hai namaku Aditya, biasa dipanggil Adit. Aku anak tunggal, aku tinggal bersama ayah tiriku Arthur dan papa kandungku Arlan. Ibuku Christina sudah meninggal. Hubungan dengan ayah tiriku tidaklah terlalu dekat, aku lebih dekat dengan papaku, kalau ada masalah aku suka curhat sama papaku. Disekolah aku adalah kapten tim futsal dan sepak bola, banyak cewek-cewek yang suka denganku dan ingin menjadi pacarku tapi aku menolak mereka dengan gurauan/candaan. Tahu sendirikan kalau cewek sudah marah/ngambek kayak gimana. Suatu hari disore hari saat aku dan teman-temanku sedang asyik main bola dilapangan sekolah, aku melihat ada seorang anak sedang melihat kami main bola, lalu temanku menegurku
"woi lu lagi lihat apa sih" tegur Soni
"oh nggak lihat apa-apa kok" kilahku
aku pun fokus lagi dengan bola yang kami mainkan, aku berusaha merampas kembali bola yang tadi aku mainkan, aku berhasil mengambil kembali bola itu dari lawan dengan menendang dengan keras bola itu tapi bola itu malah mengarah dengan cepat ke arah anak yang lagi nonton itu.
"awas bola!" seruku
"bam!" bola itu hampir mengenai wajah anak itu
Aku menghampiri anak itu, kulihat dia sedang duduk ditanah sambil memegang dadanya sendiri. Tampaknya dia shock/kaget, lalu aku menghampiri dan menyapanya
"maaf, ade apa kamu tidak apa-apa?"
"iya aku tidak apa-apa" kata anak itu
"maaf kalo bolanya hampir kena muka ade" aku minta maaf
"tidak apa" balas anak itu
Aku menawarkan diri untuk membantunya berdiri.
"mari biar aku bantu" sambil aku mengulurkan tanganku, anak itu memegang tanganku, dia berdiri dan "hap" kepalanya mengenai dadaku ternyata dia lebih pendek sedikit dari aku, aku kaget tiba-tiba anak itu pingsan didekapanku.
"ade-ade" panggilku tapi dia hanya diam.
"aduh pake pingsan segala ini anak" keluhku
lalu aku mengendongnya dan membawanya menuju ke UKS. Anak-anak yang tadi main bola denganku memanggil-manggil namaku tapi aku acuhkan.
Sampai di UKS aku membaringkan anak itu diranjang, aku melihat tubuh anak itu dari atas sampai kebawah.
Aku baru sadar kalo anak itu memakai seragam SMP.
Aku berpikir "kenapa ada anak SMP main kemari" (SMA)
"apa dia sedang mencari seseorang atau hanya iseng saja" pikirku
kemudian aku mencari minyak angin dikotak P3K yang akan aku pakai untuk menyadarkannya. Nggak mungkin aku akan memakai kaos kakiku untuk membangunkannya bisa-bisa dia pingsan lagi dan nggak bangun-bangun lagi. Aku langsung menepis pemikiran itu dari pikiranku, lalu aku pun menggosokkan minyak angin itu dileher dan dihidungnya. Tak lama kemudian anak itu bangun dari pingsannya.