Kami sangat bahagia saat mendengar hendak punya sepupu baru. Ingin rasanya pergi ke rumah paman dan menengok sepupu kami yang lucu. Aku jadi memikirkan apakah wajahnya mirip dengan paman atau malah mirip dengan Wati. Dari kabar yang beredar, anaknya paman laki-laki dan sangat mirip dengan Wati. Sedikit kecewa sih, tapi mau bagimana lagi?! sudah takdirnya.
Mungkin juga besok kami tidak bisa hadir, kami tidak mungkin meninggalkan ibu dengan keadaan ibu yang sedang sakit parah.
Hingga akhirnya bapak yang memutuskan, bahwa di antara kami tetap harus ada yang berangkat. Setidaknya menghargai undangan paman.
Bapak meminta Mbok Lastri, kedua anaknya, ketiga kakakku dan juga aku untuk berangkat ke sana. Bapak akan tetap di rumah menjaga ibu, sedangkan Diyah dan Ahmad akan dijaga oleh Lek Surti.