Hanna meletakan sebuket lily putih pada peti mati sang ibu, ia masih berusaha menahan segala sesal yang berkecamuk dalam dirinya, hingga sang ibu yang awalnya terbaring dengan sebuah senyuman indah yang tercetak di wajahnya itu tiba-tiba membuka matanya, kini senyum yang awalnya tampak indah itu berganti menjadi seringai yang sangat menyeramkan.
Hanna terbangun dengan tubuh yang hampir dipenuhi peluh yang membasahi baju tidurnya. Entah mengapa belakangan ini mimpi itu kerap kali datang dalam tiap tidurnya.
Hanna yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya itu hanya duduk mematung di ujung sisi tempat tidurnya. Ia masih terus meratapi penyesalan yang entah mengapa seolah kembali hadir di dalam dirinya itu.