Chereads / The world Of Married / Chapter 7 - 7. MELEBIHI KAIBANGSAT

Chapter 7 - 7. MELEBIHI KAIBANGSAT

Luna mempersiapkan diri nya untuk berangkat kerja setelah semuanya siap Luna mengambil kunci mobil dan berjalan ke luar dari apartement .

Ketika membuka pintu yang ia lihat adalah sesosok lelaki yang disetiap perlakuan nya membuat Luna tersipu .

"Bapak ngapain disini?" Tanya Luna.

"Jemput Kamu" ujar nya tersenyum

"Saya bawa mobil sendiri Pak"

"Tapi Saya mau kamu berangkat sama Saya" dan Bian menarik tangan Luna lalu membawanya ke parkiran .

Di mobil kedua nya sama - sama diam tapi tangan keduanya tetap bertautan .

"Kalau sampai karyawan Bapak tau gimana? Saya kerja belum ada sebulan Pak" ujar Luna dan memperhatikan Bian dari arah samping .

"Tenang aja nggak bakal ada yang berani gangguin kamu"

Luna mengalah dan sepanjang perjalanan keduanya terdiam hanya sesekali memberikan senyuman dan Bian yang mengecup lengan Kian .

"Nanti mau makan siang apa?" Tanya Bian yang sudah sampai di parkiran tapi belum keluar dari mobil .

"Apa aja"

"Ya udah nanti Saya tunggu di parkiran"

Luna baru saja akan membuka pintu tapi tangan nya ditarik oleh Bian dan Bian perlahan mengecup pelan dahi Luna turun kehidung dan berakhir di bibir Luna.

Melumat nya pelan tanpa tergesa - gesa lalu melepaskan , Luna membuka mata dan tertawa pelan lalu membuka tasnya dan mengambil selembar tisu.

"Bibir Bapak penuh sama lipstik Saya" dengan pelan Luna menghapus lipstik yang mengenai bibir Bian.

Bian hanya memperhatikan nya dan tersenyum .

****

Perusahaan kali ini sangat sibuk , Wijaya art memiliki proyek cukup besar yaitu pembangunan Apartement Baru di daerah Bogor yang jarak nya cukup jauh . Mulai dari desain kontruksi hingga alat dan bahan di tentukan semua oleh Bian dan jajarannya .

Jika Bian sibuk Luna pun sibuk hingga keduanya melupakan janji makan siang bersama, sudah pukul 2 siang pun Bian belum keluar dari ruangan nya . Dengan langkah pelan Luna masuk dan Bian tidak melihatnya dia sedang fokus bekerja hingga tida menyadari Luna sudah di depan pria itu .

"Pak" ujar Luna pelan.

"Hey" jawab Bian

Lalu teringat janji nya yang akan pergi makan siang bersama .

"Ohh God, Saya lupa" ujar Bian dan menyugarkan rambutnya kebelakang yang semakin membuat ketampanan Bian terpampang jelas.

Luna mendekat dan duduk di pangkuan Bian lalu merapihkan rambut pria nya itu .

"Mau makan siang sekarang?" Tanya Bian yang sedang memeluk Luna erat .

"Kerjaan Bapak masih banyak"

Bian menghela nafas dan menyembunyikan wajahnya di sela - sela leher Luna .

Bian lalu melihat jam nya dan mengusap pelan pinggang Luna.

"Jam 3 kita makan di luar , Saya mau selesain ini dulu"

"Oke"

"Gimme your kiss" ujar Bian dan Luna mencium nya pelan melumat dan memangutnya pun pelan lalu melepaskan setelah memberikan dua kecupan terakhir.

Luna bangun dan berbalik tapi mata nya melotot saat melihat seonggok lelaki riweuh julid dan tidak bisa diam sedang menatap nya tanpa berkedip.

Luna menahan malu karena aksi ciuman dengan Bian terlihat oleh orang lain.

"Kang" ujar Heri mendekat dan Bian malas jika harus mendengar ocehan Heri .

"Apa?"

"Lo ada kemajuan sama si Teteh?"

"Ya gitulah"

"Lo cinta sama dia?" Tanya Heri

"Gue belum ngerasain apa - apa selain ketertarikan sexual"

"Parah Lo"

"Gue nggak bisa bohong, Lo tau kan Abi kayak apa dia pasti bakal maksa - maksa Gue nikahin cewe yang udah Gue masukin tapi karena Luna susah di ajak langsung nikah jadi kita pacaran dulu"

"Kayaknya Lo lebih bangsat dari Bang Kai deh"

"Gue bingung Heriandra, Gue tertarik sama dia tapi kalau tahap cinta masih belum"

Heri meninggalkan Bian sendiri, sungguh untuk tahap mencintai seseorang belum Bian rasakan ia hanya tertarik dari sikap Luna yang baik dan apa adanya tapi jika masalah cinta ia belum bisa menjawab Iya karena hatinya belum merasakan apapun .

******

Luna dan Bian berakhir makan di restoran siap saji dan memesan makanan kesukaan mereka .

Luna semakin menyukai Bian karena perilaku lelaki itu begitu manis dan tidak terkira . Tadi saja ia ingin duduk karena mengunakan Rok span Bian melepaskan jas nya dan menyampirkan nya di paha Luna yang terbuka lalu pria itu tidak malu mengecup pelan bibirnya di depan umum .

Pria seperti itu apa bisa Luna tolak?, apakah aneh jika dirinya begitu cepat jatuh cinta kepada Bian ? .

Perlakuan manis dan penuh kasih dari Bian membuat Luna begitu cepat menyadari jika dia jatuh cinta kepada Bian , merasa di istimewakan oleh pria itu .

*****

Semakin hari tidak terasa hubungan sudah satu bulan dan Bian tidak sadar jika dirinya sudah begitu terobsesi oleh Luna dan juga semakin hari keduanya semakin dekat dan semakin berbagi cerita .

Luna sudah sering menginap di apartement Bian dan Bian pun tidak jarang menginap di apartement wanita nya .

Luna melepaskan pelukan Bian dan mengenakan kembali celana dalam dan Bra nya lalu berjalan kedapur untuk mengambil minum, menyiapkan sedikit sarapan sederhana .

Pekerjaan nya terhenti karena pelukan Bian dari belakang lelaki itu sudah mengenakan celana panjang nya dan bertelanjang dada.

Menarik Luna lalu mendudukan nya di meja dapur lalu mengecup pelan .

"Kamu ninggalin aku"

Keduanya sudah sepakat untuk menggunakan bahasa lebih santay dan Luna menyetujuinya.

"Make breakfast for you" ujar Luna dan mengecup pelan bibir Bian .

"I want you" ujar Bian dan melumat bibir tipis Luna lalu membawa Luna ke kamar mandi.

Setelah menyelesaikan pergulatan panas keduanya, Luna dan Bian sarapan dengan tenang walaupun sesekali Bian melontarkan candaan dan Luna tertawa tidak ada henti nya .

Mereka berangkat kerja bersama dan jika di kantor mereka berdua masih aman belum ada yang mengetahui nya.

Kadang dengan usil Bian akan memarahi Luna di depan karyawan yang lain lalu menyuruh Luna ke ruangan nya dan berakhir dengan sex kilat atau sekedar ciuman seperti sekarang .

"I love you" ujar Luna dan mengecup pelan bibir Bian

"I know" ujar Bian.

Luna tidak pernah mengeluh ketika Bian tidak membalas ucapan cintanya. Luna pikir Bian terlalu kaku untuk mengucapkan kata cinta dan Luna pikir Bian adalah tipelelaki yang mengutamakan tindakan dari pada ucapan.

Tapi nyatanya Luna tidak mengetahui jika Bian sendiri bingung apa itu cinta. Yang Bian rasakan adalah rasa ingin memiliki begitu kuat dan Bian anggap itu cukup tanpa ada rasa cinta di dalam nya .

"Besok ada acara keluarga, aku mau kenalin kamu ke keluarga aku"

"Whats" Luna menarik diri dari pelukan koala nya .

"Cuman makan - makan aja nggak ada acara formal sama sekali"

"Ohh, oke"