Chereads / Jodoh Dadakan / Chapter 4 - hadiah

Chapter 4 - hadiah

Alex berjalan memasuki gedung itu sendirian, sedangkan Karin dirinya di tinggalkan di dalam mobil.

"Ko Karin di tinggalin sih, Kalo Karin ada yang ngulik bagai mana coba?" Karin melihat ke sekeliling

Beberapa saat kemudian Alex keluar dari gedung itu dan membawa sebuah hand bag.

"Ini untukmu," Sambil memberikan hand bagnya itu.

"Untuk Karin? Ini apa pak?"

"Itu hp buat kamu, Biar saya bisa lebih gampang buat hubungin kamu."

"Tak perlu repot-repot Pak, nanti kalo Karin sudah gajihan Karin akan beli sendiri ko Pak," Karin menyerahkan hand bag tersebut kehadapan alex

"Tida ada penolakan Karin, Cepat ambil!"

"Baik lah, tapi nanti sama Karin di gantiin iya Pak, Karin tak mau jika harus punya hutang sama Bapak,"

"Iya-iya, kamu itu cerewet banget sih, dan inget satu lagi jangan panggil saya Bapak jika hanya berdua ngerti!"

"Iya, Karin mengerti Lex maaf kan Karin iya,"

"Kamu ini kebanyakan minta maafnya, Sudah lebih baik saya antar kan kamu pulang!"

"Jangan lupa ke kantor dulu Lex, soalnya takut ka Maya nungguin,"

"Astaga iya-iya kamu ini, saya juga tidak lupa,"

Alex mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

."Sudah turun sana, dan ingat besok kamu sudah mulai kerja sebagai sekertaris saya!''

"Baik Lex makasih iya,"Karin ingin membuka sabuk pengamannya tapi malah ke susahan

"Kenapa ko lama sekali sih kamu ini, saya ini masih ada keperluan?"

"Em ini Alex, Karin tak bisa membuka sabuk pengamannya," ucap nya malu

Alex perlahan lahan mendekati Karin dan Karin pun sedikit demi sedikit memundurkan tubuhnya.

"Sudah, begini saja kamu tak bisa, apa sih yang kamu bisa selain cerewet?"

"Banyak Lex, Karin bisa masak bisa nyuci dan,,," sebelum meneruskan ucapan nya Karin malah di bungkam oleh tangan Alex

"Ahh kamu ini Karin, sudah sana kamu turun!"

Karin pun bergegas dengan tergesa turun dari mobil Alex.

saat sedang memperhatikan mobil Alex yang melesat menjauh Karin di kagetkan dengan teriakan Maya.

"Karin, iya ampun Karin, kamu ini dari mana saja sih Rin, kamu tau tak kalo saya sedari tadi nyariin kamu, dan pas saya tanya ke satpam katanya kamu itu di bawa sama pak bos," Maya berbicara panjang lebar, sebabkan Karin, ia hanya cengengesan

"Duh ka, satu satu kenapa kalo ngomong, Karin kan jadinya pusing tau, Pertama maafin Karin iya karena Karin Kaka jadinya pusing nyariin Karin dan yang kedua tadi Karin memang di bawa sama Pak bos dan yang ke tiga kata Pak bos, Karin mulai besok sudah bukan kerja sebagai Office girl tapi sebagai sekertaris nya." Karin menjelaskan semuanya

"Hah, ko bisa sih Rin, wah-wah kamu sudah di apa in aja sama Pak bos, ko Pak bos bisa bisanya milih kamu jadi sekretaris nya?" Maya menatap Karin penuh selidik

"Dih, Kaka ko Kaka ngomongnya gitu, Karin tuh gak di apa-apain sama Pak bos tau."

"Oh iya udah lah jangan di bahas lagi, yang terpenting kamu jangan suka ngilang-ngilang lagi iya!"

"Iya, ka Karin janji iya,"

di rumah Alex

"Pah, pokonya mamah tak mau tau ya mamah gak mau kalo Alex menjalin hubungan dengan perempuan itu!"

"Mamah kita tuh gak perlu untuk mengurusi soal perasaan Alex, Biarkan ia memilih pilihannya sendiri mah,"

" Tapi pah, Wanita itu wanita yang tidak benar, Wanita itu cuma mau nguras harta kita aja pah, papah harus percaya sama mamah?"

"Kita kan belum tau mah kedepannya, jadi jangan suka menebak-nebak kaya gitu deh mah!"

"Ah, papah ini susah banget dih di kasih taunya," mamah merajuk.

di club ternama

Tasya sedang bersenang senang ria dengan teman-temannya bahkan mereka sudah menghabiskan ber botol botol minuman.

"Sialan, aku tak akan pernah mau menyerah buat mendapatkan Alex lagi!" sambil meminum minumannya

"Kamu tenang aja tas, kami yakin ko kamu bisa mendapatkan Alex lagi, lagian siapa sih yang tidak tergoda sama seorang Tasya?" Ujar temannya

"Iya benar, jika perlu kita kasih pelejaran buat wanita itu!"

"kalian benar, kita harus kasih pelajaran buat wanita cupu itu!"

mereka sedang asik meminum minumannya dengan di iringi oleh suara musik yang kencang.

"Hay, boleh kami bergabung?" Ujar seorang oemuda

Tasya dan dua temannya melirik orang yang baru saja berbicara.

"Boleh, silahkan saja," ucap Tasya

ketiga pemuda itu mendekati Tasya dan temannya.

Awalnya mereka cuman berbincang biasa saja, Sampai-sampai satu persatu teman mereka pergi dengan pasangan nya masing-masing dan tinggal ada Tasya dan satu orang lelaki.

"Bagaimana, mau menyusul mereka atau tidak?"

"Ok lah, kalo kamu berani," ucap Tasya dan lelaki itu pun tersenyum misterius

Tasya dan Bram pergi ke salah satu hotel yang berada di dekat club tersebut.

Mereka memesan kamar dengan nuansa romantis bak sepasang suami istri.

Di tempat Alex

"kamu kenapa Lex, ko mukamu masam begitu?"

"Saya tak tau harus bicara apa, Tapi yang saya rasakan ini benar-benar begitu mengganggu pikiran saya Justin,"

"Kenapa? Ayo lah ceritakan saja kepada saya, saya itu sahabat kamu!"

"Entah ini salah atau tidak, tapi aku sudah membawa seseorang dalam masalah aku dan Tasya,"

"maksudnya bagai mana Lex?"

"Iya dengan asalnya saya menarik wanita yang tak tau apa apa tentang saya dan Tasya agar mau menjadi kambing hitam"

"Gimana gimana, coba jelaskan dengan diteliti Lex, ucap Justin penasaran"

"Kemarin ketika saya sedang bertengkar dengan Tasya ada seorang karyawan baru saya yang lewat dan dengan semena kena Aya malah menitik nya dan memeluknya di depan Tasya dan bilang jika wanita itu adalah calon istri saya"

"Wah kalo gitu sih kamu gila Lex, Terus bagai mana dengan wanita itu?"

"Iya tak gimana gimana, awalnya iya sedikit kaget dengan apa yang terjadi, Tapi setelah saya paksa dan jelaskan ia akhirnya mau menjadi calon istri bohongan saya,"

"Gila, kamu Lex, nanti kalo Tasya berbuat yang tidak tidak terhadap wanita itu bagai mana Lex, kamu kan tau sendiri bagai mana sifat Tasya?"

"Nah itu yang sedang saya pikirkan Justin, Saya takut jika nanti Tasya berbuat yang tidak tidak terhadap Karin, saya lihat Karin adalah wanita yang polos dan lugu!"

"Oh, namanya Karin, orangnya bagaimana Lex cantik tak? Kalo cantik kamu bisa kasih ke aku iya?"

"Kamu ini, baru mendengar kata wanita saja, Sudah langsung nyosor, Yang ini tak bisa aku kasih ke kamu!"

"Loh kenapa, bukan biasanya jika kamu sudah tak mau pada wanita itu kamu kasih ke aku?"

"Iya itu dulu, Yang ini jangan, kasihan dia!"

"Ko kasihan sih Lex, atau jangan-jangan kamu sudah memiliki rasa ya terhadap Karin?"

Alex merenungi ucapan Justin, apa benar kata Justin jika Alex sudah ada rasa sama Karin.