Siska mendengus kesal, sudah beberapa hari ini ia selalu mendapat pesan-pesan dari seseorang yang tak dikenalnya.
Pesan itu sangat random, beberapa seolah merintih padanya, beberapa lainya bertuliskan sajak demi sajak dengan majas metafora yang terkadang terasa sangat disturbing. Siska sudah mencoba mengabaikan pesan-pesan itu, namun tampaknya sang pengirim pesan misterius itu sangat kekeh dengan apa yang dilakukannya, tentu saja hal itu semakin hari semakin membuat Siska terganggu.
Siska tak dapat mengartikan makna dari puisi-puisi itu dengan benar, kosa kata yang digunakan terkesan aneh dan mengerikan, tak jarang tanpa sadar bulu kuduknya berdiri seketika saat membaca puisi-puisi yang dikirimkan oleh orang misterius itu padanya.