Sudah dua hari dua 3 malam mereka menginap di rumah Afifah, pagi ini rencananya mereka akan kembali ke kota. Afifah lega karena sengketa yang terjadi sejak lama akhirnya terselesaikan. Sekarang pamannya tidak akan berani mengganggu tanah dan rumah ayahnya. Bahkan preman-preman itu juga sudah tidak bisa berbuat apapun. Tanah dan bangunan sudah di sertifikatkan atas nama ayahnya Afifah, Haryanto. Selain itu, mereka juga sudah diancam oleh Radit, jika ada yang berani mengganggu tanah calon mertuanya itu, maka mereka akan berurusan dengan hukum. Tidak hanya itu, Radit juga membeli sawah dan tanah di desa itu. Tapi kali ini atas nama Afifah.
Semua warga kampung, bahkan sampai tetangga desa sudah mendengar tentang kemasyhuran Radit, calon suami Afifah dan calon mantu Haryanto. Mereka mendengar tentang kekayaan dan ketampanan Radit. Bahkan banyak yang berbondong-bondong untuk melihat sendiri ketampanan pria itu. Tidak sedikit yang datang dan minta diberi pekerjaan untuk anaknya.
