Lelaki paruh baya itu tak lagi menunggu jawaban dari sang keponakan, ia segera dapat memahami hal itu hanya dengan melihat gestur anak dari saudaranya itu. Ia tahu jika kasus yang sedang ditangani oleh lelaki itu tidaklah mudah, dan kini ia hanya bisa menggantungkan semua kecemasannya itu pada lelaki tersebut.
Setelah menceritakan semua yang ia ketahui perihal tragedi yang pernah terjadi di kota itu pada mereka, sang ayah dari Siska itu pun segera beranjak dan pergi meninggalkan kamar Hanna yang menjadi tempat mereka berkumpul saat itu. meninggalkan para remaja itu yang kini dipenuhi dengan perasaan yang berkecamuk di dalam diri mereka masing-masing.
Hanna, Davine, dan Siska tampak terdiam satu sama lain, kini mereka semakin yakin dengan apa maksud di balik semua tragedi pembunuhan yang terjadi di kota itu. Itu bukanlah ulah psikopat biasa seperti halnya kasus pembunuhan berantai yang kerap terjadi, jelas ada tujuan lain di balik semua itu.