"Malik!" teriak ibu tirinya.
Lalu gedoran pintu terdengar semakin keras dan tidak berjeda sama sekali.
Malik menggeliat, dia menguap dengan lebar lalu menggaruk lehernya dengan malas. Dia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi padanya semalam, yang dia ingat hanyalah semalam dia menghabiskan sebotol minuman keras lagi lalu hilang kendali.
"Malik! kamu lupa hari ini adalah hari pernikahan kamu! ayo bangun! sebelum harta Kakekmu itu lenyap disumbangkan semuanya!" teriak Mona lagi.
Malik tersentak dari ranjangnya saat ingat bahwa hari ini adalah hari pernikahannya dengan gadis gila itu, Laura. Dia berjalan ke arah pintu lalu membukanya, berdiri tepat di depan Mona yang sedari tadi sibuk menggedor pintu kamarnya.
"Iya, aku mandi dulu!" tukas Malik enteng.
"Apa?! mandi?!" ucap Mona kaget, "Gak usah mandi! kita sudah kesiangan ini! ganti baju aja sana lalu kita segera berangkat!" ucap Mona.
