Cahyadi pergi ke Pengadilan Negeri dengan diantar sopir dan ditemani dua pengawal dari rumah. Bahkan, ada juga pengawal khusus di depan dan belakang mobilnya.
"Kamu takut Sean membalas dendam pada Cahyadi?" kata Singgih dengan penuh amarah, "Coba saja kalau dia berani menyentuh putraku!"
Di rumah, wajah Singgih terlihat muram dan urat-urat di wajahnya terlihat. Singgih sudah bisa menebak mengapa Lusy memberikan wanita-wanita untuk putranya.
Lusy khawatir Sean akan mengebiri Cahyadi, jadi dia meminta Cahyadi untuk memberikan keturunan terlebih dahulu agar jangan sampai Cahyadi bahkan tidak bisa memiliki anak. Persiapan seperti ini termasuk sangat menyedihkan.
"Bagaimana kamu tahu kalau Sean tidak akan berani?" balas Lusy, "Kamu juga lihat sendiri hari ini. Andy, John, semua memandangnya seperti tuan mereka. Padahal, mereka berdua adalah orang-orang bengis yang tidak kenal hukum. Mana ada hal yang tidak berani mereka lakukan?"
Prang!