|POV JACKSON ANTSLEY|
Hari ke-2 Pelatihan anakku, William. Hanya dengan bertemu seekor Kucing tak teridentifikasi, hal itu membuat kejadian setelahnya penuh dengan kejutan. Artefak kehidupan dan juga perampok bisa mengubah keadaan rumah tangga ini dalam sekejap. Aku rasa perampok kemarin sudah memperhatikan Oto sebelum mereka menculiknya.
Aku tak tau siapa yang mempekerjakan mereka, tetapi orang itu tau klo Oto memiliki sesuatu yang sangat berharga. Aku tak bisa membiarkan siapapun mengambil Oto, walaupun pihak dari Kodeks yang menyuruhku.
Untuk mencegah hal itu, aku membawa Oto bersamaku dalam pelatihan Willy. Aku tak bisa menyerahkan masalah ini kepada Liz, aku tak mau dia mengurus hal ini, dan juga aku tak yakin dia bisa cukup kuat untuk mengatasinya. Oleh karena itu, hanya aku yang bisa melakukannya, Dimana ada aku, Oto dan keluargaku akan aman.
"Aku sudah siap, Ayah" Willy keluar dari kamarnya dengan tas dipunggungnya dan sebuah pedang kayu miliknya.
"Tunggu sebentar, aku juga sebentar lagi akan siap" ucapku dengan merapihkan tas milikku.
"Apakah kau sudah membawa bekal makanannya, Jack?" Liz keluar dari kamar setelah memandikan Dora.
"Aku sudah memasukannya kedalam tasku, sayang" jawabku dengan senyuman tipis.
"Apakah Ayah benar-benar membawa Oto pergi juga?" tanya Dora yang berada disamping ibunya itu dengan wajah murungnya.
Aku menghampiri Dora untuk membuat dia merasa tenang.
Dengan berlutut didepannya, aku mensejajarkan pandangan kami. "Ayah akan kembali pada tengah hari seperti kemarin, oke?" aku mengelus kepalanya hingga kepalanya tertunduk.
"Jangan lama-lama ya" ucapnya kembali.
"Iya, Ayah janji" aku memberikannya tanda sumpah dengan jari kelingking dengan Dora.
Ia pun menanggapi sumpah jari kelingking yang kuberikan dengan perlahan.
Aku mengecup keningnya dan kembali berdiri untuk berpamitan sebelum kami pergi. kukecup kening Liz sedikit lebih mesra.
"Jaga dirimu baik-baik" suaraku terucap lebih lembut dari biasanya.
"Kau juga" ia menyentil keningku hingga terdengar suaranya. "Jangan sampai kau kehilangan Oto lagi ya" seringainya membuatku tak berani beradu argumen dengannya.
Aku hanya membalas senyumannya dan kembali untuk mengambil tasku. Tanpa kusadari, Oto sudah berada di samping Willy sebelum aku hendak membawanya dari kamar Willy.
"Sepertinya Oto juga sudah siap" ucapnya berdiri dekat pintu depan rumah dengan Oto yang sedang melingkari kedua kakinya.
Aku hendak menggendong tasku dan menyelipkan pedang kayu pada sabuknya di pinggulku. Dengan mengecek setiap perlengkapan yang kami bawa, kami siap untuk berangkat pergi.
"Kalau begitu, kami pergi dulu ya" kami berdua melambaikan tangan sembari berjalan keluar rumah dengan Oto yang terus berada disisi Willy.
"Jangan lama-lama ya, Ayah!" teriak Dora yang diperkuat dengan kedua tanganya dan Liz yang juga melambaikan tangan.
-------
Kami bertiga berjalan melewati rumah-rumah yang berada di pinggir kota yang sama dengan dimana rumah kami tinggal sebelum memasuki Jalan Utama pada sisi selatan Kota. Dengan sinar matahari pagi yang hangat dan juga hembusan angin yang cukup dingin membuat tubuh ini merasa bingung dengan temperaturnya.
Menyapa tetangga yang sedang melakukan aktifitas pagi mereka mulai dari menjemur sampai berlatih sihir di halaman rumah mereka. Terkadang ketika melihat mereka yang sedang latihan, aku jadi merindukan murid-muridku yang berlatih pedang bersamaku.
Beberapa waktu lalu mereka tetap menyempatkan diri untuk menyuratiku dengan cerita mereka semasa di akademi, terlebih lagi mereka bertiga. Diantara ketiga murid favoritku, James yang lebih sering mengirimiku surat dibanding dua yang lainnya.
Terbaca dari surat yang ia kirim, sepertinya ia masih tak akur dengan Keanu. Mereka berdua ibarat air dan minyak yang tak dapat menyatu satu sama lain. Dan yang dapat menyatukan air dan minyak adalah dengan sabun, yaitu Sabina. Dan terkadang, mereka juga sering melakukan kompetisi dalam praktek lapangan mereka, dan juga beberapa dimenangkan oleh Sabina.
Tingkat Armament Ring mereka juga sudah berada pada tahap Topaz. Padahal terakhir kali ku bertemu, mereka saat itu masih berada pada tahap Amethyst, mereka tumbuh dengan cepat.
Aku tak tau apa yang akan terjadi jika Willy belajar dari mereka bertiga, tetapi bila hal itu tak dapat dihindari, mungkin Willy akan jauh lebih paham dengan masing-masing pemahaman mereka, namun itu juga berdampak dengan ketidak akuran mereka ini. Aku ingin bertemu dengan mereka lagi secepatnya.
-------
Selang beberapa menit, kami akhirnya tiba di jalan utama kota. Bangunan yang lebih tinggi juga lebih sering ditemui saat sudah sampai di Jalan utama. Dengan sebuah Blok Bata pada sepanjang jalan, tempat ini terlihat lebih mewah dibanding pinggir kota.
Suara langkah kuda yang lewat dengan gerbong dibelakangnya ikut bersamaan dengan langkah kaki kami yang lebih lambat. Tak lupa juga petualang yang sudah memulai aktifitasnya untuk melakukan sebuah pekerjaan yang didapat dari Serikat. Jika diingat ingat sudah lama sekali semenjak aku menjadi petualang, rasanya nostalgia melihat mereka berkeluyuran.
------
Setelah berjalan beberapa menit, kami tiba di taman tengah kota dengan patung Niels yang berwibawa berdiri bersama pedangnya yang ia tancap. Dalam perjalanan menuju Gerbang Timur kota, aku merasa familiar dengan seorang prajurit tanpa helm kepalanya yang sedang berbicara pada beberapa warga di daerah itu. sepertinya prajurit itu sedang mencari suatu petunjuk yang mungkin diketahui oleh warga sekitar.
Oh iya aku ingat, namanya adalah Robert. Dan sudah kuduga, dia sedang mencari informasi bersama dengan dua bawahannya yang juga melakukan hal yang sama di dua titik yang berbeda.
Tanpa disengaja, setelah dia bertanya pada salah satu warga, ia melihat kearah kami.
"Itu dia! Norman, Narmon, kemarilah. Kita menemukannya" Robert menunjukku dan berteriak memanggil dua bawahannya.
Mereka bertiga menghampiri kami yang terus berjalan di sisi luar taman dengan kecepatan berlarinya hingga armor yang dikenakan mereka bertiga terdengar sampai telingaku.
"Oh, itu prajurit yang kutemui kemarin" ucap Willy, jarinya menunjuk kearah mereka bertiga yang sedang berlari
Dengan heran aku berhenti disaat mereka sampai di dekat kami. "Apa yang sedang kalian lakukan saat ini? Apakah kalian mencariku?" tanyaku dengan alis terangkat sebelah.
Robert menarik nafas perlahan sebelum ia mulai berbicara. "Izinkan aku berbicara, tuan Jackson Antsley" ucapnya dengan nafas yang tak karuan.
"Panggil saja Jack, pak Robert" ucapku mempermudahnya untuk panggilanku.
Dia terlihat cukup bersemangat dengan senyum tipis yang ia pancarkan.
"Kalau begitu.. Jack, izinkan aku berbicara"
Aku menyilangkan tangan depan dadaku tanda untuk mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan.
Robert meletakkan tangan kanannya tepat di daerah jantung dan diikuti oleh kedua bawahannya. "Sebelumnya aku berterima kasih karena telah membantu kami menangkap salah satu penjahat kemarin" ucap Robert dengan postur membungkuk tanda terima kasih darinya bersama kedua bawahannya.
"Tidak masalah, aku juga berterima kasih padamu karena sudah merebut kembali Kucing milikku" aku melepaskan tanganku dan penepuk punggung Robert yang sedang berbungkuk.
Mereka bertiga pun kembali pada posisi semula bersamaan dengan suara armor yang bereka kenakan.
"Jadi... kenapa kalian mencariku?" ucapku terheran.
"Kira-kira dari mana sebaiknya aku mulai bicara ya?" Robert menggaruk bagian belakang kepalanya dengan wajahnya yang tampak bingung.
"Kau ingat saat kemarin aku berkata bahwa akan membawa mereka ke penjara?"
Aku hanya mengangguk setelah ia menanyakan hal itu.
"Lalu disaat kami sudah membawa mereka kepenjara, kami bersama ketua sipir disana, Mavis Gilbert melakukan interogasi kepada mereka berempat" jelasnya, terkadang melirik keatas.
"Baik, lalu?" aku terus mendengarkan dengan seksama.
"Setelah kami menginterogasi mereka, Mavis berhasil membuat pemimpin mereka yang bernama Luke, mengungkapkan semua informasi yang kami butuhkan berkaitan dengan insiden kemarin itu" lanjutnya dengan tatapan mata miliknya yang semakin serius.
Mendengar bahwa perampok tersebut mengungkapkan semuanya, aku menjadi penasaran siapa yang mempekerjakan mereka.
"Jadi kau tahu siapa yang menyuruh mereka untuk mencuri Kucing kami?" tanyaku, berharap ia memiliki jawaban yang kuinginkan.
"Maafkan aku, Luke bahkan tak mengetahui siapa yang mempekerjakannya. Dia hanya dijanjikan sesuatu yang sangat berharga baginya" jawabnya, menutup mata dengan menggelengkan kepala.
"Sangat disayangkan bahwa perampok itu sendiri bahkan tak tahu kepada siapa ia bekerja" aku tersenyum, sedikit menundukkan kepalaku.
Terkadang aku melirik Willy dan Oto untuk berjaga-jaga apakah mereka baik-baik saja disampingku.
Robert pun lanjut berbicara. "Lalu Luke memberitahu kami, bahwa dia diberikan pekerjaan oleh orang Kartel yang dimana..." kalimatnya berhenti sebelum itu dapat terselesaikan.
Aku melihat matanya yang sebelumnya tertuju padaku pergi melirik Willy dan Oto disampingku.
"Yang dimana dia harus mengambil sebuah benda yang ada pada Kucing yang kau bawa itu"
Pada kalimat terakhirnya itu membuatku terkejut secara naluri mendengar mereka mengetahui sesuatu didalam Kucing ini. disaat aku kembali melihat Willy dan Oto, Willy juga terlihat kaget dengan wajahnya yang menghadapku dari bawah.
Aku mungkin sudah memperkirakan hal ini sebelumnya, dimana sekelompok penjahat yang mencari benda berharga dibalik tubuh seekor Kucing. Aku tak menyangka bahwa dugaanku ini benar, mereka bukan mencari Kucingnya, namun benda didalamnya itu, sebuah Artefak kehidupan.
"Apakah benar bahwa Kucing milikmu itu terdapat suatu benda didalamnya, tuan Jackson?"
Aku tak tahu apa yang harus kukatakan padanya. Apa yang akan terjadi jika aku berbohong padanya? Dan bagaimana dengan sebaliknya, jika aku berkata jujur padanya? aku merasa ragu untuk memberikan jawaban untuknya, sampai aku menelan ludahku sendiri.
Aku rasa untuk menghargai jasanya dalam membantu menangkap penjahat itu, aku harus berkata jujur padanya. Tetapi disisi lain jika aku berkata jujur padanya, maka identitas Oto akan terkuak. Lalu bagaimana jika aku berbohong padanya? apakah dia akan menerimanya begitu saja dengan lapang dada?
"Mengapa kau tanya begitu? Apa kau benar benar yakin bahwa Kucing ini memiliki sesuatu didalamnya?" tanyaku sebelum memberikan jawaban yang sedang kupikirkan.
"Sebelum kami pergi mencarimu, Kami mendapat perintah dari sipir Mavis untuk mencari pemilik dari Kucing yang penjahat itu coba curi. Munkin ia berencana untuk mencaritahu benda apa yang sebenarnya bos dari penjahat itu cari. Lalu dengan begitu mulai tadi pagi, kami mulai mencari namamu yang mungkin warga ini tahu dimana kau tinggal, namun hasilnya nihil. Lalu secara kebetulan, kau datang melewati taman kota ini" jelasnya kembali dibantu dengan senyuman saat ia menjelaskan dan suara yang lebih lancar.
Jika aku berkata yang sebenarnya, maka Willy akan mengetahui hal dibalik Kucing ini yang tidak ia ketahui.Aku masih tak tahu apakah ini pilihan yang benar, tetapi bagiku berkata jujur merupakan jalan terbaik.
Dengan menarik nafas, aku mencoba untuk tetap tenang saat menjawabnya. "Itu benar" melirik Oto seketika.
Mereka yang ada disini memperlihatkan wajah pucat dengan matanya yang melebar mengetahui kebenarannya.
"Kucing ini memiliki 'sesuatu' didalamnya. Aku baru mengetahuinya saat aku bersama anakku pergi untuk melakukan identifikasi pada Kucing ini" wajahku menjadi lebih serius dibanding saat mendengarkan apa yang Robert katakan sebelumnya.
"Jadi apa yang dikatakan Luke itu ternyata benar" gumamnya dengan tangan kanan yang memegang dagu.
Sesuatu menarik celanaku dari samping. "Apakah itu benar, Ayah? Oto memiliki 'sesuatu' didalamnya?" tanya Willy, wajahnya tampak bingung sekaligus penasaran.
"Maafkan Ayah..., tapi itu benar, Willy" aku mengelus kepalanya agar dia tidak syok dengan keadaan Oto.
"Begitu ya..."
Tidak seperti yang aku pikirkan, Willy tidak terkejut sama sekali mengetahui kebenarannya dan malah menelan kebenaran itu mentah-mentah. seolah-olah dia sudah mengetahui ini sebelumnya.
"Kalau begitu.. sipir Mavis mengatakan bahwa jika hal ini benar, maka ia memintaku untuk menjemputmu untuk menemuinya. Ia ingin mengetahui bahwa apa yang sebenarnya diincar oleh orang Kartel ini" ia memintaku untuk menghadap sipir Mavis ini, tangannya diangkat sebelah kearahku dengan telapak tangan menghadap langit.
"Tunggu... Jadi kalian belum mengetahui apa yang sebenarnya mereka incar ini?" alisku terangkat sebelah.
"Sayangnya kami tidak tahu. Luke hanya diperintahkan untuk mengambil Kucing itu yang dimana ada 'sesuatu' didalamnya. Luke tidak diberitahukan apa sebenarnya 'sesuatu' itu" jawab Robert, kedua tangannya menyebar ke samping dengan telapak tangan menghadap langit.
"Jadi begitu..." aku menghela nafas, merasa tenang sejenak.
Untungnya mereka masih tidak mengetahui secara detail apa yang pencuri itu incar.
"Jadi... bisakah kau ikut dengan kami untuk memastikannya bersama?" Robert kembali mengarahkan tangannya kearahku.
Aku tak tahu siap sipir Mavis ini, tetapi aku tak bisa membiarkan makhluk seperti Oto diketahui orang lain lebih banyak begitu saja
"Maafkan aku, sayangnya itu tidak bisa. Saat ini aku bersama anakku sedang dalam perjalanan untuk melakukan latihan. Jadi mungkin lain waktu saja" jawabku menghindari ajakannya, wajah Robert terlihat sedikit kaget.
Aku tahu mereka hanya melaksanakan perintah dari orang bernama Mavis Gilbert, namun maaf saja... Oto bukanlah hewan sirkus yang dipertunjukkan oleh penontonnya dengan atraksi yang diberikan olehnya. Oto bagiku ibarat sebuah senjata memematikan berjalan yang bisa menghancurkan sesuatu dengan skala yang besar, seperti halnya sihir tingkat Diamond.
"Ka-kalau begitu, bagaimana jika kau langsung menitipkan Kucingmu kepada kami selagi kau pergi latihan bersama anakmu? Lalu setelah kau selesai, kau bisa langsung mendatangi kami di Penjara Arnhemia dan membahas perihal kasus ini" Robert tergagap terus mencoba untuk membawa Oto.
"Sekali lagi mohon maaf, aku tak bisa melakukannya" aku mengalihkan pandanganku pada Willy dengan telapak tanganku yang mengusap-usap rambutnya. "Perlu kau ketahui, Kucing ini, Oto dan anakku, Willy merupakan Tuan dan Majikan yang sebenarnya. Kemanapun Willy pergi, Oto akan sering berada di sisinya seperti ini" jawabku dengan senyum tipis.
"Maafkan aku, Jack... tapi ini demi menyelesaikan kasus kejahatan dan pengungkapan orang-orang yang bekerja sebagai Kartel ini. Aku harus membawamu dan Oto kepada sipir Mavis" Robert bersikeras ingin membawaku bersama Oto, wajahnya benar-benar serius.
Sepertinya Masalah baru akan datang, ini membuat kepalaku jadi pusing.