Dengan tenangnya Kezira menghembuskan asap nikotin dari lubang hidung dan mulut secara bersamaan. Dilihatnya beberapa murid sudah pada pulang dengan gelak tawa nyaring di sepanjang koridor, itu membua Kezira muak.
Dari semenjak bel istirahat Kezira memang tidak kembali ke kelas, ia tidak ingin mendengarkan ucapan seseorang tentang dia lagi. Membuat kepala Kezira semakin pusing. Dan hanya rokoklah yang memuat Kezira tenang.
Kezira mengadahkan kepalanya ke atas dengan mata yang tertutup, ternyata hidupnya sepi juga tanpa adanya hama yang selalu membuat dia kesal. Namun ada baiknya juga, karena hidup Kezira memanglah seperti ini.
Sampai.. Terdengar suara langkah kaki yang mengganggu ketenangan Kezira. Matanya mulai terbelalak dan mengatakan hal yang pedas.
"Hallo, boneka! " pekik Kezira, ya kalau bukan dia siapa lagi yang berani menghampirinya.
"Kak, ayo pulang."
Kezira tersenyum seram."Memangnya apa peduli lo?" pertanyaan itu membuat Gerld ikut duduk di samping Kezira.
"Aku adikmu. "
Mendengar ucapan itu Kezira menghembuskan nafasnya gusar. "Gue minta lo jangan ganggu hidup gue! "
"Tap-" sebelum menyelesaikan kalimat selanjutnya, Kezira sudah bangkit dan pergi meninggalkan Gerld sendirian.
"Kak, kenapa kamu begini? " tanya Gerld menatap punggung Kezira yang semakin mengecil, lalu menghilang dari pandangannya.
***
Kezira pulang dengan emosi yang membara, bagaimana tidak? Ia terus saja di buat marah oleh Gerld yang selalu memanggilnya kakak.
Saat ini Kezira pulang hanya dengan berjalan kaki, karena semua fasilitas di cabut oleh Naya. Seperti kendaraan agar Kezira tidak selalu pulang sampai larut malam.
Anehnya, langkah kaki Kezira tiba-tiba terhenti begitu ia melihat punggung seseorang yang baru saja masuk kedalam mobil. Punggung itu familiar di mata Kezira, sayangnya ia tidak bisa melihat orang itu.
Hingga, mobil itu melewat di sampingnya. Dari kaca mobil yang lumayan terlihat itu, samar-samar Kezira melihat sosok Amazon tengah duduk di kursi belakang.
"Apa itu beneran cowok sialan?" gumam Kezira bertanya pada dirinya sendiri.
"Tapi, bodo amat! "
Kezira memang mengatakan bahwa dia tidak peduli, tapi dalam hatinya ia juga memiliki rasa penasaran. Dan bertanya-tanya apakah itu benar dia?
***
Malam kini tiba, Kezira sedang bersiap untuk pergi ke Club yang biasanya ia datangi. Tapi yang menjadi permasalahan adalah Naya ada di rumah. Bahkan sekarang ini Kezira tengah mencari cara bagaimana agar ia bisa keluar tanpa di curigai.
Kezira mulai mengendap-ngendap melihat apakah Naya sudah tidur apa belum. Dan bisanya Naya sudah tidur sebelum pukul sembilan malam. Di lihatnya jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh menit. Kezira yakin bahwa Naya sudah tidur.
Langkah kakinya di jinjitkan agar tidak mengeluarkan suara, tapi hembusan nafas Kezira masih terdengar walau ia sudah berusaha menahannya. Sampai...
"Mau kemana kamu? " tanya seseorang dari belakang Kezira, alhasil dia pun menoleh.
Itu adalah Naya yang masih terbangun karena ia sudah tau bahwa Kezira pasti akan pergi ke Club di malam minggu.
"Cari buku," bohong Kezira, itulah kebohongan yang akan Naya percayai karena jika menyangkut kepentingan sekolah dia tidak masalah. Tapi alasan itu sudah basi, pasti Kezira akan pulang dengan babak belur.
"Masuk! " Naya menyuruh Kezira untuk masuk kembali, namun yang Kezira lakukan malah sebaliknya. Ia bukannya masuk, melainkan melanjutkan langkahnya menuju pintu utama.
"SELAMAT TINGGAL! " teriak Kezira sambil melambaikan tangan.
Eatss! Salah. Kezira seharusnya tidak pergi ke Club jika seluruh kunci kendaraan di sita oleh Naya. Ya, kunci itu sudah Kezira dapatkan sewaku Naya pergi ke dapur. Sangat cerdik bukan Kezira jika menyangkut tentang Club malam.
Sesampainya di Club, Kezira langsung meneguk minuman beralkohol seperti vodka. Minuman berwarna bening itu adalah minuman kesukaan Kezira setelah wine dan wiski.
"HAI!" sapa seorang cowok yang menyentuh surai rambut Kezira.
"Enggak sopan!" pekik Kezira menepiskan tangan cowok sembrono itu.
"Sayang, apa kamu enggak inget aku?"
Kezira mengerutkan keningnya, refleks tangan Kezira memukul kepala cowok itu hingga cowok itu tersadar.
"Ashh! Maaf, gue salah orang. " ujar cowok itu, tapi senyumnya terlihat jahil.
Tidak! Cowok itu tidak salah orang. Ada sesuatu di baliknya.
"Hai, ketemu lagi kita," sapa cowok tersebut dengan senyum menyeringai.
Sebentar, Kezira sepertinya mengingat wajah di depannya. Itu adalah ketua geng motor yang menyetang dia dan Amazon waktu itu. Kalau tidak salah namanya Aran. Mau apa lagi dia?
"Oh, lo yang pengecut itu? " ujar Kezira tidak mau kalah menyeramkannya.
Belum tau aja dia siapa Kezira.
"Hohoho.... Dimana pacar lo yang sialan itu? " tanya cowok tersebut mencari keberadaan Amazon dengan mata yang celingak-celingukan.
"Takut? " pertanyaan Kezira satu ini sontak membuat mata Aran terbelalak sambil di barengi dengan gelak tawa.
"Takut? Sama Azra? Hei cantik mendingan lo tinggalin dia, dari pada lo mati di tangan dia. Sini sama gue aja yang jelas -jelas bisa ngelindungin lo. " ujar cowok tersebut menyolek dagu Kezira dengan tatapan genit.
"Hahahahahahaha... " tawa kezira seketika pecah, sangat lucu.
"Lucu banget sih lo. Mau ngerasain main sama gue? " ujar Kezira mencengkram dagu Aran.
"Bermain dengan permainan Kezira," bisik Kezira dengan wajah menyeramkan.
"Bermain di ranjangkah? Kalau itu gue mau.. " bisik Aran dengan sedikit nada desahan.
"Boleh. "
Kezira langsung membawa Aran ke tempat khusus di tempat itu, tempat dimana banyak orang yang bercocok tanam di kamar Club malam itu.
Aran mulai mencium dagu Kezira, namun Kezira meminta Aran bersabar karena ia akan membersihkan badan. Tapi sudah dua puluh menit lamanya Kezira belum keluar.
Tidak lama kemudian, beberapa gerombolan wanita penghibur memasuki kamar yang tengah Aran tempati. Mereka semua menarik tubuh Aran, mengikat kedua tangan dan kaki Aran.
"CEWEK SIALAN! " teriak Aran penuh amarah, malam ini dia di tipu oleh seorang cewek dari musuhnya. Niatnya ingin menjebak malah terjebak sendiri.
"Makannya jangan main sama Kezira!" pekik Kezira keluar lewat jendela kamar mandi di kamar itu. Sebelumnya ia juga sudah meminta bantuan Merina untuk memberikan pelajaran yang tidak akan terlupakan.
"HEI! " terikan tersebut membuat Kezira mematung, itu adalah anak buah Aran.
Sialan! Kezira tidak bisa berkelahi. Bisa-bisa ia akan di keluarkan dari rumah oleh Naya.
"Maaf, gue enggak ada urusan sama lo! "
"Pacarnya Azra adalah musuh kita, dan lo adalah pacarnya. Gue mau pacar lo kesini sekarang juga! "
"Apaan sih! " kesal Kezira.
"Dia bukan pacar gue, lagian siapa sih yang mau pacaran sama cowok kayak dia. Lo kalau punya masalah sama dia ya kelarin sama dia, bukan ngehadang gue! "
"Banyak omong, ayo ikut! " paksa beberapa cowok menyeret Kezira.
Kezira menepiskan cekalan tangan cowok itu, ia berlarin sekuat tenaga untuk menghindarinya.
"HEI! "
"DASAR COWOK PEMBAWA MASALAH! " teriak Kezira kesal, sampai..
BUG!
Tidak sengaja Kezira menabrak seseorang di depannya. Awalnya Kezira hendak meminta maaf, tapi dia mengurungkan niatnya ketika dia melihat wajah orang tersebut.
"SIAL! "
"Heh, Amazon!"