Afifah masih duduk di ayunan saat ibunya menelponnya. Hari ini setelah Radit mengajaknya ke apartemen, dia tidak kembali ke kantor. Dia langsung diantar pulang ke mes oleh Radit.
"Hallo," sapa Afifah.
Tidak ada jawaban, hanya isak tangis yang terdengar dari seberang telepon.
"Hallo, Mak, ada apa?!" tanya Afifah mulai panik.
"Hallo Fah," tukas ibunya dengan suara parau.
"Ada apa Mak?" tanya Afifah.
"Kamu Fah, kamu digosip!" ucap ibunya lalu menangis dengan sangat keras.
"Digosip? digosip apa? Mak, Emak tenang dulu! Emak cerita pelan-pelan," tukas Afifah.
Suara ibunya menjauh, sekarang ayahnya yang bicara.
"Fah, kamu jangan kaget atau nantinya kata-kata Bapak jadi beban pikiran buatmu, Bapak yakin kamu anak yang baik. Kamu gak akan berbuat hal yang membuat Bapak malu atau merugikan dirimu sendiri," ucap ayahnya.
Jantung Afifah mulai berdetak sangat kencang, mendengar ucapan ayahnya.
