Afifah masih terdiam, dalam diamnya dia berpikir.
"Mbak, semua tetanggaku pasti akan semakin menghujatku jika aku tidak jadi menikah dengan Radit," ucap Ifah di sela tangisnya.
Wati menghela nafas, dia harus sabar menghadapi Afifah. Dengan segala kepolosan dan keluguannya yang terkadang hanya beda tipis dengan kebodohan.
"Fah, kamu yang jalanin, mereka itu hanya penonton. Kenapa kamu jadi mikirin mereka Fah? gak perlu perduliin apa kata mereka. Mereka itu gak akan merasakan apa yang kamu rasakan, mereka gak akan tahu susahnya kamu! Kamu hidup bukan untuk mereka," ujar Wati.
"Tapi Mbak gak kenal siapa tetanggaku! mereka pasti akan menghosipku seumur hidup jika aku dan Radit tidak bersama!" tukas Ifah dengan nada sedikit tinggi.
Wati menautkan alisnya, dia sedang berusaha memahami pikiran gadis yang duduk di sampingnya itu.