"Begitulah kenyataanya. Kami bukannya mendukung atas tragedi genosida yang telah dilakukan oleh pihak Pemerintah saat itu, namun kami dipaksa untuk bungkam!" jelas lelaki paruh baya itu.
Setidaknya begitulah penjelasan dari lelaki itu mengapa ia dapat mengetahui bagaimana tragedi kelam yang terjadi di kota itu dengan cukup mendetail, tentu sang ayah juga mengatakan jika sebagian informasi yang ia ceritakan saat itu juga adalah hasil dari cerita dari mulut ke mulut para warga ketika mereka diungsikan ke suatu tempat ketika tragedi genosida itu terjadi.
"Siska, apa kau tidak ingat, kita pernah tinggal untuk beberapa waktu di markas kepolisian guna mengamankan diri dulu?" ungkit sang ayah.
Siska yang mendengar hal itu segera mengerutkan keningnya, apa benar hal seperti itu pernah mereka lakukan, pikirnya.
"Astaga, ayah lupa. Dulu ayah mengatakan kepadamu jika saat itu kita sedang mengikuti acara kamp bersama!" ujar sang ayah sembari menepuk jidatnya.