Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 10 - Ujian Penilaian LFE

Chapter 10 - Ujian Penilaian LFE

Keesokan harinya Kazuki dan Furochi mendatangi kantor ketua Akademi Nick Cox untuk secara resmi meninggalkan Akademi Manchester United ini. Bersama dengan Furochi, Kazuki membuka pintu kantor Nick Cox.

Di kantor Ketua Nick Cox dan juga pelatih U-18 Traves Lennon. Mereka terlihat sedang menunggu kedatangan Kazuki.

Kazuki menyapa keduanya, "Selamat Pagi Ketua Nick, Pelatih Traves."

Balas Ketua Nick sambil menganggukkan kepalanya, "Selamat Pagi Nak."

"Selamat Pagi Kazuki. Sepertinya kau sudah siap meninggalkan tempat ini, " kata Traves sambil melihat Kazuki yang telah memasukan barang-barangnya ke dalam koper.

Kazuki hanya tersenyum menanggapi perkataan Traves. Sementara itu, Furochi berjalan ke depan dan bersalaman Ketua Nick dan juga pelatih Traves.

"Perkenalkan namaku Furochi, aku adalah agen dari Kazuki, secara pribadi aku ingin mengucapkan terima kasih pada Manchester United yang telah memberikan kesempatan bagi Kazuki untuk mengembangkan dirinya disini. Kesempatan yang kalian berikan akan sangat berharga bagi klienku ke depannya." Dengan penuh ketulusan Furochi mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Manchester United.

Traves menghela nafas dan bertanya, "Apa kau tidak ingin mempertimbangkan kembali keputusanmu?"

Kazuki menggelengkan kepalanya pelan. "Pelatih, aku ingin segera merasakan kompetisi tingkat senior, di usia yang sama denganku banyak pemain luar biasa telah tampil di liga utama. Walaupun aku tidak sehebat mereka tetapi aku juga ingin merasakan kompetisi senior secepat mungkin."

Semakin cepat pemain muda beradaptasi dengan ritme kompetisi senior maka semakin tinggi potensi mereka. Itu dibuktikan sejarah pemain-pemain bintang pada sepakbola sekarang ini. Mereka, yang sekarang menjadi pemain bintang kebanyakan telah bersinar di usia muda.

"Bahkan jika kau pergi ke klub championship besar kemungkinan kau hanya akan menjadi pengganti, apa kau yakin dengan pilihanmu?" Traves menatap Kazuki dengan tajam yang membuat Kazuki sedikit gugup. Namun, perkataan Traves ada benarnya, jangan meremehkan liga kasta kedua sepakbola inggris. Karena perbedaan besar pendapatan yang diterima oleh klub yang berkompetisi di liga Premier dan klub yang berkompetisi di liga kedua menjadi penyebabnya. Perbedaan pendapatan membuat klub liga championship dengan ganas memperebutkan slot untuk maju ke liga premier. Entah itu pemain, pemilik, ataupun fans klub yang berlaga di liga kasta kedua, semuanya sangat bertekad untuk memperebutkan slot tersebut. Intensitas dan konfrontasi di liga championship ini kadang-kadang lebih tinggi daripada di liga premier.

"Aku tidak takut untuk bersaing. Kemanapun aku pergi pasti ada persaingan, asalkan persaingan tersebut masih bisa ku menangkan aku pasti akan berjuang."

Melihat tekad Kazuki akhirnya membuat Traves menyerah untuk membujuk Kazuki. Ia hanya bisa tersenyum kecut seraya berkata, "Semoga beruntung."

Kazuki menganggukan kepalanya pelan, setelah itu ia dan Furochi berjalan meninggalkan Carrington.

Kazuki pergi menggunakan mobil pribadi yang Furochi bawa. Ia melihat tempat dia berlatih selama 1 tahun perlahan menghilang. Kazuki menghela nafas dan berbalik. Ia kemudian bertanya pada Furochi. "Jadi, bagaimana hasilnya?"

"Ada beberapa klub yang setuju untuk memberikanmu kesempatan trial selama 4 minggu. Tetapi kupikir lebih baik kau menunggu satu bulan lagi. Bulan depan akan ada Ujian Penilaian League Football Education (LFE) u-19 yang akan dihadiri oleh berbagai perwakilan klub dari EFL dan beberapa klub Premier League."

Kazuki mengangguk pelan ia mempercayai saran dari Furochi tetapi ia baru tahu ada pusat trial seperti itu di inggris, "Aku tak tahu ada hal seperti itu di inggris."

Furochi menganggukkan kepalanya, ia kemudian ia kemudian berkata, "Itu wajar, kebanyakan klub top sudah tidak menjalankan trail lagi pada tahap semi profesional. Mereka lebih memilih mendatangkan pemain yang telah mereka awasi secara langsung daripada mengharapkan pemain hebat muncul pada trial."

"Jadi, aku harus menunggu selama sebulan, apa kau akan memberimu tempat tinggal?" Sebulan adalah waktu yang cukup lama, tidak mungkin Kazuki akan tinggal di pinggir jalan bukan?

"Aku belum mendapatkan apapun darimu sampai saat ini. Bagaimana mungkin aku mau menyediakan tempat tinggal untukmu? Gunakan uang yang ibumu kirimkan. Uang sebesar itu sudah cukup untuk hidup mewah di Inggris selama sebulan." Furochi tak habis pikir dengan Kazuki yang bermental gratisan bahkan dengan uang sebanyak itu.

Uang yang ibunya berikan setiap bulan jarang Kazuki gunakan karena tidak ada hal yang perlu ia beli saat tinggal di kamp pelatihan. Oleh karena itu uang tersebut masih tersimpan dalam akun rekening miliknya.

"Trial itu akan diadakan di Birmingham, kau akan pergi ke sana dan tinggal disana selama sebulan. Aku punya banyak urusan jadi aku tidak bisa menemanimu sebulan penuh, karena itu aku akan memanggilkan asisten untukmu."

"Jangan pria, aku telah menghabiskan satu tahunku dengan tinggal di lingkungan yang penuh dengan pria," pinta Kazuki.

Furochi yang mendengarnya berkata dengan nada kesal, "Hey bocah, jangan mencoba untuk melakukan hal-hal yang aneh, kau harus menjaga tubuhmu dengan baik. Jangan terlalu terlibat dengan wanita apalagi saat kau masih muda dan belum mencapai kesuksesan sama sekali."

Jelas Furochi menganggap Kazuki ingin bermain-main dengan wanita yang membuatnya marah dengan keinginan irasional Kazuki. Hanya dengan berfokus pada sepakbola, Furochi yakin bahwa Kazuki akan sukses.

Kazuki menepis pemikiran negatif yang Furochi pikirkan, ia sendiri tahu ia tidak boleh mengacau pada saat-saat penting seperti ini. "Jangan berpikir yang aneh-aneh, aku tidak akan melakukan hal yang kau pikirkan, aku hanya merasa sedikit kesepian di sini. Mempunyai teman mengobrol akan membantu suasana hatiku."

Furochi menghela nafas, ia kemudian memilih mempercayai bahwa Kazuki tidak akan berbuat hal-hal yang tidak profesional.

"Aku akan mengirimkan asisten wanita untukmu."

Kazuki mengangguk senang, "Baguslah."

"Dia adalah ahli karate, judo, dan taekwondo."

"Kau masih belum mempercayaiku?"

***

Setelah berkendara selama beberapa jam, Furochi dan Kazuki tiba di kota Birmingham. Kazuki memutuskan untuk menyewa kamar hotel di dekat taman kota agar ia bisa berlatih setiap harinya di taman.

Keesokan harinya Furochi, meninggalkan Kazuki sendirian. Furochi berkata dia akan menjemput asisten yang ia maksudkan untuk Kazuki.

Kazuki tidak memiliki masalah untuk tinggal sendirian. Walaupun usianya baru 18 tahun tetapi ia sangat mandiri. Itu semua berkat pelatihan yang diberikan keluarganya sejak kecil.

Tiga hari kemudian, Furochi datang kembali dengan membawa seorang wanita dewasa. Di lihat dari wajahnya jelas bahwa wanita itu adalah orang asia timur. Kazuki memperkirakan umurnya sekitar 27 atau 28 tahun.

"Namanya Kim Song Ha, dia adalah pelatih yoga dan juga ahli gizi yang baik. Dia telah membantu beberapa atlet ternama di berbagai cabang olahraga. Mulai saat ini dia akan membantu mengatur makananmu serta jadwal olahragamu sehari-hari. Dengan begitu kondisi tubuhmu akan siap ketika trial berlangsung bulan depan." Furochi memperkenalkan Kim Song Ha panjang lebar.

Kim Song Ha mengulurkan tangannya pada Kazuki, "Perkenalkan, namaku Kim Song Ha. Kau bisa memanggilku Song Ha saja."

"Namaku Kazuki Kazeshima, salam kenal Song Ha-Neesan." Tidak sopan untuk Kazuki memanggil wanita yang lebih tua dengan namanya langsung.

"Kalau begitu aku juga akan memanggilmu Namdongsaeng."

Panggilan-panggilan tersebut biasanya digunakan untuk orang yang lebih dekat, tetapi karena Kazuki dan Kim Song Ha telah berada di Eropa selama beberapa waktu, mereka lebih berpikiran terbuka.