Chereads / Ingin Kukatakan Sesuatu / Chapter 3 - Maling Teriak Maling

Chapter 3 - Maling Teriak Maling

Pada pukul sepuluh pagi keesokan harinya di perumahan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Nyonya Besar keluarga Wangsa merayakan ulang tahunnya yang kedelapan puluh.

Pesta ulang tahun Nenek Wangsa sudah dipilih untuk dirayakan di hotel terbaik yang ada di Jakarta. Hanya saja, sebelum itu Nenek Wangsa meminta semua orang untuk datang berkumpul di rumahnya terlebih dahulu.

"Nenek, selamat ulang tahun!" ucap Giana.

"Bu, Ibu pasti panjang umur, sampai mencapai umur dua ratus tahun!" sahut Lana.

Banyak orang berkumpul di dalam rumah dan semuanya merupakan anak dan cucu Nenek Wangsa.

Nenek Wangsa memiliki dua putra. Anak tertuanya adalah Jayanata Wangsa dan adiknya adalah Jayadi Wangsa, ayah Giana. Jayanata Wangsa memiliki seorang putra bernama Sandi Wangsa dan seorang putri bernama Yuana Wangsa. Keduanya hampir seumuran dengan Giana.

Terhitung hari ini, keluarga Wangsa memiliki harta bernilai lebih dari puluhan miliar, sementara seluruh pengambilan keputusan perusahaan keluarga berada di tangan Nenek Wangsa. Oleh karena itu, Jayanata dan Jayadi bersaudara juga selalu mencoba melakukan yang terbaik untuk menyenangkan Nenek dan bersaing untuk memperebutkan harta keluarga Wangsa.

Di tengah ruang tamu, Nenek Wangsa sedang duduk di kursi mahoni senilai ratusan juta. Sambil memeluk seekor anjing pudel, Nenek Wangsa melihat kado-kado yang diberikan oleh anak dan cucunya, mendengarkan ucapan selamat yang diberikan oleh mereka, dan mengangguk dengan gembira.

Tiba-tiba, ketika melihat setumpuk kue yang jatuh di bawah kursi tamu, Nenek Wangsa segera berkata, "Di mana menantu tidak berguna itu? Cepat suruh dia kemari dan bersihkan ini."

Tentu saja menantu tidak berguna yang disebut oleh Nenek Wangsa adalah Sean Yuwono. Dalam tiga tahun terakhir, Sean lah yang selalu membersihkan dan melakukan pekerjaan kotor untuk para tamu terhormat ini.

Jayanata melihat sekilas ke sekitar ruangan dengan heran dan bertanya, "Eh? Sean si tidak berguna itu sepertinya tidak datang, ya?"

Seketika Nenek Wangsa naik pitam dan berkata, "Apa?! Berani-beraninya hari ini dia tidak datang di ulang tahunku yang kedelapan puluh?! Giana, kenapa bisa seperti ini?!"

Giana menjawab dengan hormat, "Sepertinya dia pergi bekerja…"

Yuana mencibir, "Pergi bekerja? Mengirimkan pesanan makanan? Hahaha! Benar-benar konyol"

Sandi ikut mengejek, "Benar-benar mempermalukan keluarga Wangsa kita! Suatu saat, waktu aku sedang mengendarai mobil Maserati, aku tidak sengaja bertemu dengannya. Aku bahkan tidak berani memberitahu teman-temanku kalau dia adalah keluarga kita!"

Sorot mata Nenek Wangsa penuh kemarahan. Kemudian, dia berkata, "Segera suruh dia datang untuk menemui Nenek! Benar-benar tidak tahu sopan santun sama sekali!"

Melihat neneknya marah, akhirnya Giana mau tidak mau mengatakan yang sebenarnya. "Nenek, sebenarnya hari ini dia tidak datang karena kami akan bercerai."

"Bercerai?! Siapa yang mengizinkanmu untuk bercerai? Apa kamu tidak tahu? Pernikahanmu ini adalah keputusan dari kakekmu yang sudah meninggal!" Nenek Wangsa meninggikan suaranya.

Giana tidak berani bersikap tidak sopan pada neneknya itu, jadi dia berlutut di tempat dan menangis sesunggukan. "Nenek, aku tidak berani melanggar keinginan terakhir Kakek, tapi Sean... Dia terlalu banyak berbohong!"

Nenek Wangsa turut merasa sedih ketika melihat air mata mengalir di wajah cantik Giana. Dia berjalan mendekat dan membantu cucunya itu berdiri sambil berkata, "Giana, jangan menangis dulu. Kamu adalah cucu dari keluarga Wangsa kita, sementara dia hanyalah seorang suami yang tinggal di rumah keluarga istrinya. Bagaimana bisa dia menindasmu seperti ini?! Bilang pada Nenek, Nenek akan membantumu untuk memberinya pelajaran!"

Giana menyeka air mata yang berhasil dia keluarkan, lalu berkata pada semua orang, "Sean sudah memiliki wanita lain di luar sana!"

"Apa?!"

Nenek Wangsa sangat terkejut hingga tubuhnya gemetar, tetapi untungnya Jayanata segera datang untuk menahan wanita tua itu dan menjaga keseimbangan tubuhnya.

Nenek Wangsa sangat marah dan memaki, "Dasar bajingan! Selama tiga tahun ini, kita sudah memberinya rumah yang besar dan mobil yang mewah untuk dikendarai. Bukannya mencintaimu dengan sepenuh hati, dia justru memiliki wanita lain di luar sana!"

Giana tidak mengakui kesalahannya, tetapi justru menumpahkan kesalahan pada suaminya itu. Dia mengambinghitamkan Sean dengan mengatakan bahwa Sean sudah berselingkuh dan dengan mudah mendapatkan kepercayaan Nenek Wangsa. Ini semua karena Giana tahu bagaimana caranya menyembunyikan keburukannya dan selalu bersikap seperti gadis baik-baik di depan keluarganya.

Jika bukan karena Sean melihat Giana di hotel kemarin, Sean akan selalu berpikir bahwa meskipun Giana adalah seorang gadis yang sedikit arogan, dia adalah gadis yang berhati tulus.

Orang tua Giana turut tertipu oleh putri mereka dan keduanya bergantian memaki Sean.

Sebaliknya, suasana hati keluarga Jayanata justru berkebalikan dengan mereka.

Yuana bersenang-senang di atas penderitaan orang lain dan berkata, "Kak Giana, bukankah kamu wanita tercantik di Jakarta? Kamu memiliki tubuh yang bagus dan kecantikan di atas rata-rata. Mana mungkin bisa dibandingkan dengan wanita lain?"

Yuana memiliki tubuh yang seksi sehingga tanpa memperlihatkan wajahnya pun, dia mendapatkan pujian dari sepuluh juta penggemar hanya dengan membagikan video pendek sosok bagian belakang tubuhnya. Dia adalah seseorang yang memiliki penggemar terbanyak di antara semua YouTuber yang tidak menampilkan wajahnya. Akan tetapi, Yuana memiliki kecantikan yang biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan Giana. Oleh karena itu, dia selalu iri pada Giana.

Sandi juga tersenyum dan berkata, "Giana, jangan salahkan Kakak yang mengatakan padamu bahwa kamu juga bertanggung jawab dalam hal ini. Kamu sudah menikah selama tiga tahun, tapi kamu tidak membiarkannya menyentuhmu. Semanis apapun buah melon, jika tidak bisa dimakan, melon itu tidak akan ada gunanya, kan? Tidak heran kalau Sean sampai mencari wanita lain di luar sana! Haha!"

Pada saat ini, Lana yang merupakan ibu Giana berdiri dan berbicara mewakili putrinya, "Sandi, apa yang kamu katakan ini tidak benar. Apa status Giana kami? Sementara, apa status si Sean itu? Jika Giana memang benar-benar melakukan hubungan suami-istri dengan pria tidak berguna itu, bukankah itu artinya dia sudah mengotori tubuh Giana kami?"

Sandi mendengus dingin dan berkata, "Cih! Bukankah kalian berpikir bahwa dengan menjaga kesucian tubuh Giana, kalian bisa menemukan kesempatan untuk membuang Sean dan mencari menantu yang memiliki lumbung emas?"

Lana sontak tercengang, "Kamu…!"

"Sudah! Jangan bertengkar!" Nenek Wangsa berseru dengan lantang, "Bahkan jika Giana memang berbuat seperti ini, suaminya itu juga tidak boleh mencari wanita lain di luar sana! Dia anggap apa keluarga Wangsa kita ini? Segera panggil bajingan itu untuk datang kemari! Nenek akan menghukumnya!"