"Heh, Amazon! "
"Lo kalau punya masalah urus sendiri!" kesal Kezira menarik kerah baju Amazon sampai jarak di antara mereka sangat dekat.
Manik mata keduanya saling bertemu, bahkan mata Kezira tidak berkedip.
"Warna matanya cantik," batin Kezira terpana.
"Arghhtt.. " erang Kezira mondar- mandir sendiri. Amazon yang melihat itu jadi bingung sendiri.
"Kenapa? "
"KARENA LO! " teriak Kezira meunjuk Amazon dengan mata berapi-api.
"Ada apa? " tanya Amazon memiringkan kepalanya.
"Itu, orang yang gebukin lo waktu itu. Eh, siapa namanya.. Aran! " ujar Kezira dengan tepat.
Amazon membolakan matanya."Tapi kamu enggak apa-apakan?"
"Gue di kejar anak buahnya! " sentak Kezira menunjuk kebelang. Tidak lama ternyata orang yang baru saja mereka bicarakan tengah berlari kearah mereka, itu anak buah Aran.
"Sial! " pusing Kezira.
Dengan sigap Amazon menarik pergelangan tangan Kezira dan berlari bersama. Mereka akan mencari tempat bersembunyi terlebih dahulu.
Untungnya ada sebuah kardus yang cukup besar dan muat untuk mereka berdua. Sudah tidak ada pilihan, Amazon segera membawa Kezira masuk kedalam sana tanpa memikirkan dirinya yang bahkan bisa di bilang masih terlihat karena ia tidak mau Kezira merasa tidak nyaman.
"Lo mau ngapain disana? " bisik Kezira menarik perlahan tangan Amazon.
"Kezira aja yang sembunyi, Azon di sini. Kalaupun ketauan biar Azon sendirikan. "
"Ihs! " Kezira menarik tangan Amazon agar masuk kedalam kardus itu, walau sempit dan tidak nyaman mau bagaimana lagi.
Di dalam kardus tersebut benar-benar sempit, bahkan untuk menjaga satu sama lain Kezira memeluk tubuh Amazon agar tidak terlihat berisi saat anak buah Aran melihat kardus tersebut, nanti mereka curiga.
Sontak mata Amazon terbelalak, rasa senang langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Kez," panggil Amazon pelan, tapi Kezira masih diam tidak bersuara.
"Kez. "
"Apa? " tanya Kezira menoleh kearah Amazon. Wajah keduanya sangat dekat bahkan hidung mereka sudah bersentuhan, itu menandakan tidak ada jarak di antara mereka.
"Diem deh, " ancam Kezira menyumpal mulut Amazon dengan telapak tangannya.
Amazon yang di berikan ancaman untuk diam, akhirnya bisa diam. "Emangnya Kezira ada masalah apa sama mereka? " tanya Amazon pelan ketika dilihat situasi sudah aman.
"Ini karena lo!" tunjuk Kezira tepat di depan wajah Amazon.
"Karena mereka nganggep lo pacar gue! Kalau punya urusan bisakan urus sendirian aja jangan bawa-bawa orang lain. Emang lo punya masalah apa sama mereka? " pertanyaan terakhir Kezira mampu membuat Amazon terdiam bisu.
"WEI! " teriak Kezira menepuk pundak Amazon cukup keras.
Amazon yang tersadar langsung menepisnya dengan gelengan.
Setelah itu Kezira hendak pergi, namun Amazon menghentikannya. Dia khawatir pada Kezira, bagaimana jika hal yang tidak di inginkan terjadi melebihi apa yang saat ini mereka alami.
"Kezira kesini mau apa? Ketemu mereka dimana? "
"Clubbing lah! " teriak Kezira memutar bola mata sinisnya.
"Kalau gitu Kezira nginep dulu aja di rumah Azon, nanti besok Azon yang bilang sama orangtua Kezira kalau Kezira enggak pulang karena di cegat geng motor," saran Amazon, ia akan lebih tenang.
Amazon yakin bahwa ibunya akan mengijinkan Kezira untuk menginap di rumah jika situasinya berbahaya, dan untungnya tidak ada Azril di rumah itu membuat Amazon lega.
"Enggak! " tolak Kezira, tidak sudi jika dia harus menginap di rumah orang lain.
"Telepon orangtua Kezira deh, nanti biar Azon yang minta izin. "
Seketika Kezira terdiam "Gue tinggal sama Tante, " jawab Kezira sedikit lesu.
Amazon yang tengah merogoh handphone di sakunya langsung menghentikan aktivitas itu dan menatap Kezira.
"Yaudah gue nginep di rumah lo, " jawab Kezira meninggalkan Amazon yang masih mematung.
Sebentar.... Jika Amazon mematung, tandanya ia belum tau bahwa Kezira hanya tinggal bersama Tantenya saja bukan kedua orangtuanya.
"Kezira, tunggu! "
***
Di perjalanan menuju rumah Amazon yang tidak terlalu jauh dari Club malam, tidak ada seorang pun yang membuka pembicaraan baik Amazon ataupun Kezira.
"Hmm.. " Amazon berusaha mencairkan suasana, namun Kezira terlihat tidak peduli.
"Rumah lo di sini? " tanya Kezira yang akhirnya bersuara.
"Iya, belok kanan sampe deh. "
"Tinggal sama siapa? "
"Keluarga. "
"Bahagia dong? " tanya Kezira menoleh pada Amazon. Baru kali ini Amazon melihat Kezira lesu, seperti tengah bersedih ketika mendengar nama keluarga.
"Iya, bahagia. "
"Kenapa lo enggak sekolah? " pertanyaan itu di ucapkan oleh Kezira.
Amazon tercengang tidak percaya "Sa-sakit.. "
"Cepet sembuh, keluarga lo nanti sedih. "
What?!
Enggak! Kayaknya telinga Amazon masih baik-baik aja deh, tapi yang dia denger barusan benerankan?
"Kezira sehat? " tanya Amazon aneh.
"Lo pikir gue gila? " kumat kembali nada tinggi dengan mata membulatnya.
"Enggak, hehehe.. "
Akhirnya perjalan mereka berakhir di sebuah rumah berwarna putih dua lantai dengan pagar hitam yang menjulang tinggi, itulah rumah Amazon.
"Sampai, ini rumahnya."
Amazon mempersilahkan Kezira untuk masuk, namun Kezira masih segan karena ini pertama kalinya dia menginjakan kaki ke rumah orang lain.
"Ma, Azra pulang! " teriak Amazon yang tengah merapihkan sendal yang ia kenakan.
"Bagus kamu, dari mana?!" ujar Arini tegas sambil berkacak pinggang kesal.
"Ampun, Ma. "
Dan, ketika Kezira masuk. Amarah Arini mereda, ia seakan terpana dengan kecantikan Kezira yang natural.
"Ini siapa? Cantik banget. Kamu keluar buat bawa calon mantu ya? " ujar Arini sembringah, ia merangkul tubuh Kezira dengan lembut.
"Ayo, duduk dulu. Kamu mau minum apa? " tanya Arini dengan wajah sumbringah.
"Dih, sama anaknya galak udah kayak macan. Ini.. " omel Amazon berjalan menuju dapur.
Kezira bersalaman dengan Arini, walau kelakuannya bandel tapi dia masih punya sopan santun.
"Nama kamu siapa sayang? " tanya Arini mengelus pergelangan tangan Kezira.
"Kezira, Tante. "
"Nama yang cantik sekali," puji Arini.
Kezira tersenyum, ia merasakan kehangatan ketika Arini memeluknya dan memuji akan kecantikannya. Inikah yang di rasakan oleh anak lain, yang orangnya lengkap dan menyayangi mereka.
"AZRA MANA MINUMNYA! " teriak Arini.
"Iya, iya.. "
Kezira ingin tertawa melihat Amazon yang kesusahan membawakan minuman untuknya, lucu sekali jika mempunyai keluarga yang lengkap.
"Silahkan di minum, Nyonya," ujar Amazon yang menyajikan teh.
"Jangan liat dia, dia emang gitu nyebelin. Jadi babu juga bisa kok kalau Azra," Kezira tersenyum. Senyum itu di lihat oleh Amazon yang ikut tersenyum.
"Oh ya, Ma. Kezira bolehkan nginep di sini. Soalnya tadi Kezira di kejar-kejar sama orang jahat. "
"Boleh! " ujar Arini lugas tanpa ada pertentangan terlebih dahulu.
"Kamu tidurnya di kamar Azon aja, biar dia tidur di sofa aja. Atau enggak sama Azka, " ujar Arini tidak peduli dengan anaknya.
"Boleh, boleh. Buat Kezira apa sih yang enggak," pasrah Amazon.
Sampai Azka menuruni tangga, dan dengan terkejutnya dia menutup mulut melihat Amazon bersungkem di lantai dengan dua cewek cantik duduk di sofa.
"Astagaaaa... Pemandangan yang jarang, harus di abadikan! " ujar Azka yang merogoh handphone dan memotret momen berharga itu.
"OY AZKA! " teriak Amazon tidak mau Azka mengambil foto dan menyebarkannya di sosial media.
"AZKA! " mereka berdua berlarian di ruang tamu.