Davine yang emosinya telah berada di puncaknya saat itu segera membuka pisau lipat miliknya, ia benar-benar ingin segera menghabisi pria bajingan yang kini terkapar tak sadarkan diri di tepat di depan matanya itu. Ia tak dapat memaafkan apa yang telah pria paruh baya dan ayah dari Annie itu lakukan pada sahabatnya. Ia benar-benar tak dapat menahan dirinya lagi. Bajingan seperti mereka memang pantas untuk mati, pikirnya.
Davine menggenggam erat pisau lipatnya, sedang ia masih berusaha untuk mengendalikan dirinya saat itu, namun rasa kesal dan amarahnya kian tak terbendung. Davine segera menghunjamkan pisau lipatnya itu ke arah sang pria paruh baya itu.
Sraaakkkss ...
Di saat terakhir untungnya Davine bisa kembali mengontrol dirinya. Pisau lipat itu menancap pada jok mobil yang menjadi sandaran pria paruh baya itu, tepat hanya beberapa centimeter dari wajah pria tersebut.