Chereads / The world Of Married / Chapter 3 - 3. CALON TETEH IPAR

Chapter 3 - 3. CALON TETEH IPAR

Luna Nasution gadis berumur 28 itu seperti orang linglung bingung entah harus kemana ia baru pertama kali masuk klub dan mencari teman nya .

Teman nya itu mengadakan ulang tahun di klub dan mau tak mau Luna harus datang.

Ia mengenakan dress simple sebisa mungkin tidak mengundang lawan jenis nya .

Saat acara perayaan itupun Luna hanya diam dan tanpa sadar sudah menghabis kan 3 gelas Alkohol , ia tidak sadar jika dirinya sangat amat tidak bisa meminum alkohol . Merasa kepalanya pening ia mulai pergi dari perayaan ulang tahun teman nya . Ia berjalan tak tahu arah . Saat tiba di lantai atas entah apa yang harus ia lakukan tubuh nya panas dan linglung mata nya menarik perhatian seorang lelaki yang seperti tidak asing.

Hingga pagi hari Luna tidak sadar apa yang telah ia lakukan .

Bangun tidur dengan keadaan telanjang dan dipelukan lelaki asing sungguh ironis.

Luna ingin menangis dan berteriak tapi tidak bisa karena ia yang lebih dulu memulai .

Tiba - tiba pikiran aneh mulai menyerang nya.

Bagaimana jika ia dimintai tanggung jawab atau lebih parah nya ia diperas. Luna menggeleng keras dan segera bangun lalu mengenakan dress nya lagi .

Tak lupa ia keluarkan uang 3 lembar dan notes disana. Setidak nya lelaki ini bisa tutup mulut dan tidak tiba - tiba hadir di depan matanya dan minta bayaran .

Untung saja ia tinggal terpisah dari orang tua nya jadi cukup aman sampai saat ini.

Luna mengendarai mobil nya dan pulang dari klub tersebut.

********

Drrttttt

Bian sedang menjalankan mobil nya baru saja ia keluar dari klub melihat ada pesan ia pun membuka nya .

Mata nya melotot hampir keluar .

Heri : Breaking news bapak Bryan Wijaya memasuki kamar dengan seorang wanita .

(Foto)

Papa : ..

Aki: 2

BangKai: 3

Eros: Nggak kreatip

Bunda : Cucu embuls otw

Ayah : Bun, kamu anak nya nakal malah gitu .

Bunda : Ayah mau belaain dia? Ayah lupa dia udah tua udah 32 tahun Yah. Aku butuh cucu .

Ayah : Tapi harusnya nikah dulu.

Bunda : kelamaan.

Lusi : Kok Kang Bian di bolehin masuk klub kenapa aku nggak boleh?

Heri mengeluarkan Lusi dari Grup 

Ayah : kalau sampe anak gadis Ayah badung kayak kamu sama kang Bian Ayah mutilasi

Bunda :  Heri kamu mau disunat lagi?

Heri : Heri lupa yah ga ngeluarin Lusi tadi.

Habis sudah jika ia pulang kerumah pasti akan kena ceramah dari Abi dan  Umi nya ditambah Nini nya juga Lalu adik kecil nya yang merengek mengatakan pilih kasih.

Bian memutarkan stir nya dan memilih untuk pulang ke apartement pribadi milik nya .

Drtttt panggilan masuk dan ia lihat nama Abi disana. Bian menghela nafas dan mau tak mau mengangkat nya .

"Assalamualaikum Kang" ujar nya lemah lembut .

"Waalaikumsalah Bi" jawab Bian .

"Kamu kenapa gitu sih Kang?, kamu lupa punya adik cewe? kalau sampe Lusi jadi cewe yang kamu tidurin gitu aja gimana?"

"Iya Bi, nggak lagi"

"Ya udah jangan dulu pulang kerumah Umi, Nini kamu udah siap digerbang depan bawa gunting kebun."

"Yah Abi , titid aku abis dong"

"Makanya suruh siapa asal nyemplung"

"Iyah Bi iya nggak lagi"

"Ya udah, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Untung saja ia tak jadi pulang kerumah, kadang kedua wanita tercinta nya itu benar - benar sangat mengerikan jika berhubungan dengan kenakalan anak/cucu nya.

......

Keesokan paginya Bian melakukan aktivitas seperti biasa , dan sepertinya Bunda nya itu tidak lagi merecoki masalah cucu . Mungkin Bunda pikir Cucu nya sudah otw padahal ia sendiri tidak tau identitas wanita yang ia masuki.

"The real bastard" ujar nya pelan dan memijit dahi nya.

Tok tok tok

"Masuk"

Setelah mengatakan itu da seseorang yang datang dan ia adalah kepala HRD .

"Pak semuanya sudah siap besok karyawan permintaan Bapak sudah bisa masuk kerja"

"Baiklah"

Lalu kepala HRD ijin undur diri dan meninggalkan Bian yang masih termenung .

Dilain situasi ada Luna yang kegirangan mendapat sesuatu hal yang ia inginkan.

Keluarganya memang kaya tapi sekedar berkecukupan apartement nya pun sederhana dan jerih payah sendiri . Karena ia anak tunggal jadi kadang kedua orang tuanya meminta agar Luna tinggal bersama lagi tapi Luna menegaskan ia ingin mandiri dan menjadi wanita karir .

Terakhir ia di pecat dari posisi nya sebagai sekertaris di salah satu perusahaan besar . Padahal jelas - jelas atasanya yang salah karena kurang ajar tapi dia yang dipecat .

Luna pikir ia harus membeli baju baru ia pun keluar dari apartement dan menuju departement store terdekat .

Ia sekarang sudah sampai di Wijaya Departement store mulai mencari setelan kantor sepatu dan tas.

Pada saat Luna sibuk memilih matanya tiba - tiba menangkap wajah lelaki yang ia kenal.

Luna memiringkan kepala nya dan benar lelaki itu . Luna melotot dan langsung menutup wajah dengan tas nya, sedikit mngintip lelaki tadi terlihat bersama seorang perempuan cantik .

"Apa dia pacar nya?" Tanya dalam hati lalu mundur perlahan saat lelaki itu bersama perempuan mendekat . Luna bersembunyi di salah satu tembok .

Luna bisa melihat jika perempuan tadi diberikan Blackcard dan si lelaki pergi sambil menghubungi entah siapa.

Luna perlahan mendekat dan mencoba bertanya. Jiwa julid bin kepo nya muncul .

"Mba tadi siapa nya yah?, kok kayak manis banget" ujarnya basa basi

"Ohh Kang Bian, dia itu lelaki paling sempurna, baik , sholeh , tanggung jawab lelaki yang paling penting di hidup aku mba"

"Cih apa tadi katanya baik ? Sholeh???? Kalo sholeh dia ga bakal nananini gue waktu itu. Sholeh mata lu peyang"

"Wah calon suami yang baik yah. Umur dia sama kamu beda berapa?"

Luna dapat melihat gadis didepan nya menghitung menggunakan jari  

"9 tahun mba"

Luna mencoba merespon dengan biasa walaupun di hati nya ingin berteriak kaget.

"Dia emang umur berapa mba?"

"Kang Bian umur nya udah 32 aku 23"

"Jadi dirinya nananini sama cowo yang udah bangkotan" 

"Eh itu Kang Bian, sini Mba aku kenalin"

"HAH?" Luna spontan menutup muka nya dengan tas lalu berlari.

Sayang nya karena terhalangi tas ia malah menabrak dada bidang seorang lelaki.

Lelaki itu Kang Bian yang tadi di panggil oleh gadis itu.

"Mati Gue"

Kedua mata kita saling bertatapan tangan Bian mencengkram keras tangan nya .

Luna memberontak tapi pinggang nya malah di tarik dan Bian angkat Luna hingga gadis itu terdiam .

Plakk

Luna menampar Bian dan melarikan diri.

Bian memegang pelan pipi nya yang kena tamparan .

"Kang tadi siapa?" Tanya adik nya Lusi yang sedari tadi berbicara dengan Luna.

"Calon teteh kamu" .