Aku jadi sering bolos sekolah, pertama karena ingin terus di samping Ibu, dan juga memang sedang malas.
Hari ini Bapak memaksaku untuk pergi ke sekolah. Mau jadi apa katanya, jika aku terus bermalas-malasan belajar. Bapak menginginkan aku sukses nantinya, bisa sekolah tinggi dan mempunyai pendidikan agama yang baik. Tidak hanya Bapak, dulu saat ibu masih sehat, ibu juga sering mengatakan demikian.
*
Aku berjalan lunglai dan sama sekali tidak bersemangat. Aku bahkan sengaja berangkat lebih siang dari biasanya, harapanku agar aku terlambat dan tidak diizinkan masuk ke dalam kelas.
Tapi ternyata dugaanku salah, Ibu Guru sedang sibuk di dalam kantornya. Entah apa yang membuatnya terlambat masuk ke dalam kelas.
Yati menyambutku di ambang pintu kelas.
"Mbak Ana!" pekiknya girang.
Aku hanya tersenyum lalu masuk ke dalam kelas dengan malas.
Yati berlari mendahuluiku, dia menawarkan bangku mana yang ingin aku duduki.
"Mau depan, atau belakang?!" serunya antusias.