Di restoran ternama sekarang mereka berada.
"Em, Tuan eh maksudnya Alex kita ngapain iya ke sini?" Karin celingak-celinguk melihat ke sekeliling
"Cari rongsokan, Iya cari makan lah ini kan tempat makan!"
Karin terus saja memperhatikan semua yang ada di restoran itu.
"Cepat makan makanannya nanti keburu dingin!"
"Em iya, pak," Alex memancingkan matanya.
"Saya harap kamu bisa bekerja dengan benar dan bisa memuaskan saya!"
"Maksudnya? Memuaskan apa pak?" Karin menatap Alex dengan tatapan tajam
"Memuaskan dalam segala bidang, kamu tenang saja aku tak berniat macam-macam, pokonya jika aku suruh A kamu harus lakukan kalo di suruh B kamu juga harus lakukan ngerti!" Alex menaikan halisnya satu
"Iya Lex Karin ngerti, Em tapi ini gimana Karin gak punya uang buat bayar makan nya?" Ujar Karin sambil mengigit sendok di mukutnya
"Ini gampang, tinggal aku potong saja dari gajih kamu."
"Ko potong sih, Pak terus gaji Karin tinggal sedikit dong?" Bibir Karin cemberut
"Sudah lah lupakan, mari ikut saya!"
"Kemana lagi Pak, ini kan jam kerja?"
Alex tak menjawab pertanyaan Karin ia terus saja berjalan ke arah luar.
"Pak, ini rumah siapa ko besar sekali?" sambil celingak celinguk
"Sudah jangan norak jadi orang, Ini tuh rumah saya!"
"Loh ko ke rumah bapak, emang kita mau ngapain ke sini?"
"Mau ketemu sama orang tua saya jadi kamu harus nurut sama saya, dan nanti jika di dalam mamah saya bilang yang tidak-tidak kamu hanya cukup diam saja ngerti!"
"Ngerti pak eh maksudnya sayang."
Alex menggandeng tangan Karin dengan mesra, sebenarnya ada sedikit rasa yang tak menentu di dalam hati Alex ketika iya menyentuh Karin, tapi Alex tepis rasa itu mentah-mentah.
"Mah aku pulang." Ujar Alex yang baru saja masuk ke dalam rumahnya sambil menggandeng karin
"Alex, kamu apakan Tasya?"
Alex melihat Tasya sedang menangis terduduk di sofa dekat mamahnya itu.
"Tak aku apa apakan, Dan oh iya kenalkan ini adalah calon istri aku mah jadi mulai sekarang mamah gak perlu lagi suruh-suruh aku buat balikan lagi sama Tasya."
Mamah menghampiri Alex dan Karin sedangkan Tasya iya melihat kedua orang itu dengan tatapan benci.
"Oh, ini ternyata wanita kampungan yang mau masuk kedalam keluarga saya, eh kamu punya niat apa sama keluarga saya, lihat dong kamu sama keluarga saya tidak sebanding!"
"Mah cukup iya, jangan pernah hina calon istriku!"
"Mas udah jangan ngelawan mamah," Karin berbicara dengan lembut, dan Alex kaget dengan mendengar perkataan Karin yang memanggilnya dengan sebutan mas
"Lex Lex seharusnya itu kamu buka mata kamu, wanita ini tuh cuman mau harta kamu, coba kamu lihat dia ini wanita yang berasal dari kampung dan pasti dia cewe matre." Ujar mamah Alex sambil memandang Karin dengan tatapan sinis
"Stop mah, aku tak menyangka jika mamah bisa membeda bedakan orang dengan cara memandang dari harta."
"Ayo sayang kita naik ke atas!" Alex menarik tangan Karin lembut
saat melewati Tasya Karin malah di dorong oleh Tasya.
"Rasakan tuh siapa suruh kamu berurusan denganku!"
"Aww stt." Karin meringis.
"Tasya apa yang kamu lakukan hah, semakin kamu menjadi jadi semakin benci pula saya sama kamu cam kan itu!" Alex membantu Karin berdiri
Alex menggendong Karin dan pergi ke lantai atas.
"Ahhhk, Tante lihat kan apa yang sudah wanita itu lakukan, pasti dia pakai guna-guna agar Alex bisa mau sama dia!" Tasya mengepalkan tangannya
"Sabar iya sayang, nanti kita kasih pelajaran buat wanita tak tau diri itu!"
Di dalam kamar Alex meletakan Karin di sofa kamarnya dengan amat sangat pelan.
"Mana yang sakit? Maafkan Tasya iya,"
"Emm, tak ada yang sakit ko, tak apa aku akan baik-baik saja, Karin juga paham ko, kenapa Tasya bisa berbuat seperti itu," ujar Karin sambil tersenyum canggung
Alex pergi dari hadapan Karin menuju ke arah laci yang ada di pojok ruangan, ternyata Alex mengambil obat p3k
"Sttt, pelan-pelan dikit, sakit pak!"
"Tadi katanya tidak sakit ko ini malah meringis?"
"Emm heheheh," Karin malah cengengesan "Em, kalo boleh tau, Kenapa bapak tidak mau bersama Tasya? Saya lihat dia cocok dengan bapak?"
Alex menutup kotak obat itu "Kamu tak perlu tau tentang saya dan Tasya, kamu hanya harus menjadi sekertaris dan pacar saya saja sudah cukup."
"Emmm baik lah Pak, maaf kalo Karin tidak sopan,,," Karin menggenggam tangannya sendiri
Di kantor
"Duh, Karin kemana lagi ini udah jam dua tapi ko belum kelihatan sedari tadi sih?"
Maya terus saja melihat dan berkeliling gedung kantor agar bisa menemukan Karin.
"Maaf, Pak boleh saya tanya?"
"Iya, mau tanya apa ya?"
"Apakah bapak satpam lihat wanita muda pake ke cemata dan rambutnya di kepang dua tidak, Dia di sini pegawai baru pak?"
"Oh Nona itu, Tadi Nona itu di bawa sama Tuan Alex neng."
"Oh gitu iya Pak makasih iya Pak atas infonya!" Maya pun meninggalkan pos satpam tersebut.
"Ko bisa sih, Karin bisa di bawa sama Tuan Alex? Semoga saja Karin tida melakukan kesalahan yang patal."
sore harinya Karin di antar kan pulang oleh Alex tapi saat hendak keluar rumah Alex ber pas Pasan dengan papahnya.
"Loh Lex kamu mau ke mana? Dan ini siapa?"
"Alex mau nganterin Karin pulang dulu pah, Dan kenalkan ini Karin calon istri nya Alex!"
Karin pun bersalaman bahkan mencium tangan papah nya Alex , dan papahnya Alex pun terlihat hambel tidak seperti mamahnya Alex.
"Oh ini toh calon menantu papah, iya sudah kamu hati-hati iya di jalannya!"
"Tuan eh maksudnya sayang, Itu papah kamu iya? Masih gagah iya?"
"Iya itu papah ku, Iya lah gagah kamu lihat saja anaknya saja bagai mana?"
"Dih kalo bapak tuh keliatannya udah tua, soalnya bapak tuh sukanya marah marah saja," Karin keceplosan
"Enak saja kamu bilang saya sudah tua, umur saya ini baru 28 tau gak!"
"Hehehe iya ih orang Karin cuman bercanda ko, Maaf iya pak." Karin tersenyum takut
"Iya sudah kamu sekarang mau pulang atau ke kantor?"
"Karin mau pulang, tapi sebelum itu Karin mau jemput ka Maya dulu, Kasihan ka Maya pasti seharian nyariin Karin."
"Tinggal kamu telfon doang kan apa susahnya?"
"Karin gak punya hp Pak. Boro boro beli hp buat ongkos nyampe ke kota aja Karin susah dapetinnya!"
"Oh gitu, iya sudah tapi sebelum itu kamu ikut saya dulu sebentar!"
"Mau kemana lagi sih Pak, Ini tuh dah sore tau?"
"Duh kamu itu ko cerewet banget sih Rin, Tinggal duduk manis aja apa susahnya sih!"
"Iya, maaf Karin gak Bakan cerewet lagi," ucap Karin pelan
Setelah bebrapa saat mobil Alex berhenti di depan sebuah bangunan besar yang di depan dan dalam nya penuh dengan orang yang berlaku lalang.