Afifah tidak begitu peduli dengan sikap dingin Nia. 'Mungkin lagi PMS.' batin Ifah.
Ifah kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur.
"Fah, udah adzan kita buka puasa dulu yuk," ajak Wati.
"Iya Mbak, yuk."
Mereka berdua melepas dahaga dengan menenggak segelas air putih.
"Alhamdulillah," ucap mereka berdua hampir bersamaan.
"Mbak, Ifah mau sholat maghrib dulu ya?"
"Iya Fah, mbak juga mau sholat."
Mbak Wati berdiri dari tempat duduknya.
"Ayo Fah!" ajaknya.
Mereka segera bergegas mengambil wudhu dan ikut sholat berjamaah bersama karyawan yang lainnya.
Di tengah hiruk-pikuk suasana Masjid, karena lalu-lalang orang yang telah selesai melaksanakan sholat. Mata Afifah menangkap sesosok pria idamannya.
Ya, itu adalah Big bosnya.
Afifah selalu menghayal agar bisa berjodoh dengan pria tampan seperti itu. Dengan harta melimpah ruah dan fisik sempurnanya, maka tetangganya tidak akan mungkin menghinanya lagi.