Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 37 - Chelsea

Chapter 37 - Chelsea

"Aku merasa gugup," kata Wright-Phillips yang sedang duduk di samping Kazuki.

Mereka berdua berada di bus Southampton dalam perjalanan menuju Stamford Bridge. Alasan kenapa Wright-Phillips gugup adalah karena dia dipilih sebagai starter oleh pelatih Southampton, George Eastgate.

Wright-Phillips memulai debutnya di awal musim 2011/2012. Dia adalah pemain lulusan akademi Southampton. Dia 1 tahun lebih tua daripada Kazuki. Pada paruh pertama musim 2011/2012, Wright-Phillips hanya tampil sebanyak 5 kali. Dalam 5 kali penampilannya, dia tampil biasa saja. Dia tidak banyak mendapatkan sorotan, namun dia juga jarang melakukan kesalahan.

"Kenapa kau gugup? Setiap tim pasti akan menghadapi The Big Six cepat atau lambat," ujar Kazuki.

"Bukan begitu, aku gugup karena aku akan menghadapi pemain idolaku," Wright-Phillips menjelaskan alasan kenapa dia gugup.

"Siapa?" tanya Kazuki.

"Shank Lambert."

Kazuki mengangguk paham. Lambert adalah pemain legendaris Chelsea. Dia telah bermain untuk Chelsea semenjak 2001. 11 tahun lebih ia habiskan untuk membela klub kota London ini. Lambert juga merupakan pemain nasional Inggris. Bersama Steven Roger, Lambert menjadi duo gelandang Inggris yang tak tergantikan.

Lambert dikenal karena kemampuannya dalam mencetak gol dari jarak jauh, selama 11 tahun membela Chelsea ia telah mencetak 98 gol sampai saat ini. Lambert juga merupakan anak dari Shank Lambert Sr, yang dulu pernah membela West Ham United. Sebagai individu, puncak karir Lambert ada di tahun 2005 ketika ia berhasil meraih posisi ke 2 dalam penghargaan Ballon d'or, dalam ajang penghargaan pemain terbaik fifa tahun 2005, ia kembali menduduki peringkat ke 2.

"Walaupun kau bilang kau mengidolakan Lambert, tetapi gaya bermainmu sangat berbeda dengan dia," kata Kazuki. Lambert adalah gelandang b2b yang mampu bermain di berbagai posisi di lini tengah. Dia bisa bermain sebagai gelandang bertahan, gelandang serang, bahkan bermain sebagai striker bayangan.

Sementara itu Wright-Phillips adalah gelandang teknis. Dia memiliki kemampuan passing dan kemampuan untuk menerobos yang bagus, namun kemampuan tackle, intercept, dan man marking Wright-Phillips kurang baik. Berbeda sekali dengan Lambert yang lebih terkenal sebagai gelandang pekerja keras.

"Aku memang memiliki gaya bermain yang berbeda dengannya tetapi dia tetap idolaku sejak kecil. Aku masih ingat, ketika momen final UCL 2007/2008 Chelsea melawan Manchester United. Saat itu aku mendukung Chelsea. Sayang sekali, Chelsea kalah."

Ketika Wright-Phillips mulai bercerita, Bus telah sampai di Stamford Bridge sehingga ceritanya terpotong. Para pemain Southampton dan rombongannya turun dari bus.

Kazuki mengambil nafas dalam-dalam. Ia tidak tahu apakah ia akan tampil atau tidak pada pertandingan ini. Namun, ia merasakan atmosfer berat sesaat setelah ia tiba di Stamford Bridge.

***

Pada pertandingan kali ini Southampton memakai formasi 4-4-2, berbeda dengan formasi 4-3-3 yang dipakai pada pertandingan pekan lalu melawan Fullham. Wright-Phillips menggantikan posisi Kounde di kiri, sementara Crage menggantikan Hugo di kanan. Di depan, kombinasi antara Osmund dan Denilson kembali di pakai.

Chelsea menggunakan formasi 4-3-3, di barisan paling belakang Peter Krech menjaga gawang Chelsea. Di depannya ada Bek kiri Kahill, Bek tengah ada Ivano dan Ruiz, terakhir bek kanan ditempati oleh Hosingwa. Gelandang Chelsea adalah Essian, Lambert, dan Maroda. Di depan ada kombinasi antara Ridge, Dusan Removic, Zelatta.

Babak pertama pertandingan antara Chelsea melawan Southampton, di Stamford Bridge resmi dimulai. Dibawah pelatihan Mourinho, Chelsea dikenal sebagai tim yang konservatif. Namun melihat statistik Chelsea diantara The Big Six, orang akan sadar bahwa bermain konservatif bukan berarti tidak pandai mencetak gol. Diantara The Big Six, Chelsea merupakan tim kedua yang paling banyak mencetak gol selain liverpool, mereka bahkan berada di atas Manchester United yang sering bermain agresif. Hal ini membuktikan bahwa efektivitas serangan Chelsea sangat menakutkan.

Chelsea mengawali pertandingan dental ganas. Mereka langsung menyerang Southampton. Ivano memberikan bola pada Ruiz. Ruiz meneruskan bola itu pada Hosingwa. Wright-Phillips, sebagai gelandang kiri, naik untuk melakukan pressing sementara Osmund menutup opsi umpan Hosingwa pada Essian.

Hosingwa memberikan umpan jauh ke kiri. Kahill menerima bola itu dan memberikan umpan pada Maroda. Gelandang bertahan Southampton, Rudolf mencoba merebut bola dari Maroda. Maroda memberikan umpan pada Lambert. Shanks Lambert dalam situasi satu lawan satu dengan Simone.

Shanks Lambert mencondongkan badannya ke kanan lalu dengan cepat mendorong bola ke kiri. Simone dengan sigap bereaksi untuk mencuri bola dari Lambert, namun Lambert mendorong bola itu ke sebelah kanan dengan kaki kirinya. Lambert berhasil menerobos Simone.

Para pemain depan Chelsea bersiap-siap setelah melihat Lambert berhasil menerobos Simone. Namun, Lambert tidak memilih untuk mengumpan bola itu, dia menendang bola dengan kuat dari luar penalti. Dean Smith melompat dan memblokir tendangan Lambert. Namun, bola itu terpantul ke luar lapangan. Tendangan sudut bagi Chelsea.

Zelatta mengambil tendangan sudut tersebut. Para pemain Chelsea, termasuk David Ruiz yang pandai mencetak gol lewat sundulan berkumpul di kotak penalti Southampton.

Zelatta menendang bola itu setelah peluit wasit terdengar. Bola melayang ke area depan gawang. Okhalo, bek tengah Southampton berduel dengan Susah Removic. Beruntung, Okhalo memenangkan duel tersebut. Bola memantul ke depan kotak penalti. Denilson menerima bola itu, namun Ivano, bek tengah Chelsea. menyerobot bola itu dari kaki Denilson. Setelah itu ia memberikan tendangan keras pada Dean Smith. Tendangan tersebut menghantam tiang gawang dan memantul ke luar lapangan.

Chelsea terus menyerang Southampton, untungnya pertahanan Southampton di pertandingan ini tidak terlalu buruk. Pada menit ke 14, Akhirnya Southampton mendapatkan peluang pertama. Setelah Dean Smith menangkap tendangan Ridge, dia melemparkan bola itu pada Freddy. Bek kanan Southampton itu mendribble bola dengan kecepatan penuh. Maroda, gelandang Chelsea berlari mencoba memotong jalur dribble Freddy. Freddy yang mengetahui hal tersebut memberikan bola pada Denilson.

Denilson berusaha untuk melewati Ivano, namun bek tengah Chelsea itu sangat berpengalaman dalam menghadapi pemain tipe teknis seperti Denilson. Setelah bersusah payah mencoba melewati Ivano, Denilson akhirnya memberikan umpan pada Osmund.

Denilson terlalu lama memegang bola, sehingga ketika Osmund menerima bola dari Denilson, para pemain Chelsea sudah kembali bertahan, Osmund hanya bisa menembakkan tendangan jarak jauh saja daripada peluang ini terbuang sia-sia.

Peter Krech, penjaga gawang Chelsea menangkap bola itu dengan mudah.

Kecepatan transisi para pemain Chelsea membuat serangan balik Southampton kurang efektif. Denilson terlalu lama memegang bola, sehingga Southampton melewatkan momen terbaik untuk melakukan serangan balik.

Bola kembali pada kaki para pemain Chelsea. Keberuntungan Chelsea pada pertandingan ini agak buruk, mereka telah menyerang Southampton berkali-kali dan mendapatkan peluang emas, namun pada menit ke 20, mereka belum mencetak gol sama sekali.

Performa duo bek tengah Southampton, yaitu Okhalo dan Hilton patut diacungi jembol. Mereka menutup peluang Chelsea dengan mengisolasi Dusan dan menjaga Zelatta. Diantara para pemain depan Chelsea, Dusan adalah yang paling berbahaya, lalu diikuti oleh Zelatta, pemain spanyol ini memiliki dribble dan passing yang selalu mampu membantu Chelsea mencetak gol. Sementara itu, Ridge kurang berbahaya dibandingkan dengan kedua pemain lainnya.