Bab 18. Flu berat
" kenapa lo sakit?" tanya Kala.
" udah tahu adiknya sakit malah di ledekin, mau gue tularin nih sakitnya!" sahut Kila.
Gadis itu terlihat geram sekali.
"Ye di tanya baik-baik eh malah nyolot. Gue kan nanya baik-baik sama lo, malah nyolot gitu.
Udah beli obat belum mau dianterin ke dokter?" tanya Kala.
" udah tadi udah minum obat flu juga kok, gak usah lah ke dokter palingan besok juga udah sembuh kok."
" beneran nih ngomong gua lagi baik loh," ucapnya.
" iya bener lah emang kapan sih gue bohong, perasaan gue itu nggak pernah bohong deh!" tukasnya.
" ya udah kalau gitu buat istirahat aja, mau gue buatin sesuatu nggak?" tawar Kala.
" enggak usah mama juga udah masak sup kok tadi kesukaan gue, lo kan baru pulang kuliah mending lo istirahat dulu!" ucapnya.
" ya udah deh kalau gitu gue mandi dulu deh!" ujar Kala.
Sebenarnya laki-laki itu memang sering care dengan Kila. Tapi gadis itu justru takut semakin kakak sepupunya itu perhatian semakin perasaannya itu juga bertumbuh semakin dalam.
Sedangkan hubungan mereka berdua tentu saja tidak boleh terjadi, sebenarnya Kila juga tidak mau mencintai kakak sepupunya sendiri.
Tapi yang namanya cinta kan kita nggak pernah tahu datangnya juga suka tiba-tiba.
" duh kenapa gue jadi grogi gini sih, padahal biasanya juga main bareng mandi bareng dulu sering malah.
Apa gue jadi grogi kayak gini sama Kala gara-gara gue punya perasaan yang lebih ya sama dia, aduh Kila lo itu nggak boleh suka sama kakak sepupu lu sendiri.
Nanti apa dong kata keluarga udah dari kecil disatuin eh tiba-tiba waktu dewasa malah saling suka."
Membayangkan saja rasanya gadis itu sudah ngeri sendiri, apalagi kalau sampai hal itu benar-benar terjadi tidak!
Itu tidak boleh dibiarkan terjadi.
Kila kemudian masuk ke kamar untuk mengustirahatkan tubuhnya yang yang terasa nggak enak.
Hidung mampet ditambah lagi pusing yang tiba-tiba menyerang membuat gadis itu memilih untuk tidur saja.
Sementara di lantai bawah Fano baru pulang dari kerjanya.
Sang istri pun langsung menyambut hangat kepulangan suaminya itu, apalagi beberapa minggu ini suaminya memang ada tugas di luar kota jadi rasanya pasti akan sangat rindu sekali.
" anak-anak dimana kok tumben gak kelihatan?" tanya Fano.
Laki-laki paruh baya itu memang begitu perhatian dengan Kila dan Kala, sehingga baru pulang dan masuk ke rumah saja laki-laki itu langsung menanyakan mereka berdua.
"Kila lagi sakit tadi pulang katanya flu. Terus kalau Kala baru aja pulang dari kuliah mungkin lagi mandi!" jelas Sahara.
" papa juga mau langsung mandi ah, sekarang itu lebih banyak virus bertebaran dimana-mana jadi kita itu harus benar-benar kayak menjaga kebersihan dengan ekstrak.
Ya udah kalau gitu papa mandi dulu ya," pamit Fano.
"Ya Pa," sahut Sahara.
Suaminya sudah berlalu, wanita paruh baya itu pun segera membuatkan kopi untuk suaminya. Tidak lupa juga Sahara membuat kan makanan kesukaan suaminya yaitu ayam bakar madu.
" nggak nyangka aja sekarang udah menginjak usia pernikahan yang ke 18. Rasanya itu baru kemarin banget gue nikah sama Fano.
Tapi sebentar lagi Kila udah ultah yang ke-17. Suka duka benar-benar udah kita lewatin sama-sama Fan, mulai dari awal rumitnya percintaan kita sampai sekarang akhirnya kita menemukan kebahagiaan.
Semoga saja anak-anak dari tidak mengalami nasib seperti kita, semoga mereka bahagia selalu!" ucap Sahara penuh Syukur.
Dirinya pun langsung membuka kulkas dan mengambil beberapa potong daging. Sekalian Sahara membuat 4 posri karna siapa tahu nanti kedua anaknya itu mau.
" dari dulu sama sekarang kesukaan kamu itu nggak pernah berubah, ayam bakar madu ini selalu menjadi favorit menu kamu.
Kalau lagi masak kayak gini jadi inget waktu kita pertama nikah, sering banget aku buatin makanan ini buat kamu.
Sekarang waktu kamu itu lebih fokus ke pekerjaan, terus juga kadang kalau weekend kita cuma di rumah aja nggak pernah main ke mana-mana gitu.
Tapi aku selalu bersyukur, karna meskipun kita lebih sering ldr tapi hubungan kita itu selalu baik-baik saja."
" Tente lagi buat apa?" tanya Kala.
" biasa lagi bikinin makanan kesukaan Om kamu," sahut Sahara.
" menikah itu seperti asyik ya Tan?" tanya Kala tiba-tiba.
" kok kamu bisa berfikiran seperti itu sih Nak?" tanya Sahara.
" yang aku lihat dari Tante sama Om itu enak nggak pernah berantem.
Kalian selalu suport satu sama lain, bahkan kalian lebih sering berkumpul daripada berpisah.
Jadi Kila itu enaknya orang tuanya selalu ada buat dia, sedangkan aku cuma mau bertemu sama mereka aja susah.
Pulang ke Indonesia 1 tahun sekali, masak iya sih kalau mau melepas rindu harus aku tahun sekali," ujar Kala.
"Hey, kamu nggak boleh kamu kayak gitu dong. Orang tua kamu itu juga kan di sana itu untuk bekerja.
Mereka terlalu memikirkan masa depan kamu, sehingga mereka itu rela berpisah lama dengan anak yang paling mereka sayangi."
" tapi rasanya nggak adil banget aku ditinggal di sini sedangkan adik di bawa sama mereka," ucap Kala.
" ya karena kamu sudah besar dan kamu itu sudah bisa mandiri sayang, coba aja kalau kamu itu masih seumur adek kamu pasti kamu bakal diajak ke sana.
Tidak boleh ada rasa iri ya di hati kamu, harusnya kamu itu bersyukur banget punya orang tua yang sayang sama kamu seperti mereka.
Meskipun waktu mereka bersama kamu itu tidak banyak tapi mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik buat kamu.
Jadi kamu itu nggak boleh mengeluh kalau kamu itu jarang bersama dengan orang tua kamu, di sini juga kan ada om sama tante yang selalu ada buat kamu.
Ada juga nenek dan kakek, jadi kamu nggak boleh merasa kesepian. Dari kecilkan emang kamu sudah dekat sama Kila, jadi memang dari kecil kamu sudah dititipkan di sini!" jelas Sahara.
" tapi aku juga rindu sama orang tuaku, aku juga kepengen merasakan bagaimana rasanya kalau kedua orang tuanya itu selalu ada di sisiku.
Bahkan aku justru merasa kalau aku itu kurang kasih sayang gitu dari mereka, orang tuaku itu ya justru malah om dan tante yang selalu ada buat aku," keluh Kala.
" kamu nggak boleh kamu kayak gitu ya, dengerin Tante baik-baik.
Tante sama Om itu sayang banget sama kamu dan kami mendidik kamu itu untuk menjadi anak baik. Dan anak baik itu selalu mendoakan kedua orang tuanya di manapun keberadaannya.
Jadi yang harus kamu lakukan saat ini kamu harus selalu mendoakan kedua orang tua kamu agar mereka selalu berada di dalam lindungan Alloh SWT."
Wanita paruh baya itu menjelaskan panjang lebar agar keponakannya itu mengerti. Agar tidak salah menilai mengapa orang tuanya itu menghabiskan waktunya di Luar Negeri.