"Pokoknya lo tenang aja, Ann. Gue
sama Tata duduk di belakang lo." Rania
menutup tirai biru di jendela bus samping
kirinya, menghalau sinar matahari
menyilaukan mata.
"Bener." Tata menyahut. "Kita bakal
awasi terus tuh cowok biar nggak
macem-macem ke lo."
Kedua sudut bibir Ann tertarik
mendengar itu. Tak bisa dipungkiri,
ia sangat beruntung memiliki sahabat
yang sangat peduli padanya seperti
Rania dan Tata. Dua orang itu bahkan
masih berdiri sekarang, hanya demi
bisa memastikannya tidak sedih lagi.
"Makasih, ya. Kalian emang sahabat
terbaik gue," ucapnya.
Namun dengan segera, senyum itu
pudar ketika sepasang netra hazel Ann
mendapati para siswa kini telah selesai
dengan pekerjaan mereka dan satu per
satu masuk ke dalam bus. Ia meneguk
salivanya dengan susah payah begitu
mendapati Marko berjalan menghampiri
kursinya.
Tamat sudah riwayatnya setelah ini.
Ann bergegas duduk di ujung, samping
jendela. Berharap semoga saja Marko
tidak melihatnya, tapi sepertinya