Chereads / Story of a Reincarnator / Chapter 24 - Hal Yang Tak Biasa

Chapter 24 - Hal Yang Tak Biasa

|POV WILLIAM ANTSLEY|

Duel antara Jack dengan Mavis telah berakhir. Menurutku Duel itu terlihat terlalu singkat untuk dikatakan sebagai sebuah pertarungan, namun itu juga salah satu hal yang baik untukku. Aku mungkin dapat memanfaatkan waktu latihan ini lebih efisien.

Semenjak Mavis pingsan, Barrier yang mengekang Oto pun menghilang dikarenakan Mavis tak dalam kendali terhadap Barrier tersebut. Oto akhirnya dapat bergerak bebas setelah keluar dari Barrier tersebut. Terlihat dari gerakannya yang tak bisa diam, melompat lompat sambil berlari diatas rumput yang tebal, namun ekspresinya tetap sama seperti biasanya dan tak pernah berubah.

Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju Blessing poll dengan aku yang berada di samping Jack dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celananya, dan Oto yang pastinya berada dekat dengan kakiku. Dan juga Robert yang berada dibelakang kami, bersebelahan dengan Mavis yang pingsan diangkat oleh sihir angin milik Jack yang terlihat seperti seseorang yang tidur nyenyak disaat kasur tempat ia tidur itu melayang di udara.

Saat ini aku masih belum mengetahui bagaimana tanggapan mereka yang meminta Jack untuk membantu dalam permasalahan yang mereka hadapi itu. Robert kelihatannya juga tak mungkin untuk tetap mengajak Jack kembali, melihat Duel juga telah dimenangkan olehnya.

Tetapi aku tak tahu bagaimana tanggapan Mavis tentang hal ini nantinya. seharusnya dia paham kondisi dan juga situasi yang ia hadapi sebelum dan sesudah ber-argumen dengan Jack. Aku berharap mereka dapat menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya tanpa mengorbankan apapun.

---

Kami berjalan menuruni bukit yang memisahkan tempat latihan kami dengan hutan yang didalamnya terdapat Blessing Poll yang akan kami datangi. Angin berhembus secara halus melewati sela-sela tubuh dan leherku, membuat rambutku juga ikut mengikuti arahnya arus angin itu pergi. Entah ini memang angin dari alam karena kami sedang menuruni bukit atau sihir angin Jack yang mengangkat Mavis.

Hewan-hewan buas daerah hutan itu juga sudah mulai terlihat. Aku masih belum terbiasa dengan kehadiran mereka disini. Bentukan seram mereka yang tak biasa masih membuatku merinding hingga membuatku menempel lebih dekat dengan Jack.

"I-itu..."

Aku berpaling kebelakang, mencaritahu sumber suara yang tergagap itu.

"Bu-bukankan itu Magical Beast?" Robert tergagap dalam berbicara, badannya bergetar hingga membuat zirah yang ia kenakan bersuara gemerincing.

"Kau mengetahuinya ya... itu benar. Mereka adalah Magical Beast" Jawab Jack, memandang robert setengah wajah.

Magical Beast?? Aku belum pernah mengetahui hal itu sebelumnya. Yang kutahu hanyalah hewan buas yang sulit dikendalikan atau yang biasa diburu. Aku tak pernah membaca tentangnya di buku milik Liz, apakah aku kelewatan sesuatu? Tetapi melihat reaksi Robert yang gemetar ketakutan itu sepertinya Magical Beast merupakan makhluk yang cukup berbahaya dan menakutkan sampai orang tua sepertinya jadi seperti itu.

"Magical Beast?" tanyaku penasaran.

"Ya, Makhluk yang memiliki Kemampuan unik yang hanya dimiliki oleh masing-masing dari spesies mereka" pandangannya beralih padaku, menjawab dengan senyuman yang menenangkan.

Jack menunjuk ke salah satu Magical Beast didepan. "Contohnya itu, Mirabilis Gazella. Dia merupakan antelop yang mirip seperti rusa yang mempunyai kemampuan unik berupa membuat sebuah Perisai di area kepalanya seperti Barrier, namun jauh lebih kuat. Dengan Perisai itu, ia dapat menghancurkan tembok sebuah Benteng yang tebal hanya dengan sekali sundulan tersebut menggunakan Perisai" jelasnya panjang lebar.

"Itu benar teman kecilku. Magical Beast itu sangat langka keberadaannya. Jika ada Orang yang haus akan uang dan mengetahui keberadaan mereka, ia tak segan-segan untuk memburunya untuk dijadikan uang yang sangat berlimpah" Robert menambahkan, ia mencoba menahan ekspresi ketakutannya itu.

Sejak kapan ia mulai memanggilku teman kecil?.

"Woah... begitu ya, paman?"

"Namun mereka juga sangat berbahaya jika terusik. Aku tak tahu apakah zirahku ini membuat mereka terusik atau tidak, oleh karena itu aku merasa takut jika mengusiknya" Lanjutnya.

"Tidak perlu khawatir, pak Robert. Mereka tak akan terusik hanya dengan suara zirahmu yang bergemerincing"

Robert merasa lega mendengar zirahnya tak membuat Magical Beast merasa terusik.

"Lalu apakah mereka yang kemarin kita temui itu semuanya Magical Beast?" tanyaku penasaran, menarik celana Jack berkali-kali.

"Itu benar, Willy. Mereka yang kau temui kemarin itu hanya sebagian kecil nya saja" Jawab Jack, terus berjalan menuruni bukit.

"Dan untukmu, pak Robert. Aku berharap kau tidak membocorkan hal ini kepada siapapun" ujar Jack, matanya memperlihatkan permintaan yang mendalam.

"Aku mengerti maksudmu. Tidak mungkin aku membocorkan tempat yang didalamnya terdapat Magical Beast sebanyak ini" jawab robert, matanya terkatup mengerti perkataan Jack.

Entah seberapa Langkanya makhluk-makhluk ini, tetapi menurutku mendapatkan bagian penting dari tubuh mereka itu dan menjualnya, hal itu dapat memenuhi seluruh kebutuhanmu seumur hidup. Tetapi aku masih tak tahu yang sebenarnya, aku harap dapat mengetahuinya pada Perpustakaan Kodeks.

Tetapi apakah mereka itu terdaftar dalam Kodeks?

"Aku punya pertanyaan, ayah" aku menarik kembali celana yang ia kenakan.

Setelah ia menengok kearahku, aku berhenti menarik celananya."Apakah mereka ini terdaftar dalam Kodeks?"

"Mereka terdaftar dalam Kodeks. Tetapi Kodeks mereka Berbeda dari yang lain dikarenakan kurangnya informasi dan juga langkanya mereka. Jadi Kodeks mereka hanya berdasarkan pengamatan belaka dan itu belum tentu sepenuhnya benar" pandangannya menghadap langit, sebelah tangan memegang dagu yang memiliki janggut tipisnya itu.

"Ayah kurang tau detailnya, tetapi orang-orang yg hidup terdahulu itulah yang membuatnya. Ayah yakin Magical Beast dulunya lebih banyak entitasnya dibandingkan sekarang, mungkin orang terdahulu itu juga yang membuat mereka menjadi langka" lanjutnya, wajahnya mengkerut tanda ada rasa sedih dengan kalimat yang ia ucapkan.

Mengingat ia ini seorang pecinta binatang, aku mengerti rasanya kehilangan seperti itu. Jack mungkin tak dapat mengetahui setiap Magical Beast di dunia ini, beberapa dari mereka mungkin saja sudah punah dan hanya menjadi mitos atau legenda belaka.

"Ayah beruntung dan bahagia bisa menemukan tempat ini dulu. Makhluk yang ayah kira dulu hanya sebuah dongeng pengantar tidur terpampang nyata di depan mata"

Wajah nya berubah menjadi sebuah rasa kagum yang tak pernah kubayangkan. Sepertinya ia lebih mendapatkan hal yang membuat dia bahagia dibandingkan dengan hal yang membuat dia sedih.

-----

Kami berjalan kedalam hutan melewati beberapa Magical Beast yang terkadang memandang kami dengan santainya. Robert juga kelihatannya tidak gemetar semenjak perkataan Jack tentang zirahnya yang bergemerincing.

Aku masih tak dapat mengendalikan rasa takutku terhadap mereka di sini, padahal aku sering melihat banyak makhluk buas yang mengerikan di film dan juga beberapa video game yang kumainkan, dan itu tak terasa menakutkan bagitu. Nyatanya saat mereka benar-benar berada satu dunia denganmu, hal itu langsung terasa mendebarkan.

Tak lama akhirnya kami sampai di Blessing Pool, dengan Mavis yang belum tersadarkan. Kembali disinari dengan cahaya hangat dari langit tanpat terhalangi pepohonan disekitar. Sebelumnya saat berjalan dalam hutan hawanya terasa lebih dingin dibandingkan sebelumnya dan saat ini.

Jack mengarahkan sihir angin yang mengangkat Mavis ke tengah kolam. Tanpa basi-basi Jack menjatuhkan Mavis hingga tercebur kedalam kolam sepenuhnya. Tubuhnya yang terjatuh membuat airnya bergelombang dan keluar dari batas kolam.

"Hei... Kenapa kau melakukan itu, Jack?! Itu tindakan yang tidak baik"

Robert sontak membentak Jack yang menceburkan mavis langsung secara utuh hingga mencapai dasar kolam, walaupun itu tidak dalam dan masih dapat terlihat karena airnya yang jernih.

"Ini balasan dariku karena ia telah merebut paksa Oto untuk dijadikannya taruhan dalam duel" Jack cemberut, tak terima jika hanya dia yang merasa dirugikan.

"Lagipula dia akan sulit terbangun jika tidak kulakukan seperti itu. Tetapi aku membuatnya lebih ke membalas perbuatannya sih"

Jack masih tidak terima saat Oto diambil paksa oleh Mavis dengan sihir rantai tak jelas itu. Aku juga tak terima saat dia melakukan itu, jika saja aku bisa menggunakan sihir Bumi, mungkin sudah kutanam dia hingga tersisa kepalanya di permukaan Tanah.

"Tetapi itu berlebihan, Jack. Dia bisa mati tanpa bisa be-"

*blup blup blup

Sebelum Robert menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara buih gelembung dari kolam tersebut. Nampaknya sensor motorik Mavis berhasil tersadarkan sampai membuat kedua tangan dan kakinya itu bergerak tak karuan.

Tak lama gelembuh yang cukup besar yang menyimpan karbon diosida keluar deras dari mulut dan hidung Mavis hingga membuatnya tersadar sepenuhnya sampai ia mengeluarkan kepalanya ke permukaan kolam.

"Guaaah.. huh.. huh.." nafasnya tak karuan setelah melepaskan banyak gelembung itu dari tubuhnya, mencoba mendapatkan kembali oksigen untuk dia bernafas.

"Apa yang terjadi...?!? dimana aku sekarang?!?"

Wajar saja ia kebingungan seperti itu. Berawal ia menutup mata diatas permukaan yang penuh dengan rumput tipis dan hijau, dan berakhir membuka mata didalam kolam yang sejuk tanpa udara.

Mavis mencoba mengusap air di mukanya yang mengalir dari sela-sela rambut sampai ia bisa melihat seluruh pemandangan disekitarnya.

"Lihat..., dia sadar setelah aku ceburkan ke kolam kan?" kedua tangan Jack mengarah pada Mavis, terlihat seperti mempersembahkan sesuatu yang menarik.

"Tunggu... apa katamu?" mata Mavis terbuka lebar menghadap Jack.

"Hei kau, sebaiknya kau lucuti pakaianmu itu dan bersantai disana. Berhenti kebingungan seperti itu, lukamu harus segera pulih. Jadi bersantailah" Jack mengambil kerikil kecil di sekitarnya dan melemparnya tepat mengenai kepalanya.

"Apa maksudmu?" Mavis masih terlihat bingung, mengusap kepalanya yang terkena lemparan kerikil Jack.

Tak lama sekitar tubuh Mavis yang sedang terdiam di tengah kolam, bersinar kebiruan terang tanda reaksi dari penyembuhan Blessing Pool ini. padahal dulunya aku perlu merasa tenang dan bersabar agar mendapatkan reaksi seperti itu. Lalu apa yang terjadi padanya hingga bisa bereaksi secepat itu? aku berani yakin kalau dia sedang gelisah ditengah kolam itu.

Mavis memandang sinar disekitarnya itu.

"Woah!?!?" Mavis terkejut, melompat keluar ke tepi kolam secepatnya membawa beberapa butiran air yang berada di pakaiannya yang basah kuyup.

Saat Mavis keluar dari kolam, sinar yang mengikuti tubuhnya di permukaan air itu kemudian menghilang.

"Cahaya apa itu? Apa yang baru saja terjadi, Jack" Robert ikut terkejut, menghampiri Mavis dengan langkah kecil sedikit demi sedikit.

Robert mencoba melihat sekeliling tubuh Mavis yang sebelumnya dikelilingi cahaya. Ia tampak bingung dengan beberapa sayatan-sayatan pada baju di sekitar pinggangnya.

"Mavis... Lukamu pulih!" matanya melebar, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Mendengar hal itu, Mavis dengan cepat memeriksa hingga tertunduk-tunduk ke area pinggangnya. Luka sayatan yang seharusnya terdapat dibalik pakaiannya yang sobek-sobek, telah pulih. Aku tak tahu apakah memang secepat itu regenerasinya atau tidak, tetapi aku belum dapat memastikannya langsung jika tidak memiliki luka seperti itu. Kemarin aku hanya kelelahan saat melawan Jack dengan beberapa goresan kecil saja.

"Kau benar Robert! Aku sembuh!!" Mavis teriak kegirangan, matanya berkaca-kaca.

Mereka berdua berpegangan tangan sambil melompat-lompat kegirangan hingga kaki mereka ditekuk di udara.

"Aduh aduh..." Mavis berhenti melompat, ia meringis kesakitan.

Aku tak tahu apa yang terjadi padanya hingga meringis seperti itu. Apakah Ototnya keram saat melompat-lompat? Namun Robert terlihat baik-baik saja dibandingkan dengannya.

"Apa yang terjadi denganmu?" Robert terheran, melepaskan genggaman tangannya.

"Huft..." Jack mengambil kerikil disekitarnya kembali dan melemparnya tepat mengenai dahinya.

Mavis yang kesakitan langsung mengadap Jack dengan sebelah tangan mengusap dahinya dan sebelah mata tertutup.

"Sudah kubilang lucuti pakaianmu dan bersantailah. Lukamu belum pulih sepenuhnya, lihat kakimu!, lihat bahumu!" Bentak Jack, dahinya mengkerut.

Seketika Mavis memeriksa sekitar tubuh yang disebut Jack sebelumnya. Dan benar saja, saat ia menyentuhnya saja, dia mengeluarkan erangan kecil tanda kesakitan.

"Tunggu apa lagi? Masuklah kembali ke kolam" wajah Jack tampak tak sabar.

"Huh, apa maksudmu?" tanya mavis dengan logat sombongnya, menatap Jack dengan sinis.

Jack menyeringai "Apakah perlu kubantu untuk masuk kesana?" tangan kanannya ia arahkan pada Mavis, menakut-nakuti Mavis dengan sedikit sihir angin yang keluar dari telapak tangannya.

"Baiklah baik..., aku akan melakukannya sendiri" Jawab Mavis, wajahnya berubah tegang dengan kedua tangannya yang menggeleng.

Mavis akhirnya paham dengan siapa ia berbicara. Padahal sebelumnya ia sudah dibuat pingsan oleh Jack, ia dengan beraninya tetap berlagak sombong pada Jack.

Sesaat Jack menghilangkan sihir di telapak tangannya, Mavis melepas seluruh pakaiannya yang bolong-bolong itu dan meletakannya di atas dinding batu, lalu kembali masuk kedalam kolam. Langkah demi langkah, ia masuk kedalam kolam dan bersandar di pinggirannya. Ia mencoba membuat bahunya sampai masuk kedalam air perlahan agar tidak terkejut seperti sebelumnya sampai cahaya itu kembali menyinarinya.

"Hei, memangnya kenapa kau sangat memaksaku untuk berendam di kolam ini?" Tanya Mavis dengan santai sambil bersandar.

"Sebenarnya ini adalah Blessing Pool. Karena kau sebelumnya pingsan, Jack membawamu ke kolam ini agar kau dapat pulih" Jawab Robert, mewakili Jack yang ingin menjawab pertanyaannya.

"Blessing Pool??" Mavis memiringkan kepalanya sedikit dengan alisnya terangkat sebelah, kolamnya kembali bereaksi terhadap tubuh Mavis yang terluka.

"Anggap saja ini adalah kolam dengan sihir penyembuhan tinggi yang membuat luka dan stamina mu pulih kembali seperti semula" Jack mendapat bagian menjawab, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Ah... aku mengerti. Pantas saja aku merasa tak perih sedikitpun saat lukaku mengenai air ini. jadi cahaya ini adalah efek dari penyembuhan yang dilakukan kolam ini ya?"

"Yah.. bisa dibilang begitu" jawab Jack dengan singkat.

"Woah!"

Mavis terlihat kagum dengan mekanisme penyembuhan Blessing Pool ini. ia mengangkat kedua tanganya ke permukaan air dan membolak-balikannya, mencari luka yang sebelumnya ada disana.

"Setelah kau pulih, sebaiknya kau pulang bersama pak Robert ke penjaramu dan kembali bekerja. Aku akan mengantarmu sampai air terjun" ucap Jack, menyuruh Mavis dan Robert kembali setelah urusannya sudah selesai.

"Begitu ya... kau sudah memenangkan Duel dan mendapatkan kembali kucingmu kembali, lalu kau mengusirku begitu saja ya... aku paham" Mavis terlihat murung dengan sifat sombong yang tercampur didalam kata-katanya itu.

"Hei kalian itu kan punya pekerjaan. Lagipula Jabatanmu itu Kepala Sipir, Paham?" Jack kembali membentak Mavis dengan tatapan sinis.

"Baiklah-baik" jawab Mavis dengan singkat

"Tetapi aku dan Robert akan kembali setelah pelatihan anakmu selesai. Jadi kami kembali ke kota bersamamu juga" Lanjutnya, memaksa untuk tetap bersama kami hingga pelatihanku dengan Jack selesai.

"Apa?!" Jack terkejut, matanya melebar.

Sepertinya Latihanku hari ini lebih tidak tenang dibandingkan sebelumnya.