Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya, entah apa yang akan pria itu akan perbuat padaku.
Ku pejamkan mataku, ingin berlari pun sudah tidak sanggup. Tubuhku terasa sangat lemas karena dikuasai ketakutan yang luar biasa. Rasa-rasanya lututku lemas dan kehilangan tulangnya.
Hanya air mataku yang terus menetes tiada henti. Aku menyesali keputusanku pagi ini, sangat ceroboh dan membahayakan diriku sendiri.
"Pergilah," ucap pria itu, masih dengan suara datar dan dingin.
Antara terkejut dan tidak percaya saat mendengar ucapan pria itu, aku masih memejamkan mataku.
"Kau tidak dengar? pergilah!" ucap pria itu mengulangi ucapannya.
Perlahan aku mulai berani membuka mataku dan mulai mengatur nafasku yang sempat terhenti sesaat.
Wajah itu, sungguh, aku yang selama ini begitu menjaga hati dan pandanganku dari pria manapun, hari ini terasa sangat ternodai. Bisa-bisanya pikiranku memaksa kedua bola mataku untuk melihatnya lagi dan lagi.