Amplop yang berserakan di atas meja disusun oleh Hartoyo berdasarkan tanggal yang dia tulis di pojok amplop.
"Hadi, sudah cukup hinaan yang dilayangkan istrimu itu ke Fatimah, Bapak sudah tidak tahan mendengarnya! setiap hari dia selalu merendahkan Fatimah, padahal Fatimah tidak pernah meminta apapun dari kamu ataupun istrimu! Dia tidak pernah menyusahkan kamu, dia tidak meminta sepeserpun uangmu! dia berusaha sendiri, Fatimah bekerja sembari sekolah dengan hasil keringatnya sendiri! Bahkan selama ini dia yang mengurus ayahmu ini," ucap Hartoyo.
"Apa maksud Bapak? jadi selama ini, uang yang dikirmkan Mas Hadi itu gak pernah kelihatan ya di mata Bapak?! uang sebanyak itu? Bapak anggap semua itu apa?" sahut Sumi ketus.
Hartoyo mengatur nafasnya agar tidak terpancing dengan ucapan Sumi.
"Berapa memang yang dikirmkan suamimu? lebih banyak mana yang diberikan suamimu itu dengan yang dia berikan ke Laura dan kamu? bukankah Fatimah seharusnya mendapatkan hak yang sama?" sanggah Hartoyo.
