pada siap buat sholat maghrib" ucap Sang Mamah dari luar pintu kamar Eren.

Terdengar suara samar dari luar kamar oleh Eren dibukanya earphone yang sedang menyanyikan lagu metal kesukaannya. Eren langsung menyadari pasti itu Sang Mamah yang mengajaknya untuk segera sholat.

"Iyaa mahh, adek lagi siap-siap" dijawabnya dengan suara kencang dari dalam kamar. Eren langsung bergegas membawa mukena serta tidak lupa ponselnya.

Eren langsung memutuskan untuk turun kebawah sudah terlihat dari tangga kak Hasyim dan Sang Ayah yang sedang membereskan tempat untuk sholat.

Allahuakbar Allahuakbar

Sholat sudah dimulai suasana hening mulai dirasakan hanya terdengar dengan jelas suara Sang Ayah yang menjadi imam dan suara tetesan air kran yang sedang bocor. Dikeluarga Eren sholat berjamaah seperti sebuah keharusan karena dengan begitu keeratan tiap anggota semakin terjaga, selain bisa makan bareng disatu meja.

Rakaat terkahir telah selesai gerakan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiripun sudah dilewati, dicium tangan Sang Ayah oleh istri tercintanya lalu disusul dengan kak Hasyim baru Eren. Diusap kepala Eren oleh Sang Ayah dengan penuh kelembutan mengingat menurutnya Eren adalah anak terakhir yang memikul beban sedemikian rupa.

"Ayah doain Eren sekolahnya semakin pintar dan bisa menjadi apa yang Eren mau,, yaa?!" ucap Sang Ayah penuh dengan harap.

Eren tersenyum hatinya seolah dibanjiri oleh rasa ketakutan karena takut mengecewakan orang tuanya. Matanya menyipit terlihat senyum lugu yang disuguhkan didepan orang tuanya.

"Tuh,, dengerrrr" samber kak Hasyim yang sedang menunggu giliran untuk diberikan mantra doa oleh Ayah.

"Apaan si lo!" jawab Eren dengan nada meledek.

"Eren,,, Mamah juga yaa semoga kamu bisa berhasil seperti kakak-kakak" ucap Mamah dengan nada lembut diselipkan dengan senyuman yang meruah. Dilihatnya mata Sang Mamah oleh Eren tersimpan harapan-harapan yang nyata, walaupun lagi-lagi hal yang membuat Eren jengkel adalah kalimat terakhir dari doa Sang Mamah.

"Hasyim juga nih,, biar segera dapet jodoh ya!" ucap Mamah yang dibarengi anggukan kepala Ayah seolah doa keduanya kepada kak Hasyim sama.

"HAHA. Pacar aja nggak punya" tanggap Eren dengan gerakan membuka mukenanya serta merapikan sajadah yang sehabis mereka pakai.

Sang Mamah langsung berjalan kedapur menyiapkan makan malam dihangatkannya sop ayam tadi siang serta dibarengi menggoreng tempe dan ayam goreng. Aroma masakan langsung menyeruak seisi rumah, Eren membantu menyajikan hidangan makanan. Kak hasyim dan Ayah sudah pada posisinya. Makan malampun berlangsung dengan penuh kehangatan.

* * *

Pagi hari disekolah telah tersebar dengan cepat gosip bahwa akan ada study tour pada bulan Desember mendatang, gosip yang entah dari mana asalnya. Semua anak kelas X sudah berteriak kegirangan membayangkan akan bisa berlibur bersama oleh teman sekolahnya, ke Jogja, Bali dan Malang gosipnya.

Eren yang baru saja sampai di sekolah dengan muka lemas karena semalam begadang menonton film di laptop langsung bertanya didalam hatinya ada gossip terbaru apa pagi ini. Di lewati lorong kelas XII terlihat dengan jelas Rayyan murid kelas XII yang terkenal paling playboy dan genit oleh semua murid SMA HARAPAN KITA.

Mata keduanya saling bertabrakan yang membuat Eren ketakutan akan digodai oleh geng kelas XII.

"Hai Eren,,, mau dianterin nggak sama kakak sampe kelas?" salah satu anggota geng tersebut menyeletuk dengan santai seolah tidak ada keraguan.

Eren langsung bergumam sendiri didalam hatinya, dugaanya benar akan digodai oleh mereka. Eren langsung berjalan dengan cepat ditarik keatas tasnya yang berat serta dipeluk dengan erat botol minum 1 liter kesayanganya.

"Hahah, dianterinya digendong tapi" suara tawa terdengar dengan jelas oleh Eren.

Sesampainya di kelas terlihat Nao yang sedang bermalas-malasan duduk dibangku paling depan diteman oleh earphone warna biru langit kesayangannya.

'Haduh,,,, habis ngelewatin neraka tadi gue buat sampe kesini" ucap Eren dengan menaruh tas kipling berwarna hitam serta botol minum yang ia bawa.

Nao yang langsung menyadari kedatangan Eren langsung melepaskan earphonenya dan kepalanya langsung melihat wajah Eren yang kesal.

"Pagi Ibu Eren,,, kok mukanya cemberut gitu?! Kenapa? Nggak dikasih jajan sama kak Hasyim?!" sapa Nao yang tidak mendengar ocehan Eren tadi.

"IHH! Apaan si lo, makanya earphone dibuka. Jadi lo nggak denger kan tadi gue ngomong apa." jawab Eren ketus.

"Kenapa si?"

"Tadi gue lewat kelas XII, anjirrr lo bayangin gue ketemu geng orang-orang gak jelas. Mana gue digodain, ih geli banget deh gue" jawab Eren dengan menggerutu.

"Siapa? Rayyan?" jawab Nao penasaran.

"YAAA SIAPA LAGIII. Gila masa ada yang ngomong mau nganterin gue tapi digendong. Jijik jijik jijik ewhhh!" ucap Eren kali ini dengan gaya diangkat kedua pundaknya.

Saat Eren sedang bercerita Nao sibuk mencari kotak bekalnya didalam tas yang berisi sarapan, sengaja mbok Yem membawakan bekal lebih untuk diberikan kepada Eren. Saat kotak makan dibuka terlihat dengan jelas sandwhich yang berisi ayam diselimuti oleh daun selada serta tambahan mayonaise pedas dan tomat.

"Enak tuhh!" Eren melirik ke kotak bekal.

"Nih,, buat lo. Biar pagi lu nggak suntuk banget"

Pelajaran matematika telah dimulai kali ini Nao sangat bersemangat melebihi seperti biasanya karena ini adalah materi yang ia suka, Eren yang sangat gelisah saat itu sangat mengganggu konsentrasi Nao. Dilirik oleh Nao matanya seolah memberi isyarat untuk Eren berhenti menggerak-gerakan badannya.

"Jadi X nya dicari dulu baru kamu bisa ketemu Y1 dan Y2 nya" jelas Pak Rohmat didepan papan dan penampilan khasnya didepan papan tulis yaitu kaca mata yang ditaruh dihidung lalu mengamati satu persatu anak muridnya.

"Ya, Eren. Kamu bisa mengerjakan soal nomer 1 ini?" tunjuk Pak Rohmat kepada Eren yang dari tadi sedang gelisah.

Eren yang kala itu tidak memperhatikan pelajaran sontak langsung terkejut dan membalas ajakan Pak Rohmat dengan senyum memohon agar tidak dirinya yang maju kedepan.

Suasana hening menjadikan pelajaran matematika sangat mencengkam, bukan Eren yang selalu tidak bisa mengerjakan matematika namun saat itu perut Eren terasa sangat sakit sehingga mengharuskannya ke kamar mandi. Dicolek Nao yang dari tadi fokus kedepan dan tidak memperhatikannya.