"Baiklah, kita akan memulainya!" ujar Ditto pada Rania dengan wajah datar. Ia melakukan semua aktivitas itu tanpa ekspresi sama sekali. Rania tidak masalah dengan ekspresi datar tersebut, ia malah tersenyum mengakhiri aktivitas nikmat yang ia maksud. Setelah selesai akan hal itu, Ditto langsung pergi dari ruangan itu tanpa meminta izin pada Rania, ia tau Rania akan membuat alasan baru jika meminta izin.
"Kemana kamu akan pergi? Apa kamu akan pergi di malam yang dingin seperti ini?" Tanya Rania sembari berlari dari kamar untuk menghampiri Ditto, Rania langsung menarik tangan Ditto, tapi Ditto langsung menepis tangannya dan melanjutkan perjalanannya menuju mobil yang ia kendarai.
"Lepaskan tangan saya, saya ingin pulang!" Ditto mengatakan satu kalimat tegas, hanya itu saja dan ia langsung berlalu dari sana, Rania kesal dan rasanya seperti gemes hati tapi tidak bisa melakukan apa-apa lagi.