Bella menyapu sedikit air mata yang mengalir di pipi Hanna, ia tak menduga jika masa lalu sang kekasihnya itu terbilang cukup pahit. Tentu sangat berat rasanya jika harus mengalami hal seperti itu di masa yang bisa dikatakan masih sangat labil seperti itu, namun Bella tahu jika Hanna adalah lelaki yang hebat, terbukti dari bagaimana sikap dan kepribadian yang saat ini telah terbentuk di dalam diri lelaki itu.
Hanna menetap jauh, ada sebuah penyesalan yang masih tertanam di dirinya, selama ini ia selalu mengutuk dirinya sendiri karena tidak pernah bisa terus berada di sisi mendiang ibunya itu ketika masa sulit yang wanita itu hadapi sendiri. Mengingat hal itu saja sudah cukup membuat hatinya serasa hancur seketika.