"Selamat pagi semuanya, Perkenalkan nama saya Karin, semoga kita bisa jadi teman iya!" ucap Karin polos.
"Eh, lihat tuh orang, bukannya dia itu ofifice girl iya, ko bisa ada di ruangan ini sih, terus kenapa pakaiannya beda?" ucap karyawan di sana.
"Iya ih, mau ngapain itu si cupu di sini?" salah satu karyawan wanita menghampiri karin
"Eh cupu, kamu mau ngapain di sini? Harusnya tuh kamu di wastafel sanah,"
"Em, Karin di sini kan kerja, Karin mau ke ruangan pak Alex dulu iya ka, permisi!"
"Ets, mau kemana? Katanya tadi mau jadi teman kita, Ko malah kabur?"
"Karin, Karin harus ke ruangan pak CEO dulu ka, nanati kalo Karin telat Karin bisa di marahin,"Karin berucap dengan sopan.
"Sudah buat apa kamu ke ruangan CEO, kamu itu ofifice girl ngapain di sini,"
"Karin itu sekarang sudah menjadi sekertaris pak Alex tau." ucap Karin polos.
"Hahahaha, kalian dengarkan apa yang si cupu ini bilang, kalo dia adalah sekertaris pak Alex?" yang lainnya pun sama, melihat Karin dengan tatapan mengejek.
Tiba-tiba Alex datang dari luar dengan gagahnya.
"Ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah ribut?"
"Em ini pak, office girl ini mengaku sebagai sekertaris Bapak!"
"Memangnya kalo benar kenapa?" tanya Alex dengan suara datar
"Tidak apa-apa Pak, permisi Pak kami kembali kerja lagi!" Ujar sang kariawan tersebut sambil memandang sinis ke arha Karin
"Iya, memang itu yang seharusnya kalian lakukan, Bukan malah ngurusin hidup orang lain, kalian mengerti?"
"mengerti Pak," semuanya serempak menjawab
"Karin, ikut saya!" ucapnya datar
"Kemana pak?"
"Keruangan saya, sudah jangan banyak tanya!"
saat sudah Sampai di dalam ruangan
"Duh Pak, ko ruangannya dingin sekali iya, Karin kan jadi gak enak badannya?" sambil menggosok gosokan tangannya.
"Mungkin ACnya rusak, nanti saya akan panggil orang buat membetulkannya," Alex berjalan ke arah Karin dan tiba-tiba Alex memberikan selimut yang entah dari mana Alex dapatkan.
"Loh bapak dapat dari mana selimut ini?"
"Dari tong sampah, udah pake aja jangan banyak tanya, masih pagi ko kamu sudah cerewet?"
"Dih gitu aja ngambek, Bapak juga kalo pagi-pagi jangan suka marah-marah tau," sambil memonyongkan bibirnya
"Jangan di monyong-monyongin bibirnya, nanti jatuh lagi!"
"Dih apaan sih Lex,"
"Nah tumben inget," sindir Alex.
Alex duduk di singgasananya dan sedangkan Karin ia malah masih saja berdiri.
"Kenapa masih berdiri?"
"Oh, terus Karin harus ngapain pak?"
"Iya ampun, udah kamu duduk aja, nanti kalo saya ada perlu saya baru tugaskan kamu!"
"Oh ok," Karin berjalan ke arah sofa yang ada di pojok ruangan
Sebenarnya Karin sudah merasa bosan, sedari tadi dirinya hanya duduk dan memperhatikan Alex yang sedang sibuk dengan berkasnya.
"Kamu kenapa sih ko kaya orang yang lagi ambeien?" ucap Alex tanpa melihat Karin.
"Enak aja, masa Karin di katain ambeien, Karin itu bosen tau, emang kalo sekertaris itu kerjaannya gini iya Lex?"
"Sebenarnya kamu itu di tugaskan bukan buat jadi sekertaris aku!"
"Terus buat apa dong, kalo gini kan Karin lebih baik ke lantai bawah bantuin ka Maya bersih bersih,"
"Eh enak aja, gak boleh, kamu gak boleh ke lantai bawah, kamu itu di tugaskan menjadi asisten peribadi saya, jadi tugas kamu cuman menemani saya kemana pun!"
"Ah gak mau lah kalo kaya gitu mah, Karin kan di sini mau kerja, bukannya santai santai,"
"Iya, ini juga kamu lagi kerja Rin, udah lah kamu diam saja saya lagi banyak kerjaan nih, kalo kamu bosen di sana kan ada banyak buku, kamu tinggal baca-baca saja dan kamu juga sekarang sudah punya hp, tinggal mainin aja sih apa susahnya?"
"Iya-iya, Tuan alex, kalo udah sekalinya ngomong aja udah kaya kereta api nyerocos aja," dumel Karin yang masih di dengar oleh Alex, Alex yang mendengar itu entah kenapa malah tersenyum.
sudah beberapa buku yang di baca Karin, tapi tetap saja rasa bosannya tidak terobati, tiba-tiba ia teringat dengan hp barunya.
Karin perlahan lahan mengeluarkan hpnya dari saku bajunya dan membuka kunci layar hpnya.
ckrek ckrek suara kamera hp Karin, Alex pun penasaran apa yang Karin lakukan dan ternyata Karin sedang memainkan hpnya seperti orang lagi ber poto Selfi.
diam-diam Alex melirik dan tersenyum melihat tingkah Karin yang lucu.
saat sedang asik memperhatikan Karin tiba-tiba Karin melihat ke arahnya dan tentunya itu membuat Alex kelabakan. Dan Alex pura-pura tidak melihatnya, Karin berjalan mendekati Alex.
"Pak, eh maksudnya Lex?"
"hmm ada apa?"
"Emm boleh gak kalo Karin minta Poto sama Alex?"
"Buat apa?" tanyanya datar.
"Buat kenang kenangan aja, emang gak boleh iya? Ya sudah kalo tak boleh,"
Saat Karin akan berbalik badan malah ponselnya Karin di ambil oleh Alex.
"Eh, eh mau ngapain Lex?"
"Katanya mau Poto, ayo buruan, sebentar lagi jam makan siang!"
"Eh iya-iya ayo, nanti Karin benerin rambut Karin dulu,"
"Sudah cepetan!" Alex menarik Karin dan ckrek ckrek, banyak Potonya sudah di ambil olehnya
"Dih ini mah kebanyakan kali potonya," gerutu Karin.
"Biarin emangnya kenapa, sudah lah mari kita keluar, sekarang sudah waktunya makan siang,"
"Udah jam makan siang iya, Iya sudah Karin aku ke tempat ka Maya dulu lah, kan ini udah istirahat jadi Karin bebas mau kemana aja," sambil mengambil tasnya.
"Ets, mau kemana kamu?" Sabil menarik ujung rambut Karin.
"Ih Alex lepasin tau, sakit ih nanti kalo rambut Karin rusak gimana coba?"
"Iya-iya maaf, kamu mau kemana?"
"Mau ke tempat ka Maya, mau makan bareng sama ka Maya!"
"Tak bisa, enak aja, Tadi kan saya sudah bilang kalo tugas kamu adalah mengikuti kemana pun saya pergi ngerti kamu?"
Dengan menghembuskan kasar napasnya iya pun mengangguk.
saat keluar dari ruangan Alex, mata semua orang tertuju kepada Karin yang berada di belakang tubuh Alex yang kekar.
"Tuh lihat tuh si cupu, enak amat iya baru juga masuk udah jadi sekertaris CEO," ucap salah satu karyawan.
"Iya, awas aja nanti anak aku kasih pelajaran dia!"
Di lobi.
"Pak, kita mau makan di mana sih, Karin udah lapar tau?"
"Sabar sebentar, saya sedang menunggu teman dulu!"
"cek. Karin berdecak, huh mana cacing cacing di perut udah goyang lagi," ucapnya pelan sambil memainkan kaki nya
"Hai, Bro udah lama nunggunya?"
"Belum, ini saya baru turun dari atas,"
"Oh, iya sudah mari kita berangkat, oh iya dan ini siapa?"
"Ini yang kemarin saya ceritakan,"
"Eembbh,"Justin menahan ketawa
"Kaka kenapa, kalo mau ketawa iya tinggal ketawa aja, gak usah di tahan-tahan gak baik tau," ucap Karin
Justin malah melorotkan matanya, karena iya tak menyangka jika Karin bisa sepolos itu.