Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 29 - Dampak Debut Kazuki

Chapter 29 - Dampak Debut Kazuki

[Debut yang indah namun tidak sempurna.

Pada pekan ke 24 liga premier Inggris, Southampton menjamu tamu mereka yaitu Tottenham Hotspur di stadion St Marrys. Pada pertandingan ini kedua pihak bertekad untuk mengambil tiga poin, entah itu Tottenham yang telah meraih kemenangan beruntun atau Southampton yang sudah lama tidak merasakan kemenangan.

Permainan berjalan dengan seru, pada menit ke 2 Gareth Neill mendapatkan kesempatan emas setelah bek Southampton melakukan sebuah kesalahan. Sayang sekali, Neill gagal mengubah peluang itu menjadi goal.

Setelah itu kedua belah pihak saling berbalas serangan. Luminaire dan Osmund sama-sama mendapatkan peluang mencetak goal walaupun mereka gagal mengonversi peluang tersebut menjadi goal.

Goal pertama tercipta pada menit ke 12, kerja sama para pemain Tottenham berhasil menghasilkan goal. Gareth Neill mencatatkan namanya di papan skor setelah menerima umpan Shradder.

Pertandingan berjalan sulit setelah gol pertama Tottenham. Southampton memilih untuk memperkuat pertahanannya. Hingga pada menit ke 36, Southampton mendapatkan peluang. Denilson yang mampu menerobos ke kotak penalti Tottenham memiliki kesempatan untuk mencetak skor, sangat disayangkan tendangannya masih bisa ditepis oleh Llorente.

Southampton mendapatkan tendangan sudut, namun Tottenham berhasil bertahan dengan baik, mereka melancarkan serangan balik cepat. Hasilnya mereka mencetak goal setelah Shradder menjebloskan bola ke gawang Southampton. 2-0 untuk keunggulan Southampton.

Setelah gol kedua, Tottenham terus menyerang Southampton tanpa henti. Hingga pada menit ke 44, Tottenham berhasil menjebloskan bola ke gawang Southampton untuk yang ketiga kalinya. Kali ini, Luminaire yang mencetak goal lewat tendangan voli.

Pada babak kedua, Southampton melakukan high press dengan ganas, namun strategi tersebut gagal setelah Tottenham mampu mengatasi High press Southampton.

Pada menit ke 72, Kazuki masuk menggantikan Osmund sementara Wright-Phillips masuk menggantikan Rudolf. Apa yang dilakukan pelatih George Eastgate kali ini terbukti tepat. Pada menit ke 75, Wright-Phillips menerobos Zouma dan melakukan umpan crossing, Kazuki berhasil menyelesaikan umpan Wright-Phillips dengan baik dan mencetak goal pertamanya. Lima menit kemudian, Kazuki kembali mencetak goal setelah menendang bola rebound. Momentum Southampton naik seketika, para penggemar bersorak dengan penuh semangat.

Namun pada menit ke 87, Gareth Neill membungkam publik Southampton dengan goal solonya. Pertandingan berakhir dengan skor 4-2. Kazuki Kazeshima berhasil memulai debut seniornya dengan mencetak 2 goal. Sebuah debut yang sempurna, sayang sekali Kazuki gagal memenangkan pertandingan.

Sangat menarik untuk diikuti bagaimana perkembangan jenius ini kedepannya.]

Bennet menutup Southampton Daily yang ia baca.

"Ini baru beberapa bulan. Tetapi kemajuannya sangat cepat," bisik Bennet.

Saat ini Bennet bermain untuk Manchester United u-23, kemampuannya berkembang dengan baik sehingga ia bisa masuk ke tim cadangan Manchester United dengan cepat. Akan tetapi melihat Kazuki yang telah melakukan debutnya, Bennet tidak bisa menutupi rasa iri yang memenuhi hatinya. Walaupun ia tahu Kazuki cepat atau lambat akan melakukan debut, namun Bennet tidak menyangka Kazuki melakukan debut secepat ini. Apalagi debutnya dilakukan dengan indah. 2 gol pada pertandingan pertama Kazuki.

Bennet mengambil ponsel miliknya dan menelepon agennya. Setelah beberapa saat telepon berhasil tersambung.

"Hei, apa ada klub yang liga premier yang menginginkanku? Aku tidak peduli apakah itu klub kecil, tapi yang penting aku bisa melakukan debut secepatnya."

"Manchester United? Terlalu lama, kau tahu bukan persaingannya terlalu ketat, selama aku bermain bagus di tim lain, aku pasti akan kembali ke sini."

"Baiklah, aku tunggu."

Bennet menutup ponselnya, ia telah memutuskan untuk melakukan debutnya secepat mungkin. Setidaknya, pada akhir musim, dia ingin memasuki tim utama klub liga premier inggris.

Debut Kazuki, tidak hanya mempengaruhi Kazuki sendiri tetapi juga mempengaruhi pemain muda lainnya.

***

Gol Kazuki di pertandingan melawan Tottenham Hotspur tidak serta merta membuat Kazuki lebih penting daripada Osmund di mata pelatih. Untuk membuktikan kemampuannya lebih jauh, Kazuki harus mampu mempertahankan permainan bagusnya di setiap latihan dan pertandingan.

Tentu saja, 2 goal Kazuki setidaknya membuat Kazuki lebih diterima di tim utama. Kini ia bukan pemain muda tanpa status di tim utama.

Sementara itu pelatihan Kazuki dalam [Pelatihan Mimpi] juga telah berubah. Kini ia berfokus untuk menguasai skill dan teknik yang penting bagi striker. Contohnya Whiplash Turn yang Kazuki lakukan untuk melewati pertahanan Gregor, tanpa teknik itu sangat sulit bagi Kazuki untuk melewati Gregor. Faktor Gregor yang meremehkan Kazuki menjadi salah satu unsur keberhasilan Kazuki melewatinya.

Setelah mengalami [Pengalaman] Lewandoski, Kazuki sadar bahwa kemampuan menguasai bola di dalam kotak penalti juga merupakan satu hal yang penting. Di sisi lain, Kazuki juga melatih kemampuan Dribble nya untuk mempermudah dia melewati pemain bertahan lawan.

Tentu saja pelatihan dasar seperti menembak dan menerima bola masih Kazuki lakukan, karena itu adalah dasar kemampuan striker. Memperbaiki kemampuan lain adalah pilihan tetapi memperkuat kemampuan dasar adalah keharusan. Semakin lama kaki Kazuki terbiasa dengan bola semakin akurat penilaiannya.

***

George menatap Kazuki yang sedang merayakan gol.

Kemajuan Kazuki dalam pertandingan latihan selalu dipantau oleh George. Ia senang melihat Kazuki tidak sombong setelah mencetak 2 goal dalam pertandingan pekan lalu. George telah melihat banyak pemain jenius yang jatuh karena kesombongan mereka sendiri.

Mengetahui kelebihan dan kelemahan diri lalu terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan adalah hal yang penting untuk dilakukan para pemain muda. George senang Kazuki melakukan hal-hal tersebut. Tanpa merasa puas, Kazuki selalu menambah porsi latihannya, terutama melatih sundulan dan tendangan. Sikap positif Kazuki membuat George memutuskan untuk memenurunkan Kazuki sebagai starting line up pada pertandingan berikutnya.

"Apakah tidak apa-apa pelatih? Seperti yang Anda ketahui, strategi kita berpusat pada serangan balik, dan Osmund adalah striker yang sangat cocok dengan strategi Southampton." Asisten Pelatih, James Ward bertanya pada George.

George mengangguk berkata lemah lembut, "Tidak apa-apa, anggap saja ini sebagai percobaan. Aku ingin melihat apakah Kazuki benar-benar lebih efektif sebagai striker daripada Osmund, atau 2 golnya itu hanya sebatas keberuntungan?"

"Tapi kita berada di zona degradasi, tidak ada waktu untuk mencoba-coba."

"Aku yakin sebentar lagi kita akan keluar dari zona degradasi."

"Bukankah kau terlalu percaya diri, pelatih?"

George mengabaikan perkataan tidak sopan asistennya. Dia berfokus pada pertandingan pelatihan yang sedang berlangsung. George mengerutkan keningnya dan berbisik, "Southampton kekurangan pemain sayap kiri yang bisa diandalkan, Kounde terlalu buruk. Kecepatannya cukup baik tetapi umpan dan tembakannya terlalu buruk. Kami juga kekurangan gelandang yang bisa mengatur serangan. Jika kami mempunyai gelandang kreatif, Southampton tidak akan terlalu bergantung pada serangan balik."

George tahu bahwa Kazuki adalah striker yang berbakat, namun tanpa dukungan yang baik dari pemain tengah, sulit bagi striker untuk mencetak goal. Hal ini dibuktikan saat Piala Dunia 2010 saat Spanyol mengalahkan Jerman walaupun Jerman memiliki Phillips Zico sebagai striker pencetak goal terbanyak pada Piala Dunia 2010.