Davine terjatuh untuk yang ke sekian kalinya, namun kali ini ia tidak bangkit lagi. Lelaki itu menelentangkan tubuhnya, sedang pandangannya menerawang jauh menembus celah-celah dedaunan yang seolah menjadi atap bagi hutan itu.
Davine meremas kasar dadanya. Entah mengapa terasa sakit di sana. Ia mulai menetaskan air mata, lelaki itu tak sekuat kelihatannya.
******
Saat itu Davine dan seluruh anggota keluarga kecilnya tengah berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu yang sangat penting. Mengingat bisnis keluarga mereka yang bisa dibilang cukup berkembang dengan sangat pesat, saat itu Edward berencana untuk melebarkan sayap guna meraih keuntungan yang lebih. Melihat progres baik dari bisnis yang ia tekuni saat itu, kini lelaki itu bermaksud untuk membuat cabang perusahaan yang ia kelola pada suatu kota yang menurutnya cukup kompeten.